CURRENCY
|
RANGE
|
TREND
|
RESISTANCE
|
SUPPORT
|
BUY
|
SELL
|
OBJ
|
CUT
|
EUR/USD
|
1.2900-0.3080
|
Up
|
1.3080
|
1.2900
|
1.2960
|
|
1.3080
|
1.2900
|
1.3020
|
1.2840
|
|||||||
USD/JPY
|
81.60-83.10
|
Up
|
83.10
|
81.60
|
82.10
|
|
83.10
|
81.60
|
82.60
|
81.10
|
|||||||
GBP/USD
|
1.5960-1.6020
|
Up
|
1.6140
|
1.5960
|
1.6020
|
|
1.6140
|
1.5960
|
1.6080
|
1.5900
|
|||||||
USD/CHF
|
0.9180-0.9360
|
Down
|
0.9420
|
0.9240
|
|
0.9300
|
0.9180
|
0.9360
|
0.9360
|
0.9180
|
|||||||
AUD/USD
|
1.0370-1.0550
|
Up
|
1.0550
|
1.0370
|
1.0430
|
|
1.0550
|
1.0370
|
1.0490
|
1.0310
|
|||||||
NIKKEI
|
9340-9520
|
Up
|
9520
|
9340
|
9400
|
|
9520
|
9340
|
9460
|
9280
|
|||||||
HANGSENG
|
21840-22020
|
Up
|
22020
|
21840
|
21900
|
|
22020
|
21840
|
21960
|
21780
|
|||||||
KOSPI
|
249.40-251.20
|
Up
|
251.20
|
249.40
|
250.00
|
|
251.20
|
249.40
|
250.60
|
248.80
|
|||||||
GOLD
|
1737.00-1761.00
|
Up
|
1761.00
|
1737.00
|
1745.00
|
|
1761.00
|
1737.00
|
1753.00
|
1729.00
|
Senin, 26 November 2012
Technical Analysis, November 26th, 2012
Technical Rebound Emas Datang, Tinggal Menunggu Break High
Emas telah tembus diatas range horizontal jangka pendeknya yang
mengindikasikan potensi penguatan lebih lanjut. Bagiamnapaun resisten
1754 (high 17 Oktober ’12) sejauh ini masih belum mampu ditembus.
Support intraday tampak di area 1736 & 1729.
Level support krusial jangka panjang di area 1647 diperkirakan masih
akan bertahan di jangka menengah. Secara keseluruhan arah Emas masih
condong keatas semenjak rebound dari support 1523, selanjutnya tinggal
menunggu teknikal rebound berlanjut diatas resisten 1770 untuk menguji
Resisten jangka panjang di area 1791 dan 1803.
Greenback Kokoh Di Tengah Berlangsungnya Pertemuan Eurogroup
.
"Kegagalan dalam pembahasan anggaran Uni Eropa pekan lalu, pemilu akhir pekan di Spanyol
dan pembahasan tentang bantuan keuangan untuk Yunani yang tengah
berlangsung masih menjaga ketidakpastian di pasar," kata analis Credit Agricole.
Sedangkan terhadap Yen Jepang, Dollar AS harus memperlihatkan sedikit pelemahan pada awal pekan ini. Namun secara keseluruhan Greenback relatif masih lebih kuat, setelah mencatat penguatan 1,3% sepanjang pekan lalu dan 3,3% sejak awal bulan November.
Rilis minutes pertemuan Bank of Japan
tadi pagi memperlihatkan jika 2 anggota dewan kebijakan menyerukan
pelonggaran moneter yang lebih agresif dan mendesak bank sentral untuk
mempertahankan komitmen pelonggaran hingga target inflasi 1% tercapai.
Carney, Gubernur Baru BoE
Carney merupakan salah satu petinggi bank sentral terkemuka di dunia. Selain menjabat sebagai Gubernur BoC,
Carney juga memegang posisi sebagai pimpinan Dewan Stabilitas Keuangan
(FSB) yang ditugaskan untuk menjalankan peraturan yang telah disusun
oleh G-20. "Carney merupakan salah satu petinggi bank sentral yang
cemerlang," tutur Osborne yang juga utarakan bahwa Carney akan menjabat
sebagai gubernur BoE selama lima tahun.
Sementara itu, sterling kurangi pelemahan sedangkan Dollar Kanada
melemah setelah berita ini dirilis. GBP/USD kini diperdagangkan 1.6026,
coba menjauhi level rendah harian 1.5996. USD/CAD kini diperdagangkan
0.9950, menjauhi level rendah harian 0.9916
Wall Street Pekan Ini: Performa Ekonomi Harus Terjaga
Keyakinan pelaku pasar tehadap penuntasan isu fiscal cliff mampu melambungkan harga saham.
Padahal pasca pemilihan presiden lalu, bursa Amerika diterjang
pesimisme dahsyat karena ketidakyakinan terhadap kemampuan Barack Obama
memenangkan hati kongres. Pekan lalu Dow Jones Industrial Average,
S&P 500 dan Nasdaq mencatat kenaikan di atas 3% setelah menguat
selama lima hari berturut-turut. Untuk kali pertama sesudah pemilu
digelar, Dow Jones mampu menembus psikologis 13.000.
Terdapat dua indikator makro yang layak
mendapat perhatian dalam lima hari ke depan. Yang pertama adalah Beige
Book atau dokumen yang berisi proyeksi ekonomi bank sentral terhadap
kondisi di 12 distrik (Rabu 28/11). Pada Beige Book bulan lalu, Beige
Book memperlihatkan ekspansi pada aktivitas ekonomi meski terbilang
moderat. Data Gross Domestic Product (GDP) yang muncul di hari Kamis
(29/11) akan memperlihatkan sejauh mana daya saing ekonomi Amerika
membaik di akhir tahun. Estimasi pertama yang dikeluarkan bulan Oktober
lalu, menunjukkan bahwa ekonomi tumbuh pada rata-rata 2%. Kenaikan
tersebut sedikit banyak dipengaruhi oleh penambahan belanja pertahanan,
membaiknya pasar perumahan dan daya beli konsumen yang mulai pulih.
Khusus untuk poin yang terakhir tadi,
gairah beli warga akan dikonfirmasi oleh rilis data belanja konsumen
yang juga keluar pekan ini. Data ini hampir pasti positif karena peritel
kini sedang diserbu oleh pelanggan yang bersiap menyambut musim
liburan. Namun demikian, masih harus dipastikan apakah gairah beli tahun
ini bisa lebih baik ketimbang akhir tahun 2011 lalu. Consumer spending
berkontribusi sebesar 70% terhadap perekonomian nasional melalui tiga
komponen yang termasuk di dalamnya, yaitu consumer confidence, personal
income dan spending numbers. Bulan lalu, consumer confidence mampu
memecahkan rekor tertinggi dalam empat tahun terakhir akibat apiknya
daya serap tenaga kerja.
Sektor perumahan juga mempunyai tiga laporan penting yang layak diamati pekan ini yaitu indeks
20-kota versi Case-Shiller, mortgage rates dan pending home sales.
Sementara dua data manafaktur yang siap meramaikan bursa saham adalah
laporan durable orders dan Indeks purchasing manager Chicago.
Emas Rebound Seiring Negosiasi Jurang Fiskal AS
Secara teknikal diperkirakan harga Emas masih tertahan di kisaran
1746 s.d 1755 dalam satu hingga dua hari kedepan sebelum akhirnya
terkerek naik diatas range saat ini. Importir Emas di India, mulai mengurangi pembelian cadangan Emas
untuk musim kawin India seiring melambungnya harga mendekati level
tertinggi nya terhadap rupee.
Kebanyakan analis mengekspektasikan kenaikan permintaan jelang musim
berlibur di akhir tahun, dengan konsumen utama masih datang dari India
dan China yang diperkirakan menyumbang sekitar setengah dari permintaan
Emas global.
Buffet Desak Kongres Naikan Pajak Orang Kaya
Dalam artikel itu, Buffet mengejek gagasan yang menyatakan bahwa para investor akan menarik kembali modalnya jika pajak dinaikkan. Buffet mengatakan dia tidak pernah melihat itu terjadi. Kepala konglomerat Berkshire Hathaway Inc. menegaskan kembail seruannya untuk yang berpenghasilan antara $ 1 juta sampai $10 juta akan terkena pajak minimal 30 persen, dan yang di atas $ 10 juta terkena kenaikan pajak sebesar 35 persen.
Kamis, 22 November 2012
Fundamental Analysis, Nov 22nd, 2012
Euro hits 6-1/2 month peak vs yen, edges up on US dollar
The euro climbed to a 6-1/2-month high on the yen and rebounded versus the dollar in choppy trading on Wednesday as comments by Germany's chancellor spurred optimism European leaders will reach an agreement on Greek funding.
Europe's common currency dropped earlier after Greece's international lenders failed to reach agreement on releasing emergency aid as they haggled over how to reduce the country's
debt to a sustainable level.
The euro later trimmed losses after German Chancellor Angela Merkel said she saw chances of a deal at a meeting of European finance ministers on Monday.
The yen, meanwhile, fell across the board on weak Japanese export data and expectations of further monetary easing from the Bank of Japan. It fell to a 6-1/2 month low against the euro and
a 7-1/2 month trough versus the dollar.
The euro hit a peak of 105.82 yen <EURJPY=>, its highest since early May. In afternoon New York activity it traded slightly below the peak at 105.72 yen, up 1 percent on the day.
Against the dollar, the euro <EUR=> was up slightly at $1.2825, off a session low of $1.2733.
U.S. markets are closed on Thursday due to the U.S. Thanksgiving holiday.
Wall St gains after Gaza truce in light holiday trade
U.S. stocks rose on Wednesday after a ceasefire was declared to end the flare-up in violence between Israel and the Palestinians, though the lack of a deal to release emergency aid for Greece limited the market's advance.
Investors also remained anxious about the mandatory tax increases and spending cuts that would go into effect in the new year if a deal is not reached to prevent it - known as the "fiscal cliff" - though policymakers are not expected to get back to negotiations until after Thursday's Thanksgiving holiday.
Trading volume was light ahead of the holiday on Thursday, when the U.S. stock market will be closed. With less than an hour left to trade until the closing bell, about 3.6 billion shares traded on the New York Stock Exchange, the Nasdaq and the NYSE MKT, compared with year-to-date daily average volume of 6.5 billion shares. On Friday, the U.S. stock market will close early at 1 p.m. (1800 GMT).
A truce between Israel and Hamas gave stocks some support around midday after Egypt announced a ceasefire will come into effect later in the day.
Positive comments from U.S. politicians that they will work to find common ground have helped the S&P 500 recoup some of that loss in recent sessions.
The Dow Jones industrial average <.DJI> gained 49.60 points, or 0.39 percent, to 12,838.11. The Standard & Poor's 500 Index <.SPX> added 2.64 points, or 0.19 percent, to 1,390.45. The Nasdaq Composite Index <.IXIC> rose 10.10 points, or 0.35 percent, to 2,926.78.
Gold flat as Greek aid stalling, MidEast truce eyed
Gold was little changed on Wednesday after trading in a narrow range, caught between recession worries in Europe and the United States and safe-haven bids over concerns about violence in the Middle East.
Bullion ended near the top of an $11 daily range as the failure of international lenders to reach a deal to release emergency aid for Greece for a second week.
While gold is sometimes viewed as a safe haven in times of financial chaos, most investors used the metal as a hedge against inflation and central-bank money printing. Therefore, the disagreement on a Greek financial bailout decreased the metal's inflation-hedge appeal.
The metal was under pressure from data that showed U.S. consumer sentiment inched up, but appeared to be stalling after several months of improvement. Uncertainty also grew over a combination of tax hikes and spending cuts that may come into effect early next year in the United States.
Spot gold <XAU=> inched up 0.1 percent to $1,728.94 an ounce by 2:03 p.m. EST (1903 GMT).
U.S. COMEX gold futures <GCZ2> settled up $4.60 at $1,728.20, with trading volume over 150,000 lots in line with its 30-day average, preliminary Reuters data showed.
Oil Gains on Economic Optimism, Declining Fuel Stockpiles
Oil advanced for the third time in four days as U.S. inventories fell unexpectedly last week and fewer Americans filed applications for unemployment benefits.
Prices increased as stockpiles of crude and oil products dropped and jobless claims decreased by 41,000. Oil pared gains after Israel and Hamas agreed to a cease-fire, reducing concern that supplies would be disrupted.
Crude oil for January delivery gained 58 cents, or 0.7 percent, to $87.33 a barrel at 1:34 p.m. on the New York Mercantile Exchange. The price reached $87.89 in earlier trading.
Brent for January settlement advanced 88 cents, or 0.8 percent, to $110.71 a barrel on the ICE Futures Europe exchange in London.
Oil inventories decreased for the first time in three weeks to 374.5 million barrels, the Energy Department said. The median estimate of 11 analysts surveyed by Bloomberg was a gain of 1 million.
Gasoline inventories fell 1.55 million barrels to 200.4 million. Distillate supplies, which include heating oil and diesel, dropped 2.68 million to 112.8 million, the lowest level in more than four years.
Nikkei set to rise, may test a six-month high
Japan's Nikkei share average is set to open firmer on Thursday and is within sight of a six-month high on expectations a sharply weaker yen will boost earnings for exporters.
The dollar rose as high as 82.55 yen <JPY=>, its strongest level since early April, on a pledge by the main opposition Liberal Democratic Party, tipped to take power in an election next month, to push for further central bank easing. A softer yen allows exporters to earn more when they repatriate overseas earnings, and boosts their competitiveness.
The Nikkei <.N225> climbed 0.9 percent to end at a two-month high of 9,222.52 on Wednesday, and the broader Topix <.TOPX> advanced 0.7 percent to 767.01.
Nikkei futures in Chicago <0#NIY:> closed at 9,325, up from the close in Osaka <JNIc1> of 9,220.
Market players said the Nikkei was likely to trade between 9,200 to 9,350 on Thursday. If the index breaches the 9,300-line, it will be the first time since May.
Market analysts said investor sentiment remains upbeat, but markets are closely watching talks by U.S policymakers on how to avoid the U.S. "fiscal cliff," which has raised fears about the direction of the world's largest economy.
Seoul shares seen up on easing Gaza tension, firm Wall Street
Seoul shares are likely to regain some ground on Thursday, after a truce was declared between Israel and Palestinians in the Gaza strip, helping push up U.S. stocks overnight.
"We expect the KOSPI to rise modestly as the Middle East risk has abated with a ceasefire between Israel and Hamas," IBK Securities wrote in a morning note to investors.
The Korea Composite Stock Price Index (KOSPI) <.KS11> fell 0.3 percent to 1,884.04 points on Wednesday, snapping a two-day rally.
Wall Street gains were modest with trading subdued ahead of the Thanksgiving holiday. [.N]
Hong Kong shares seen higher, China flash PMI eyed
Hong Kong shares could start higher on Thursday, with a preliminary survey of November manufacturing activity in China expected at around 0145 GMT that could offer more clues on the state of the world's second-largest economy.
The U.S. Thanksgiving holiday could keep turnover in Hong Kong muted, with price movements on the day magnified by low volume.
On Wednesday, the Hang Seng Index <.HSI> climbed 1.4 percent, its best daily showing since Sept 14. The China Enterprises Index <.HSCE> of the top Chinese listings in Hong Kong jumped 1.7 percent.
Elsewhere in Asia, Japan's Nikkei <.N225> was up 0.9 percent, while South Korea's KOSPI <.KS11> was up 0.8 percent at 0053 GMT.
Source : Reuters
Masih Muluskah Jalan Stimulus
Hal ini bisa dilihat pada stimulus yang
dilakukan oleh Bank of Japan baru-baru ini. Stimulus berupa penambahan
dana sebesar 11 triliun Yen sepertinya dianggap masih mengecewakan,
dimana target yang ditetapkan sebelumnya adalah dalam kisaran 10 triliun
– 65 triliun Yen, walau masih sedikit diatas level terendahnya, paling
tidak angka 50% dari kisaran tersebut seharusnya, sebagaimana diharapkan
pasar, terjadi.
Bahkan sempat dikabarkan bahwa BoJ
sepertinya mulai kehilangan independensi terhadap intervensi yang
dilakukan mata uangnya; bukannya melakukan intervensi terhadap Yen
(melakukan aksi jual Yen untuk memulihkan kondisi ekspor), justru
melakukan penambahan dana untuk pembelian aset yang ternyata dibawah
ekspektasi dan meluncurkan pinjaman dengan bunga yang rendah tanpa
adanya batasan jumlah kepada sektor perbankan.
Hal itu menimbulkan pertanyaan tentunya,
mengapa justru langkah yang kurang popular atau diluar kebiasaan justru
dilakukan. Ini pula yang menyebabkan pasar merasa kecewa dengan langkah
setengah hati yang dilakukan oleh Bank of Japan, dimana apabila diamati,
yang dilakukan oleh BoJ serupa dengan langkah yang diambil oleh bank
sentral AS, Federal Reserve Bank, yang alih-alih melonggarkan kebijakan,
tetapi justru melakukan pembelian aset (yang sepertinya dengan dana
yang terbatas).
Itu yang terjadi di Jepang. Sedangkan di
AS sendiri, badai Sandy yang memporak-porandakan Wall Street beserta
kota-kota besar disana seperti New York, New Jersey, Manhattan hingga
sepanjang pantai menuju New England masih menyisakan duka yang mendalam
dengan banyaknya korban berjatuhan dan potensi biaya yang harus
dikeluarkan untuk mengembalikan kondisi disana seperti semula yang
timbul dari masalah transportasi, infrastruktur dan perbankan.
Wall Street yang ditutup selama 2 hari
pun masih menyisakan bagaimana perdagangan di bursa AS sempat sedikit
tersendat, dihantui oleh adanya perbaikan yang mungkin akan menelan
biaya dan waktu yang cukup banyak.
Badai Sandy pun masih menyisakan
pertanyaan, apakah pemulihan perekonomian akan dapat berjalan dengan
mulus, melihat bahwa adanya serangan badai Sandy sempat mencuatkan
kemungkinan hambatan pemulihan dan mungkin akan berdampak terhadap rilis
data tingkat tenaga kerja di AS. Apakah mungkin akan diluncurkan
kembali stimulus.
Mungkin anggapan bahwa QE4 di AS tidaklah
berlebihan bila dampak dari badai Sandy terus mempersuram keadaan
pemulihan perekonomian disana. Kekhawatiran terhadap banjir di pusat
kota New York dan kekhawatiran akan potensi kerusakan di fasilitas
nuklir di AS sendiri bisa saja mencuatkan langkah-langkah pemulihan,
menjelang pemilihan presiden AS. Secara garis besar, dapat disimpulkan
bahwa stimulus-stimulus baru akan mulai bermunculan. Dan masih mampukah
stimulus (dari AS) akan terus berjalan dalam menghadapi rilis data
ekonomi sepanjang awal bulan baru? Hal ini masih harus diamati lebih
jauh tentunya.
BBH: Yunani Masih Memegang Resiko Substansial
Sementara di tempat lain, mereka melihat resiko perpecahan yang kian besar. "Banyak kalangan, termasuk Kami, memprediksi jika bailout untuk Spanyol hampir tak terelakkan. Namun kenyataannya Rajoy masih terus mengulur waktu. Selain itu, Pemilou catalonia
dalam beberapa pekan ke depan akan kian menyoroti kekuatan sentrifugal
yang terlihat di seluruh Eropa (Skotlandia, Catalonia, Venesia dan kasus
pengadilan Bavaria yang berupaya mengakhiri subsidi untuk daerah miskin
di Jerman)."
Dengan perekonomian kawasan yang masih akan berkontraksi, maka
satu-satunya harapan realistis yang tersisa adalah perlambatan ekonomi
yang moderat dan singkat.
Untuk As, ekonomi masih akan terus terancam oleh "Fiscazl cliff"
mengingat hasil pemilu kemarin belum mendatangkan perubahan secara
substansial. Pasar juga masih menantikan keputusan kebijakan selanjutnya
dari Federal reserve AS menjelang berakhirnya program Operation Twist dalam beberapa minggu mendatang.
Yield Obligasi Yunani Anjlok Ke Level Terendah
Penurunan yield obligasi Yunani terpicu setelah Jerman memberikan
sinyal di hari Rabu untuk menyetujui tambahan ekstra dana pinjaman ke
Yunani sebesar 10 milyar Euro dalam program buy back surat utang Yunani
sendiri dari para pemilih obligasi untuk mereduksi tumpukan hutangnya.
Terpantau sejauh ini Yield obligasi Yunani yang bergerak berlawanan
dengan harga surat utang Yunani dilaporkan turun ke level 16.05% pada
tenor 10-tahun.
Emas Sudah Mahal? Tunggu Hingga Mencapai $5,000: Schiff
Emas Stabil Ditengah Tingginya Permintaan Bank Sentral
Di sesi sebelumnya, harga Emas tertopang oleh berita bahwa berbagai
bank sentral dunia telah membeli Emas lebih banyak dibanding yang mereka
jual selama bulan Oktober mengindikasikan laju Permintaan
yang kuat dari pasar negara berkembang. Brazil melakukan pembelian
masif Emas dibulan lalu, sehingga cadangan emasnya mencapai level
tertinggi baru dalam 1 dekade terakhir. Selain itu permintaan Emas China
yang meningkat juga secara keseluruhan menopang harga Emas stabil di
teritori positif.
Terpantau sejauh in harga spot Emas menguat 0.11% di level $1,730.72,
setelah meraih titik tertinggi intraday di $1,732.39 dan level terendah
hariannya di $1,728.69.
Kamis, 08 November 2012
Technical Analysis, November 8th, 2012
CURRENCY
|
RANGE
|
TREND
|
RESISTANCE
|
SUPPORT
|
BUY
|
SELL
|
OBJ
|
CUT
|
EUR/USD
|
1.2660-1.2870
|
Down
|
1.2940
|
1.2730
|
|
1.2800
|
1.2660
|
1.2870
|
1.2870
|
1.2660
|
|||||||
USD/JPY
|
79.10-80.90
|
Up
|
80.90
|
79.10
|
79.70
|
|
80.90
|
79.10
|
80.30
|
78.50
|
|||||||
GBP/USD
|
1.5870-1.6080
|
Down
|
1.6150
|
1.5940
|
|
1.6010
|
1.5870
|
1.6080
|
1.6080
|
1.5870
|
|||||||
USD/CHF
|
0.9350-0.9560
|
Up
|
0.9560
|
0.9350
|
0.9420
|
|
0.9560
|
0.9350
|
0.9490
|
0.9280
|
|||||||
AUD/USD
|
1.0290-1.0500
|
Down
|
1.0570
|
1.0360
|
|
1.0430
|
1.0290
|
1.0500
|
1.0500
|
1.0290
|
|||||||
NIKKEI
|
8680-8890
|
Down
|
8960
|
8750
|
|
8820
|
8680
|
8890
|
8890
|
8680
|
|||||||
HANGSENG
|
21770-22130
|
Down
|
22250
|
21890
|
|
22010
|
21770
|
22130
|
22130
|
21770
|
|||||||
KOSPI
|
250.70-254.30
|
Down
|
255.50
|
251.90
|
|
253.10
|
250.70
|
254.30
|
254.30
|
250.70
|
|||||||
GOLD
|
1701.70-1726.40
|
Up
|
1726.40
|
1701.70
|
1709.90
|
|
1726.40
|
1701.70
|
1718.20
|
1963.40
|
Buffet Tetap Optimis Dengan Bursa AS
Lelang Obligasi Spanyol Berjalan Sukses
Komisi Eropa mengeluarkan proyeksi hari Rabu kemarin bahwa Spanyol,
Prancis dan Italia kemungkinan meleset dari target anggaran mereka tahun
depan, sehingga pasar obligasi zona Euro menjadi khawatir sekaligus
memicu spekulasi baru bahwa Spanyol semakin dekat untuk meminta bailout Zon Euro.
Lembaga Treasury Spanyol berhasil menjual 3 obligasi pemerintah
senilai $6.08 milyar diatas target dan dengan biaya pinjaman lebih
rendah untuk tenor 3 thaun dan juga 5 tahun dibanding lelang sebelumnya.
Lelang hari Kamis ini sekaligus membukukan jumlah obligasi Spanyol yang terjual secara keseluruhan menjadi 86 milyar Euro.
Masih Muluskah Jalan Stimulus?
Hal ini bisa dilihat pada stimulus yang
dilakukan oleh Bank of Japan baru-baru ini. Stimulus berupa penambahan
dana sebesar 11 triliun Yen sepertinya dianggap masih mengecewakan,
dimana target yang ditetapkan sebelumnya adalah dalam kisaran 10 triliun
– 65 triliun Yen, walau masih sedikit diatas level terendahnya, paling
tidak angka 50% dari kisaran tersebut seharusnya, sebagaimana diharapkan
pasar, terjadi.
Bahkan sempat dikabarkan bahwa BoJ
sepertinya mulai kehilangan independensi terhadap intervensi yang
dilakukan mata uangnya; bukannya melakukan intervensi terhadap Yen
(melakukan aksi jual Yen untuk memulihkan kondisi ekspor), justru
melakukan penambahan dana untuk pembelian aset yang ternyata dibawah
ekspektasi dan meluncurkan pinjaman dengan bunga yang rendah tanpa
adanya batasan jumlah kepada sektor perbankan.
Hal itu menimbulkan pertanyaan tentunya,
mengapa justru langkah yang kurang popular atau diluar kebiasaan justru
dilakukan. Ini pula yang menyebabkan pasar merasa kecewa dengan langkah
setengah hati yang dilakukan oleh Bank of Japan, dimana apabila diamati,
yang dilakukan oleh BoJ serupa dengan langkah yang diambil oleh bank
sentral AS, Federal Reserve Bank, yang alih-alih melonggarkan kebijakan,
tetapi justru melakukan pembelian aset (yang sepertinya dengan dana
yang terbatas).
Itu yang terjadi di Jepang. Sedangkan di
AS sendiri, badai Sandy yang memporak-porandakan Wall Street beserta
kota-kota besar disana seperti New York, New Jersey, Manhattan hingga
sepanjang pantai menuju New England masih menyisakan duka yang mendalam
dengan banyaknya korban berjatuhan dan potensi biaya yang harus
dikeluarkan untuk mengembalikan kondisi disana seperti semula yang
timbul dari masalah transportasi, infrastruktur dan perbankan.
Wall Street yang ditutup selama 2 hari
pun masih menyisakan bagaimana perdagangan di bursa AS sempat sedikit
tersendat, dihantui oleh adanya perbaikan yang mungkin akan menelan
biaya dan waktu yang cukup banyak.
Badai Sandy pun masih menyisakan
pertanyaan, apakah pemulihan perekonomian akan dapat berjalan dengan
mulus, melihat bahwa adanya serangan badai Sandy sempat mencuatkan
kemungkinan hambatan pemulihan dan mungkin akan berdampak terhadap rilis
data tingkat tenaga kerja di AS. Apakah mungkin akan diluncurkan
kembali stimulus.
Mungkin anggapan bahwa QE4 di AS tidaklah
berlebihan bila dampak dari badai Sandy terus mempersuram keadaan
pemulihan perekonomian disana. Kekhawatiran terhadap banjir di pusat
kota New York dan kekhawatiran akan potensi kerusakan di fasilitas
nuklir di AS sendiri bisa saja mencuatkan langkah-langkah pemulihan,
menjelang pemilihan presiden AS. Secara garis besar, dapat disimpulkan
bahwa stimulus-stimulus baru akan mulai bermunculan. Dan masih mampukah
stimulus (dari AS) akan terus berjalan dalam menghadapi rilis data
ekonomi sepanjang awal bulan baru? Hal ini masih harus diamati lebih
jauh tentunya.
Emas Terkonsolidasi Seiring Kecemasan Fiskal Topang Dollar AS
Kekhawatiran jurang fiskal senilai $600 milyar sebenarnya turut
menopang daya tarik aset safe haven Emas, namun faktor penguatan Dollar
di saat bersamaan juga membatasi penguatan Emas lebih lanjut.Terpantau sejauh ini harga spot Emas melemah tipis -0.11% di level
$1,715.60, setelah meraih titik tertinggi intraday di $1,721.12 dan
level tinggi hariannya di $1,713.75. Analisis teknikal mengindikasikan
bahwa bias intraday menjadi netral dengan perkiraan range trading masih
terbatas di kisaran $1,702 s.d $1,734.
Aksi beli pasar emas fisik di Asia melambat, karena harga telah
meroket lebih dari 2 persen sepanjang pekan ini. Oleh sebab itu para
investor enggan melakukan aksi beli di level harga yang cukup tinggi,
namun dilaporkan banyak terjadi pembelian ketika harga Emas jatuh
dibawah $1,700.
Langganan:
Postingan (Atom)