Selasa, 30 Oktober 2012

Fed Akan Tetap Menjaga Kebijakan Moneter Longgar

Membaiknya indikator ekonomi AS dalam sebulan terakhir tentunya membuat sebagian investor meragukan seberapa lama Federal Reserve akan menjalankan kebijakan Quantitative Easing III. Walaupun Fed meluncurkan QE III yang tidak memiliki batas waktu namun program tersebut tidak dapat berlangsung selamanya. Bagaimanapun juga akan muncul suatu masa dimana bank sentral harus menarik stimulus moneternya.

Minutes pertemuan Fed di bulan September lalu menunjukan bank sentral akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan moneter longgar yang telah dijalankan sejak 2008. Bagaimanapun juga beberapa petinggi Fed cukup skeptis akan efek dari kebijakan QE III yang tidak terbatas dan sebagian petinggi Fed juga melihat kebijakan tersebut akan mempersulit penarikan stimulus jika waktunya telah tiba. Mayoritas petinggi Fed bahkan melihat perlunya batas nominal tingkat pengangguran dan inflasi sebagai patokan seberapa lama bank sentral akan menjaga suku bunga dekat level rendah nol persen.

Tiga indikator ekonomi utama AS isyaratkan berlanjutnya momentum pertumbuhan ekonomi AS dan ini tentunya membuat investor bertanya seberapa lama Fed dapat menjaga kebijakan moneter longgarnya. Tingkat pengangguran turun dari 8,1% ke 7,8% untuk bulan September; walaupun masih tinggi tapi ini perkembangan yang terbaik dalam tiga tahun terakhir. Indeks harga konsumen (CPI) tahunan meningkat 2% di bulan September; sesuai dengan target inflasi Fed 2%. GDP AS, yang akan dirilis Jumat 26 Oktober, diperkirakan tumbuh 1,9% untuk kuartal tiga 2012; lebih tinggi dari kuartal kedua 1,3%.

Komentar dari petinggi Fed –Charles Evans, John Williams, dan Narayana Kocherlakota- dapat memberikan petunjuk berapa batas nominal tingkat pengangguran dan inflasi yang akan menjadi patokan kapan Fed akan mulai menarik stimulus. Fed’s Evans inginkan tingkat pengangguran 7% dan inflasi 3% sedangkan Fed’s Kocherlakota lebih senang jika tingkat pengangguran di level 5,5% dengan inflasi 2,25%. Di lain pihak, Fed’s Williams berikan toleransi inflasi hingga 2,5% sebelum Fed menarik stimulus moneternya.
Dengan tingkat pengangguran dan inflasi yang masih berada di dalam toleransi petinggi Fed maka bank sentral tentunya akan tetap menjaga kebijakan moneter tetap longgar. Patut diperhatikan, Fed tidak mengantisipasi adanya ancaman resesi tapi lebih mencemaskan lambatnya penurunan tingkat pengangguran. Fed mungkin masih bisa mentoleransi kenaikan inflasi di atas target bank sentral selama ancaman inflasi masih terkendali.

Hanya tersisa dua pertemuan Fed hingga penutupan tahun 2012. Pertemuan Oktober, yang akan berakhir pada Kamis dini hari 25 Oktober, mungkin hanya akan mempertegas komitmen untuk tetap menjaga kebijakan moneter longgar. Namun, cukup realistis mengharapkan adanya perubahan bahasa terhadap komitmen “suku bunga rendah hingga pertengahan 2015“. Investor mungkin akan disuguhkan batas nominal tingkat pengangguran dan inflasi yang dapat menjadi patokan kapan Fed akan mulai menarik stimulus. Meski demikian, sulit mengharapkan penarikan stimulus dalam waktu dekat mengingat perekonomian AS masih harus menghadapi jurang fiskal yang dapat kembali memukul kinerja ekonomi terbesar di dunia tersebut. Ada serangkaian program pajak dan subsidi pemerintah yang akan berakhir di akhir tahun 2012 dan jumlahnya mencapai $600 miliar.  

Survei terakhir menunjukan Kongres dan Senat AS masih akan kesulitan menemukan formula yang tepat untuk mengatasi masalah fiskal terlepas siapa-pun yang akan memenangkan pemilu presiden di awal bulan November. Jurang fiskal AS tentunya dapat menjadi ancaman baru bagi keberlanjutan pemulihan AS dan ini tentunya bisa memaksa Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut pada pertemuan 11-12 Desember mendatang. Operation twist akan berakhir pada bulan Desember 2012 dan Fed mungkin dapat menambah program pembelian obligasi pemerintah dalam kebijakan QE III-nya pada pertemuan Desember mendatang. 

Tidak ada komentar: