Kamis, 08 November 2012

Technical Analysis, November 8th, 2012

CURRENCY
RANGE
TREND
RESISTANCE
SUPPORT
BUY
SELL
OBJ
CUT
EUR/USD
1.2660-1.2870
Down
1.2940
1.2730

1.2800
1.2660
1.2870
1.2870
1.2660
USD/JPY
79.10-80.90
Up
80.90
79.10
79.70

80.90
79.10
80.30
78.50
GBP/USD
1.5870-1.6080
Down
1.6150
1.5940

1.6010
1.5870
1.6080
1.6080
1.5870
USD/CHF
0.9350-0.9560
Up
0.9560
0.9350
0.9420

0.9560
0.9350
0.9490
0.9280
AUD/USD
1.0290-1.0500
Down
1.0570
1.0360

1.0430
1.0290
1.0500
1.0500
1.0290
NIKKEI
8680-8890
Down
8960
8750

8820
8680
8890
8890
8680
HANGSENG
21770-22130
Down
22250
21890

22010
21770
22130
22130
21770
KOSPI
250.70-254.30
Down
255.50
251.90

253.10
250.70
254.30
254.30
250.70
GOLD
1701.70-1726.40
Up
1726.40
1701.70
1709.90

1726.40
1701.70
1718.20
1963.40

Buffet Tetap Optimis Dengan Bursa AS

Buffet Tetap Optimis Dengan Bursa ASInvestor terkemuka Warren Buffet utarakan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi dunia namun Buffet masih optimis kinerja ekonomi As akan lebih baik dari Eropa dan Asia. Dalam wawancara dengan CNBC, Buffet bahkan tidak khawatir dengan kejatuhan tajam Wall Street seperti  yang terjadi pada hari Selasa. Buffet bahkan tergiur untuk membeli lebih banyak saham seraya utarakan bahwa dia tengah dalam proses untuk mengakuisisi perusahaan besar.  Sebagai salah satu investor yang paling sukses dalam sejarah, pandangan Buffet atas ekonomi dan investasi cukup diperhatikan oleh investor. Buffet juga mengatakan bahwa perusahaannya, Berkshire Hataway, telah membeli lebih banyak saham Wells Fargo dalam seminggu terakhir. Berkshire memang memiliki saham perbankan dalam jumlah yang besar.

Lelang Obligasi Spanyol Berjalan Sukses

Lelang Obligasi Spanyol Berjalan SuksesSpanyol akhirnya berhasil melengkapi rencana pendanaan tahun ini dengan penjualan obligasi dan 3 tender lagi untuk kebutuhan awal tahun 2013 dengan kondisi ekonomi yang sulit mungkin akan semakin sulit menarik minat para investor.
Komisi Eropa mengeluarkan proyeksi hari Rabu kemarin bahwa Spanyol, Prancis dan Italia kemungkinan meleset dari target anggaran mereka tahun depan, sehingga pasar obligasi zona Euro menjadi khawatir sekaligus memicu spekulasi baru bahwa Spanyol semakin dekat untuk meminta bailout Zon Euro.
Lembaga Treasury Spanyol berhasil menjual 3 obligasi pemerintah senilai $6.08 milyar diatas target dan dengan biaya pinjaman lebih rendah untuk tenor 3 thaun dan juga 5 tahun dibanding lelang sebelumnya.
Lelang hari Kamis ini sekaligus membukukan jumlah obligasi Spanyol yang terjual secara keseluruhan menjadi 86 milyar Euro.

Masih Muluskah Jalan Stimulus?

Melihat banyaknya stimulus yang dilakukan oleh para bank sentral utama dunia, investor sepertinya masih harus memutar otak untuk memprediksi pergerakan harga untuk melihat dampak stimulus yang dilakukan. Terlebih saat stimulus yang diluncurkan bank sentral tersebut ternyata tidak sesuai dengan harapan atau ekspektasi pasar, terutama apabila terjadi hal-hal yang bersifat force majeur.

Hal ini bisa dilihat pada stimulus yang dilakukan oleh Bank of Japan baru-baru ini. Stimulus berupa penambahan dana sebesar 11 triliun Yen sepertinya dianggap masih mengecewakan, dimana target yang ditetapkan sebelumnya adalah dalam kisaran 10 triliun – 65 triliun Yen, walau masih sedikit diatas level terendahnya, paling tidak angka 50% dari kisaran tersebut seharusnya, sebagaimana diharapkan pasar, terjadi.

Bahkan sempat dikabarkan bahwa BoJ sepertinya mulai kehilangan independensi terhadap intervensi yang dilakukan mata uangnya; bukannya melakukan intervensi terhadap Yen (melakukan aksi jual Yen untuk memulihkan kondisi ekspor), justru melakukan penambahan dana untuk pembelian aset yang ternyata dibawah ekspektasi dan meluncurkan pinjaman dengan bunga yang rendah tanpa adanya batasan jumlah kepada sektor perbankan.

Hal itu menimbulkan pertanyaan tentunya, mengapa justru langkah yang kurang popular atau diluar kebiasaan justru dilakukan. Ini pula yang menyebabkan pasar merasa kecewa dengan langkah setengah hati yang dilakukan oleh Bank of Japan, dimana apabila diamati, yang dilakukan oleh BoJ serupa dengan langkah yang diambil oleh bank sentral AS, Federal Reserve Bank, yang alih-alih melonggarkan kebijakan, tetapi justru melakukan pembelian aset (yang sepertinya dengan dana yang terbatas).

Itu yang terjadi di Jepang. Sedangkan di AS sendiri, badai Sandy yang memporak-porandakan Wall Street beserta kota-kota besar disana seperti New York, New Jersey, Manhattan hingga sepanjang pantai menuju New England masih menyisakan duka yang mendalam dengan banyaknya korban berjatuhan dan potensi biaya yang harus dikeluarkan untuk mengembalikan kondisi disana seperti semula yang timbul dari masalah transportasi, infrastruktur dan perbankan.

Wall Street yang ditutup selama 2 hari pun masih menyisakan bagaimana perdagangan di bursa AS sempat sedikit tersendat, dihantui oleh adanya perbaikan yang mungkin akan menelan biaya dan waktu yang cukup banyak.

Badai Sandy pun masih menyisakan pertanyaan, apakah pemulihan perekonomian akan dapat berjalan dengan mulus, melihat bahwa adanya serangan badai Sandy sempat mencuatkan kemungkinan hambatan pemulihan dan mungkin akan berdampak terhadap rilis data tingkat tenaga kerja di AS. Apakah mungkin akan diluncurkan kembali stimulus.

Mungkin anggapan bahwa QE4 di AS tidaklah berlebihan bila dampak dari badai Sandy terus mempersuram keadaan pemulihan perekonomian disana. Kekhawatiran terhadap banjir di pusat kota New York dan kekhawatiran akan potensi kerusakan di fasilitas nuklir di AS sendiri bisa saja mencuatkan langkah-langkah pemulihan, menjelang pemilihan presiden AS. Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa stimulus-stimulus baru akan mulai bermunculan. Dan masih mampukah stimulus (dari AS) akan terus berjalan dalam menghadapi rilis data ekonomi sepanjang awal bulan baru? Hal ini masih harus diamati lebih jauh tentunya.

Emas Terkonsolidasi Seiring Kecemasan Fiskal Topang Dollar AS

Emas Terkonsolidasi Seiring Kecemasan Fiskal Topang Dollar ASEmas diperdagangkan tidak menentu dibawah level tertinggi 2,5 minggu yang diraih beberapa waktu lalu tidak lama setelah Presiden Barack Obama kembali terpilih. Indeks Dollar AS sendiri menguat ke level tertinggi 2-bulan sehingga membebani kinerja Emas secara keseluruhan.Setelah ketidakpastian politik di AS, fokus para investor telah bergeser pada Jurang Fiskal yang mengancam ekonomi AS kembali terdesak ke fase resesi.

Kekhawatiran jurang fiskal senilai $600 milyar sebenarnya turut menopang daya tarik aset safe haven Emas, namun faktor penguatan Dollar di saat bersamaan juga membatasi penguatan Emas lebih lanjut.Terpantau sejauh ini harga spot Emas melemah tipis -0.11% di level $1,715.60, setelah meraih titik tertinggi intraday di $1,721.12 dan level tinggi hariannya di $1,713.75. Analisis teknikal mengindikasikan bahwa bias intraday menjadi netral dengan perkiraan range trading masih terbatas di kisaran $1,702 s.d $1,734.

Aksi beli pasar emas fisik di Asia melambat, karena harga telah meroket lebih dari 2 persen sepanjang pekan ini. Oleh sebab itu para investor enggan melakukan aksi beli di level harga yang cukup tinggi, namun dilaporkan banyak terjadi pembelian ketika harga Emas jatuh dibawah $1,700.

Rabu, 31 Oktober 2012

Technical Analysis,October 31th, 2012

CURRENCY
RANGE
TREND
RESISTANCE
SUPPORT
BUY
SELL
OBJ
CUT
EUR/USD
1.2870-1.3050
Up
1.3050
1.2870
1.2930

1.3050
1.2870
1.2990
1.2810
USD/JPY
78.80-80.30
Down
80.80
79.30

79.80
78.80
80.30
80.30
78.80
GBP/USD
1.5990-1.6170
Up
1.6170
1.5990
1.6050

1.6170
1.5990
1.6110
1.5930
USD/CHF
0.9230-0.9410
Down
0.9470
0.9290

0.9350
0.9230
0.9410
0.9410
0.9230
AUD/USD
1.0280-1.0460
Up
1.0460
1.0280
1.0340

1.0460
1.0280
1.0400
1.0220
NIKKEI
8800-8980
Up
8980
8800
8860

8990
8800
8920
8740
HANGSENG
21390-21570
Up
21570
21390
21450

21570
21390
21510
21330
KOSPI
248.40-250.20
Up
250.20
248.40
249.00

250.20
248.40
249.60
247.80
GOLD
1697.00-1721.00
Down
1729.00
1705.00

1713.00
1697.00
1721.00
1721.00
1697.00

Yunani Tunggu Keputusan, Euro Kuat

Yunani Tunggu Keputusan, Euro KuatEUR/USD berada di bawah level tinggi tadi malam namun masih tetap kuat setelah Yunani diberitakan hampir mencapai persetujuan atas dikuranginya langkah penghematan yang dilakukan dua tahun mendatang guna mendorong nilai tukar valuta, menurut senior trader HiFX, Stuart Ive. Dengan minimnya data selama pasar Asia, fokus pasar saat ini pada konferensi call yang dilakukan oleh menteri keuangan Uni Eropa hari ini, jelasnya.
"Seluruh perhatian tertuju pada apapun hasil yang keluar bagi Yunani dan pasar sangat mengharapkan Yunani mendapat perpanjangan selama dua tahun." Sementara pasar AS akan kembali dibuka setelah ditutup selama dua hari akibat badai Sandy. Berita ini akan menjadi petunjuk bagi pergerakan EUR/USD selanjutnya. Euro di 1.2960 dengan level support di 1.2925 dan level resistance di 1.3000.

Wall Street Kembali Dibuka Hari Ini

Wall Street Kembali Dibuka Hari IniBursa saham AS diharapkan akan kembali dibuka hari ini (31/10) setelah selama dua hari ditutup demi alasan keamanan menyusul hantaman badai Sandy. Badai terburuk yang tercatat dalam sejarah AS dalam hampir 75 tahun. NYSE Euronext (NYX.N) mengatakan New York Stock Exchange akan kembali beroperasi seperti biasa meski kemungkinan perdagangan akan dialihkan ke perdagangan elektronik jika diperlukan. Nasdaq OMX's Nasdaq Stock Market juga akan beroperasi hari ini demikian juga dengan BATS dan Direct Edge Exchanges. "Kami sudah mendapat lampu hijau," menurut kepala operasional NYSE Euronext, Larry Leibowitz.
 
Seluruh operator lantai bursa AS telah ambil bagian pada uji coba yang dilakukan kemarin (30/10) dengan menggunakan sistem cadangan NYSE. Uji coba dilakukan dengan menggunakan sistem cadangan dikarenakan gangguan yang terjadi akibat badai. Sedikitnya 30 orang dilaporkan tewas dan ribuan orang lainnya mengungsi untuk menghindari badai yang menghantam pantai timur Amerika kemarin. Badai membuat sebagian besar aktifivitas bisnis dihentikan di Manhattan dan menimbulkan banjir besar di jaringan kereta bawah tanah yang diperkirakan masih akan ditutup selama beberapa hari.

Dijadwalkan bursa saham AS tetap dibuka hari Senin (29/10) namun banyaknya tekanan dari perusahaan yang mengkhawatirkan keselamatan para pegawainya membuat bursa akhirnya ditutup. Ini merupakan kali pertama dalam 27 tahun bursa saham ditutup karena cuaca buruk.Bank, pialang dan pihak lain kemarin telah merundingkan kemungkinan untuk melanjutkan perdagangan. Kerugian yang ditimbulkan akibat badai diperkirakan mencapai puluhan juta dolar dari hilangnya pendapatan bursa dan bank, jelas analis. Setelah selama dua hari ditutup di tengah musim earnings korporat dan berakhirnya tahun keuangan, perdagangan tampaknya akan berjalan volatile.

"Paling tidak kondisi ini akan terjadi di awal perdagangan akibat reaksi pasar yang berlebihan. Volume perdagangan pasar diprediksi akan melonjak paling tidak dalam satu jam pertama," jelas Art Hogan, direktur pelaksana Lazard Capital Markets di New York.NYSE, yang menangani sekitar seperempat dari volume transaksi pasar saham AS, telah melakukan uji coba perdagangan melalui platform elektronik, jelas Leibowitz. Dalam kondisi normal, NYSE menangani sekitar separuh dari volume transaksi lantai bursa Wall Street, dimana trader dan spesialis membeli dan menjual saham secara langsung.

Banyak perusahaan anggota NYSE termasuk 25 perusahaan top, yang membuat lebih dari 90% volume transaksi di bursa saham turut ambil bagian pada uji coba, jelas Leibowitz. "Hari ini diharapkan tidak menemui banyak kendala dan pasar diharapkan dalam kondisi yang baik," katanya. Hari Minggu (28/10) NYSE mengeluarkan pernyataan akan menutup lantai bursa dan mengalihkan perdagangan pada pasar elektronik. Hal ini akhirnya diurungkan setelah timbul banyaknya tekanan dari trader dan pihak terkait yang mengkhawatirkan keamanan para pegawai selama badai berlangsung. Uji coba transaksi elektronik sempat dilakukan pada 31 Maret namun tidak pernah digunakan lagi.

Uji coba dilakukan pagi hari dimana Nasdaq dan BATS, yang merupakan bursa ekuiti No. 3 di AS telah melakukan uji coba sendiri. Ada beberapa isu saat uji coba dilakukan, sebagian besar berhubungan dengan sulitnya para staff masuk Manhattan dikarenakan banjir dan masalah transportasi namun semua masalah dapat diatasi menjelang siang, jelas Chris Isaacson, COO BATS. "Mayoritas anggota bisa dihubungi hari ini," jelasnya. Uji coba juga dilakukan akan kemungkinan terjadinya volatilitas transaksi guna menghindari adanya transaksi tidak wajar dalam sekuritas, termasuk sekuritas yang ada di NYSE, tambahnya. "Perdagangan diharapkan akan kembali berjalan normal," jelas Isaacson.

Pasar obligasi ditutup hari Selasa. Grup perdagangan industri finansial, SIFMA mengatakan pihaknya telah merekomendasikan pasar akan kembali dibuka hari ini. September 2001 adalah kali terakhir lantai bursa ditutup. New York Stock Exchange dan Nasdaq ditutup pada hari Selasa 11 September menyusul serangan teroris yang menghancurkan World Trade Center. Bursa kembali dibuka enam hari kemudian pada hari Senin, 17 September.

"Belum pernah terjadi sebelumnya pasar ditutup selama tiga hari karena cuaca buruk dan ini merupakan kondisi yang luar biasa bagi pasar," jelas Mike Shea, dari Direct Access Partners LLC di New York. "Ini sangat berbeda dengan keadaan darurat saat serangan 11 September terjadi."Kenneth Polcari, trader yang telah lama berkecimpung di NYSE, mengatakan ia masih menunggu kapan bursa saham akam kembali berjalan normal dan dapat melakukan tansaksi buy dan sell langsung di lantai bursa. Leibowitz mengatakan tidak berniat untuk menutup perdagangan di lantai bursa NYSE. "Semua kembali pada penilaian masing-masing. Dengan menggunakan teknologi yang ada tidak berarti itu merupakan langkah terbaik."

Fed Kocherlakota Menilai Kebijakan Tidak Terlalu Ketat

Federal Reserve belum melakukan pengetatan yang terlalu kuat dalam memulihkan perekonomian, dikatakan Narayana Kocherlakota, gubernur dari Minneapolis Federal Reserve Bank. Dalam sebuah pidatonya di University of Minnesota di Duluh, Kocherlakota mengatakan bahwa ia sangat tidak setuju terhadap argument bahwa Fed masih keliru dalam melonggarkan kebijakan.
Dengan adanya perkiraan tingginya tingkat pengangguran dan rendahnya inflasi dalam beberapa tahun mendatang, kebijakan moneter, apabila ada, terlalu ketat, tidak terlalu longgar, dikatakannya. Feds telah menahan tingkat suku bunga mendekati nol (0) dalam nyaris 4 tahun dan membeli aset nyaris senilai $2.3 triliun.

Kocherlakota mengakui bahwa kebijakan saat ini belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi ia mengatakan itu harus dinilai sebagai respon yang tepat terhadap krisis keuangan, yang merupakan kejutan terbesar yang merupakan pukulan terbesar untuk perekonomian dalam 80 tahun. "Sebuah kejutan historis yang belum pernah terjadi sebelumnya harus mengarah pada respon kebijakan moneter historis yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya.

Selasa, 30 Oktober 2012

Apakah Emas Masih Layak Dijadikan Hedging Terhadap Jurang Fiskal AS?

Selama beribu ribu tahun Logam mulia atau emas telah menggerakkan hasrat manussia untuk memiliki dan menyimpannya, Diyakini bahwa warna emas berkorelasi positif dengan kesehatan dan kekayaan. Masih ingatkah anda saat pertama kali Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) yang berdiri dikawasan niaga jl. Thamrin meluncurkan produk komoditi emas di tahun 2002 ? Pada waktu perdagangan di hari pertama itu transaksi komoditi emas mencetak volume 320 lot, dengan harga pembukaan Rp 93.800 per gram dan penutupan Rp 94.550 per gram. Dibandingkan dengan komoditi CPO, olein dan kopi robusta yang diperdagangkan sejak BBJ beroperasi, 15 Desember 2000, perkembangan harga yang dicetak emas, memang luar biasa. Bayangkan saja, setelah lebih dari 8 tahun harga emas sekarang dengan kadar 24 karat kini mencapai Rp 536,000 per gram (troy ounce = 31,1035 gram). Dipasar internasional, emas merupakan komoditi klasik yang memiliki nilai historis besar. Dalam perekonomian dunia, komoditi ini telah menjelma menjadi kekuatan investasi setelah dolar AS. 

Perdagangan emas sangat berhubungan erat dengan korelasi inverse dollar, dimana pelemahan dollar menjadi pendorong tekanan untuk membeli, Selain itu Emas seringkali dilihat oleh para investor sebagai instrumen yang handal untuk hedging terhadap bahaya inflasi. Ketakutan imbas dari inflasi terkait kebijakan moneter yang sangat rendah di berbagai belahan dunia turut memicu kenaikan harga emas dari level $1660 di akhir Agustus lalu ke $1780 di awal Oktober.

Reli Emas di akhir Agustus tersebut terpicu oleh pidato Bernanke pada rapat Jackson Hole memberikan sinyalemen QE ronde ketiga. Serupa dengan QE1 dan QE2 yang memiliki efek positif pad Emas, dengan nilai nominal Emas meroket sekitar 40% paska QE1 dan 12% setelah QE2. Bila diperhatikan kenaikan Emas paska QE2 lebih kecil, disebabkan oleh jumlah maupun durasi pelaksanaan stimulus QE2 lebih rendah dibanding QE1.

Bagaimanapun Emas tidak selamanya menjadi barang yang efektif untuk melindungi nilai terhadap inflasi. Dari awal tahun 1980 hingga saat ini, harga nominal Emas sebenarnya pernah jatuh ketika rate inflasi AS masih positif. Tercatat dari tahun 1980 hingga tahun 2001 harga Emas jatuh dari $850 ke bawah $350, meskipun rate inflasi memrangkak ke teritori positif.Fakta ini membuktikan bahwa ada periode tertentu  dimana peran Emas sebagai alat hedging lebih cemerlang terhadap krisis atau kolapsnya pasar keuangan.

Saat ini Emas kemungkinan masih akan diminati oleh kebanyakan investor, dengan latar belakang QE3 yang dapat memacu ekspektasi inflasi, namun perlu diwaspadai juga bahwa fundamental Emas fisik sebenarnya masih cukup lemah. Tapi net efek keseluruhan Emas masih cenderung bullish mengingat adanya resiko jurang fiskal di jangka pendek yang dapat membawa perekonomian kembali ke fase resesi atau bahkan bahaya stagflasi, yaitu kondisi pertumbuhan ekonomi lemah namun disertai dengan kenaikan inflasi.

Nah, kecenderungan-kecenderungan itu, membuat pasar perdagangan berjangka emas di mancanegara menjadi menarik. Jika dibandingkan kita menyimpan emas dalam bentuk fisik yang akan memakan biaya ruang penyimpanan emas, belum lagi resikonya kalau dicuri oleh orang lain. Hal itu , bisa dipastikan akan merangsang para pelaku ditanah air untuk ikut bermain , memanfaatkan peluang yang terbentang dibursa berjangka. Keberadaan perdagangan berjangka emas, dapat dimanfaatkan oleh semua pihak – baik secara langsung maupun tidak langsung – yang aktivitas usahanya terkait dengan masalah currency risk exposure. Kendati tidak sepenuhnya sama, namun pola resiko yang tercermin dalam perilaku volatilitas harga emas terlihat paralel dengan perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Sehingga pada giliran, perdagangan kontrak berjangka emas dapat dijadikan sebagai kendaraan hedging, bagi pihak yang berminat mengalihkan currency risk yang dimilikinya.

Faktor-faktor inilah yang menyebabkan arus investasi pada Emas masih relative tinggi meskipun harga nominal Emas saat ini cukup tinggi, namun jika diperhatikan harga Emas yang disesuaikan dengan inflasi masih 12% dibawah titik terendah tahun 1980 ketika inflasi sentuh 15% YoY. Emas juga tergolong masih murah jika dinormalisasikan dengan angka GDP China per kapita.

Melihat kedepan, prospek harga Emas masih cukup berpeluang untuk naik lebih lanjut ke kisaran $1860 per troy ons di tahun 2013, dengan alasan utama kondisi AS yang terpaksa harus mencukupi sendiri kebutuhannya, sehingga The Fed meningkatkan money supply nya dengan cara tukar guling dengan aset-aset bermasalah dari US lenders (QE3). Meskipun cara ini bagus untuk pasar saham tapi solusi ini akan memancing inflasi berlebihan di dunia dan tidak hanya di AS. Selanjutnya tinggal kita tunggu action dari para pemangku kebijakan Eropa untuk dapat melaksanakan program stimulus OMT nya dengan mulus, dan juga teknikal rebound ekonomi China setelah melalui masa transisi kepemimpinan baru.

Isu Kunci Pasar Emas

  • Bailout Eropa dan Prosesnya yang panjang; QE3: Beberapa hal sudah berbeda pada bulan ini. Fleksibilitas program pembelian aset yang terbuka (QE3) dan intervensi verbal yang lebih tegas seharusnya dapat mengurangi namun tidak benar-benar menghilangkan reaksi panik jual market pada setiap data fundamental. Program OMT ECB pada fase ini telah mengurangi resiko substansial perpecahan zona Euro sehingga bisa menunda skenario keluarnya Yunani meski masih ada peluang pemilu ulang yang cukup dini di negara itu. Posisi fiskal Spanyol masih tetap genting, dan kerangka kerja OMT belum teruji dalam praktiknya. Maka dengan sebagian besar berita positif sudah terdiskon, justru reaksi pasar terhadap data ekonomi atau berita negatif lain yang benar-benar baru justru bisa lebih tajam pengaruhnya dan lebih dramatis.
  • Pertumbuhan AS & Negara Maju Yang Lemah: Problem ini justru merupakan isu yang paling mencemaskan, dan kami melihat program QE3 The Fed ataupun OMT dari ECB dapat menghapus skenario ini. Isu fiskal yakni tambahan penghematan anggaran di zona Euro serta bahaya jurang fiskal di AS memiliki potensi yang jauh lebih besar untuk memberikan malapetaka di pasar keuangan & menyebabkan arus hedging pada safe haven Emas berpeluang meningkat akibat depresiasi mata uang yang disebabkan oleh kejatuhan pertumbuhaan riil di bawah potensi rata-rata nya untuk jangka waktu yang lebih lama. Pada saat bersamaan, ekspansi neraca bank sentral dan perbedaan laju pertumbuhan di tiap negara maju akan menjadi pondasi kuat untuk perdagangan berdasarkan value relative.
  • Hard vs Soft Landing China: Hard landing merupakan kiasan perlambatan ekonomi yang tajam dibanding soft landing di China. Perlambatan pertumbuhan China pada 2013 akan berimbas pada komoditas dan aset- aset yang berkaitan dengan komoditas, di mana terdapat gejala yang kronis dalam beberapa bulan terakhir. Sebuah sudut pandang baru yang memiliki potensi untuk mempengaruhi hedging ke Emas adalah konflik politik China-Jepang. Ini bisa menjadi lebih rumit lagi menyusul perubahan rezim kepemimpinan China pada bulan November serta pemilu umum di Jepang dalam enam bulan ke depan.

Fed Akan Tetap Menjaga Kebijakan Moneter Longgar

Membaiknya indikator ekonomi AS dalam sebulan terakhir tentunya membuat sebagian investor meragukan seberapa lama Federal Reserve akan menjalankan kebijakan Quantitative Easing III. Walaupun Fed meluncurkan QE III yang tidak memiliki batas waktu namun program tersebut tidak dapat berlangsung selamanya. Bagaimanapun juga akan muncul suatu masa dimana bank sentral harus menarik stimulus moneternya.

Minutes pertemuan Fed di bulan September lalu menunjukan bank sentral akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan moneter longgar yang telah dijalankan sejak 2008. Bagaimanapun juga beberapa petinggi Fed cukup skeptis akan efek dari kebijakan QE III yang tidak terbatas dan sebagian petinggi Fed juga melihat kebijakan tersebut akan mempersulit penarikan stimulus jika waktunya telah tiba. Mayoritas petinggi Fed bahkan melihat perlunya batas nominal tingkat pengangguran dan inflasi sebagai patokan seberapa lama bank sentral akan menjaga suku bunga dekat level rendah nol persen.

Tiga indikator ekonomi utama AS isyaratkan berlanjutnya momentum pertumbuhan ekonomi AS dan ini tentunya membuat investor bertanya seberapa lama Fed dapat menjaga kebijakan moneter longgarnya. Tingkat pengangguran turun dari 8,1% ke 7,8% untuk bulan September; walaupun masih tinggi tapi ini perkembangan yang terbaik dalam tiga tahun terakhir. Indeks harga konsumen (CPI) tahunan meningkat 2% di bulan September; sesuai dengan target inflasi Fed 2%. GDP AS, yang akan dirilis Jumat 26 Oktober, diperkirakan tumbuh 1,9% untuk kuartal tiga 2012; lebih tinggi dari kuartal kedua 1,3%.

Komentar dari petinggi Fed –Charles Evans, John Williams, dan Narayana Kocherlakota- dapat memberikan petunjuk berapa batas nominal tingkat pengangguran dan inflasi yang akan menjadi patokan kapan Fed akan mulai menarik stimulus. Fed’s Evans inginkan tingkat pengangguran 7% dan inflasi 3% sedangkan Fed’s Kocherlakota lebih senang jika tingkat pengangguran di level 5,5% dengan inflasi 2,25%. Di lain pihak, Fed’s Williams berikan toleransi inflasi hingga 2,5% sebelum Fed menarik stimulus moneternya.
Dengan tingkat pengangguran dan inflasi yang masih berada di dalam toleransi petinggi Fed maka bank sentral tentunya akan tetap menjaga kebijakan moneter tetap longgar. Patut diperhatikan, Fed tidak mengantisipasi adanya ancaman resesi tapi lebih mencemaskan lambatnya penurunan tingkat pengangguran. Fed mungkin masih bisa mentoleransi kenaikan inflasi di atas target bank sentral selama ancaman inflasi masih terkendali.

Hanya tersisa dua pertemuan Fed hingga penutupan tahun 2012. Pertemuan Oktober, yang akan berakhir pada Kamis dini hari 25 Oktober, mungkin hanya akan mempertegas komitmen untuk tetap menjaga kebijakan moneter longgar. Namun, cukup realistis mengharapkan adanya perubahan bahasa terhadap komitmen “suku bunga rendah hingga pertengahan 2015“. Investor mungkin akan disuguhkan batas nominal tingkat pengangguran dan inflasi yang dapat menjadi patokan kapan Fed akan mulai menarik stimulus. Meski demikian, sulit mengharapkan penarikan stimulus dalam waktu dekat mengingat perekonomian AS masih harus menghadapi jurang fiskal yang dapat kembali memukul kinerja ekonomi terbesar di dunia tersebut. Ada serangkaian program pajak dan subsidi pemerintah yang akan berakhir di akhir tahun 2012 dan jumlahnya mencapai $600 miliar.  

Survei terakhir menunjukan Kongres dan Senat AS masih akan kesulitan menemukan formula yang tepat untuk mengatasi masalah fiskal terlepas siapa-pun yang akan memenangkan pemilu presiden di awal bulan November. Jurang fiskal AS tentunya dapat menjadi ancaman baru bagi keberlanjutan pemulihan AS dan ini tentunya bisa memaksa Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut pada pertemuan 11-12 Desember mendatang. Operation twist akan berakhir pada bulan Desember 2012 dan Fed mungkin dapat menambah program pembelian obligasi pemerintah dalam kebijakan QE III-nya pada pertemuan Desember mendatang.