Membaiknya indikator ekonomi AS dalam sebulan terakhir tentunya
membuat sebagian investor meragukan seberapa lama Federal Reserve akan
menjalankan kebijakan Quantitative Easing III. Walaupun Fed meluncurkan
QE III yang tidak memiliki batas waktu namun program tersebut tidak
dapat berlangsung selamanya. Bagaimanapun juga akan muncul suatu masa
dimana bank sentral harus menarik stimulus moneternya.
Minutes pertemuan Fed di bulan September lalu menunjukan bank sentral
akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan moneter
longgar yang telah dijalankan sejak 2008. Bagaimanapun juga beberapa
petinggi Fed cukup skeptis akan efek dari kebijakan QE III yang tidak
terbatas dan sebagian petinggi Fed juga melihat kebijakan tersebut akan
mempersulit penarikan stimulus jika waktunya telah tiba. Mayoritas
petinggi Fed bahkan melihat perlunya batas nominal tingkat pengangguran
dan inflasi sebagai patokan seberapa lama bank sentral akan menjaga suku
bunga dekat level rendah nol persen.
Tiga indikator ekonomi utama AS isyaratkan berlanjutnya momentum
pertumbuhan ekonomi AS dan ini tentunya membuat investor bertanya
seberapa lama Fed dapat menjaga kebijakan moneter longgarnya. Tingkat
pengangguran turun dari 8,1% ke 7,8% untuk bulan September; walaupun
masih tinggi tapi ini perkembangan yang terbaik dalam tiga tahun
terakhir. Indeks harga konsumen (CPI) tahunan meningkat 2% di bulan
September; sesuai dengan target inflasi Fed 2%. GDP AS, yang akan
dirilis Jumat 26 Oktober, diperkirakan tumbuh 1,9% untuk kuartal tiga
2012; lebih tinggi dari kuartal kedua 1,3%.
Komentar dari petinggi Fed –Charles Evans, John Williams, dan
Narayana Kocherlakota- dapat memberikan petunjuk berapa batas nominal
tingkat pengangguran dan inflasi yang akan menjadi patokan kapan Fed
akan mulai menarik stimulus. Fed’s Evans inginkan tingkat pengangguran
7% dan inflasi 3% sedangkan Fed’s Kocherlakota lebih senang jika tingkat
pengangguran di level 5,5% dengan inflasi 2,25%. Di lain pihak, Fed’s
Williams berikan toleransi inflasi hingga 2,5% sebelum Fed menarik
stimulus moneternya.
Dengan tingkat pengangguran dan inflasi yang masih berada di dalam
toleransi petinggi Fed maka bank sentral tentunya akan tetap menjaga
kebijakan moneter tetap longgar. Patut diperhatikan, Fed tidak
mengantisipasi adanya ancaman resesi tapi lebih mencemaskan lambatnya
penurunan tingkat pengangguran. Fed mungkin masih bisa mentoleransi
kenaikan inflasi di atas target bank sentral selama ancaman inflasi
masih terkendali.
Hanya tersisa dua pertemuan Fed hingga penutupan tahun 2012.
Pertemuan Oktober, yang akan berakhir pada Kamis dini hari 25 Oktober,
mungkin hanya akan mempertegas komitmen untuk tetap menjaga kebijakan
moneter longgar. Namun, cukup realistis mengharapkan adanya perubahan
bahasa terhadap komitmen “suku bunga rendah hingga pertengahan 2015“.
Investor mungkin akan disuguhkan batas nominal tingkat pengangguran dan
inflasi yang dapat menjadi patokan kapan Fed akan mulai menarik
stimulus. Meski demikian, sulit mengharapkan penarikan stimulus dalam waktu
dekat mengingat perekonomian AS masih harus menghadapi jurang fiskal
yang dapat kembali memukul kinerja ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Ada serangkaian program pajak dan subsidi pemerintah yang akan berakhir
di akhir tahun 2012 dan jumlahnya mencapai $600 miliar.
Survei terakhir menunjukan Kongres dan Senat AS masih akan kesulitan
menemukan formula yang tepat untuk mengatasi masalah fiskal terlepas
siapa-pun yang akan memenangkan pemilu presiden di awal bulan November.
Jurang fiskal AS tentunya dapat menjadi ancaman baru bagi keberlanjutan
pemulihan AS dan ini tentunya bisa memaksa Fed untuk melonggarkan
kebijakan moneter lebih lanjut pada pertemuan 11-12 Desember mendatang.
Operation twist akan berakhir pada bulan Desember 2012 dan Fed mungkin
dapat menambah program pembelian obligasi pemerintah dalam kebijakan QE
III-nya pada pertemuan Desember mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar