Rabu, 02 November 2011

Wen Mungkin Longgarkan Kredit Saat Inflasi Mereda


Wen Mungkin Longgarkan Kredit Saat Inflasi MeredaInflasi Cina saat ini menunjukkan adanya penurunan lebih lanjut, memberikan ruang untuk Perdana Menteri Wen Jiabao untuk melonggarkan kebijakan fiskal dan moneter seiring meredanya ekonomi dan krisis hutang pemerintah yang mengancam ekspor.

Indeks manufaktur yang menunjukkan beban manufaktur turun dalam 17 bulan dibulan Oktober, menurut laporan dari biro statistic dan federasi logistic Cina kemarin. Sebuah survey terpisah oleh HSBC Holding Plc dan Markit Economics juga menunjukkan penurunan.

Bank sentral Cina telah menghentikan atau menunda tingkat suku bunga dan persyaratan persediaan perbankan seiring para petinggi menunjukkan resiko bahwa negara-negara kelompok G20 yang akan bertemu di Cannes, Perancis, minggu ini akan gagal untuk mengatasi krisis tersebut.

Inflasi mungkin akan melemah dibawah 5% di bulan November dan Desember, dibandingkan dengan tingginya selama 3 tahun sebesar 6.5% dibulan Juli, dikatakan Zhu Jianfang, pemberi perkiraan paling akurat dari survey Bloombverg News selama 2 tahun.

Petinggi AS Ajukan Pajak Transaksi


Petinggi AS Ajukan Pajak TransaksiDua petinggi pembuat kebijakan AS akan memperkenalkan pengajuan pajak transaksi untuk perusahaan-perusahaan keuangan yang menyerupai proposal yang diajukan Uni Eropa.
Senator Tom Hawkins, seorang anggota partai democrat dari Iowa, dan perwakilan partai, Peter DeFazio, seorang anggota partai democrat dari Oregon, akan memperkenalkan proposal tersebut dalam dewan kehormatan. Proposal tersebut akan memberikan AS sebuah peningkatan peran di debat internasional terhadap pajak transaksi, yang mungkin akan dibahas di pertemuan G20 minggu ini di Cannes, Paris.
“Hal ini secara signifikan akan menaikkan beberapa pendapatan yang diperlukan”, dikatakan Hawkins dalam sebuah wawancara di Washington. “Sejujurnya, saya pikir tidak seorang pun akan merasakannya”.
Pertemuan Uni Eropa dibulan September mengadakan pengajuan pajak transaksi yang akan berlaku di tahun 2014 dan menaikkan pendapatan sekitar $57 miliar Euro (setara dengan $78 miliar) per tahun.
Pengajuan tersebut kemungkian kecil untuk dapat menjadi peraturan: partai republic, yang mengajukan pajak transaksi sebelumnya, memiliki kendali di Gedung Putih. Badan administrasi Barack Obama juga menyuarakan keprihatinan terhadap proposal tersebut dan menolak pengesahan sebelumnya menjelang pertemuan G20 yang akan dibuka pada 3 November.

Emas Siap Rally Bila Krisis ‘Semrawut’


Emas Siap Rally Bila Krisis ‘Semrawut’ Harga emas dunia diperdagangkan cukup kuat di Asia pada hari Rabu (02/11) terkait bangkitnya short-covering dan lonjakan permintaan investor untuk melindungi nilai.
Sampai dengan sesi siang harga spot emas tercatat berada diksiaran $1,724.65/troy ons, naik lebih dari $2.75 dari harga settle sebelumnya. Angka 1700 kini menjadi level support kuat, dan nantinya bila emas terus bertahan di atas level tersebut, pasar akan mendapati momentum rally dari emas.
Dan secara umum emas masih berpeluang melanjutkan rally lantaran logam mulia ini masih akan diuntungkan dari ketidakpastian penanganan krisis utang Eropa. Analis Reuters, Wang Tao memprediksi emas siap membidik resisten $1762 dan $1773 untuk jangka menengah.

Selasa, 01 November 2011

Euro Terperangkap di Bearish Channel

Pada grafik 4 jam, euro keluar dari channel bullish dan terperangkap di dalam channel bearish. Kegagalan meraih MA 50-100-200 dapat menjaga tren bearish. Namun, stokastik dan RSI yang berada di area oversold isyaratkan adanya peluang kenaikan. Meski demikian, diperlukan kenaikan melewati area trendline untuk kurangi tekanan bearish. 1.3750 dan 1.3800 (harga terendah 16 September dan 26 Oktober) adalah resisten. 1.3610 dan 1.3570 (harga terendah 1 November dan 11 Oktober) merupakan support.


Euro Terperangkap di Bearish Channel

Pemulihan Sterling Terbatas

 Pada grafik 4 jam, sterling tergelincir keluar dari channel bullish dan kini terperangkap di dalam bearish channel. Pola hammer yang terbentuk dapat sediakan peluang untuk naik, namun kenaikan mungkin terhadang oleh MA 50 dan area down-trendline. Sementara itu, datarnya stokastik dan RSI isyaratkan periode konsolidasi. 1.6000 and 1.6040 (level psikologis dan harga tertinggi 25 Oktober) merupakan resistance. 1.5890 dan 1.5850 (harga terendah 1 November dan tertinggi 14 Oktober) adalah support.


Pemulihan Sterling Terbatas

Sarkozy Adakan Pertemuan Darurat Terkait Referendum Yunani


Sarkozy Adakan Pertemuan Darurat Terkait Referendum Yunani Berita mengenai referendum Yunani memaksa Presiden Perancis NicolasSarkozy untuk segera mengadakan pertemuan darurat dengan beberapa menteri terkait dan juga gubernur bank sentral Perancis pada hari Selasa di Elysee, guna membahas potensi dampak dari krisis Yunani.
Sarkozy akan melakukan rapat dengan Perdana Menteri Francois Fillon, Gubernur Bank of France Kristen Noyer, Francois Baroin dan Valerie Pecresse, yang menjabat sebagai Menteri Ekonomi dan Menteri Anggaran, serta Menteri Luar Negeri Alain Juppe, menurut pernyataan juru bicara Kepresidenan.
Referendum yang berpotensi merusak upaya penyelesaian krisis hutang zona Euro itu diajukan Perdana Menteri Yunani George Papandreou hanya beberapa hari setelah para pemimpin Eropa menyepakati sebuah rencana yang berisi langkah-langkah untuk mengurangi beban hutang Yunani dan menambah kekuatan Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF), guna memastikan kemampuan Uni Eropa dalam menopang negara-negara sekawasan lainnya yang bermasalah.
Juru bicara Sarkozy juga mengumumkan jika Presiden berencana membahas langkah pemerintah Yunani dengan Kanselir Jerman Angela Merkel melalui telepon.

Gold: Berpeluang Terkoreksi Lagi, Support di 1678.13 – 1660.60

Grafik 4-jam pergerakan harga emas berpotensi membentuk pola head and shoulders dengan level konfirmasi pada area neckline seperti halnya yang tercermin dalam proyeksi di atas. Secara teknikal pecahnya area neckline tersebut membuka peluang terjadinya koreksi lanjutan menuju area support diksiaran 1678.13 hingga area 1660.60. Namun waspadai resistance pada kisaran 1730.53 karena jika pergerakan harga mampu menembus area tersebut, pola head and shoulders dapat dipastikan failed dan harga kemungkinan besar akan membidik area 1752.40.


Gold: Berpeluang Terkoreksi Lagi, Support di 1678.13 – 1660.60

Crude Oil: Cenderung Bearish, Potensi di 88.18 – 86.66

Crude oil cenderung bergerak flat pada sesi perdagangan kemarin. Saat ini pada grfaik 4-jam oil terlihat adanya kecenderungan terjadinya koreksi dengan membidik area bullish trendline sebagai target awal. Hal tersebut juga terkonfirmasi oleh adanya sinyal bearish yang diberikan oleh indikator stochastic. Pecahnya area bullish trendline tersebut membuka peluang terjadinya koreksi lanjutan menuju area 88.18 hingga 86.66. Sementara itu waspadai rebound menuju area 94.50 hingga 97.05 jika bullish trendline mampu bertahan.


Crude Oil: Cenderung Bearish, Potensi di 88.18 – 86.66

Pemulihan USDJPY Tidak Akan Bertahan Lama


Pemulihan USDJPY Tidak Akan Bertahan Lama USDJPYterlihat melonjak pasca BoJ mengejutkan pasar dengan melakukan intervensi pada pasar keuangan guna melemahkan Yen. Pasangan mata uang ini melesat dari sekitar 75.60 hingga menyentuh area 79.50, meski saat ini harus kembali diperdagangkan turun pada kisaran 78.00.
"Hari ini pasar cenderung berfokus pada sejauh mana dampak intervensi sepihak BoJ akan berlanjut, apalagi mereka tidak menetapkan batasan tertentu seperti yang dilakukan SNB," kata tim analis Brown Brothers Harriman. Menurut tim analis ini, level saat ini nampaknya tidak akan mungkin bertahan lama mengingat pasar berpandangan jika tndakan sepihak tidak mungkin dapat memberikan maksimal.
Meski begitu, analis di BBH menilai bahwa waktu yang dipilih oleh otoritas Jepangcukup baik dengan pasar yang terlihat lengah menjelang beberapa berita besar yang akan dirilis pekan ini.
"Secara keseluruhan, efek dari intervensi pemerintah Jepang akan kembali teredam oleh fundamental ekonomi global, dimana ketidakpastian akan selalu mendorong permintaan untuk safe haven seperti Yen. Ditambah keengganan Jepang untuk mendaur ulang keseimbangan eksternal, akan menyebabkan Yen untuk menguji ulang level 76," kata tim analis ini menambahkan.

Greenback Belum Akan Lepas Dari Tekanan Jual


Greenback Belum Akan Lepas Dari Tekanan Jual  Denganrisk appetite yang kemungkinan masih akan terus memperoleh dukungan menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve AS dan juga European Central Bank pekan depan, serta even ekonomi KTT G20, "Kami memperkirakanGreenback masih akan terus berada di bawah tekanan jual yang kuat," kata tim analis Brown Brothers Harriman. "Apalagi dengan telah terlewatinya pertemuan puncak Uni Eropa, maka perhatian pasar nampaknya akan bergeser kembali keAmerika Serikat."
Di luar dugaan, data-data AS secara substansial juga telah menunjukkan perbaikan. "Memang, jika dibandingkan dengan negara-negara anggota G10 lainnya, data ekonomi AS masih relatif lebih unggul. Sementara angka GDP Q3 yang dirilis pada hari Kamis juga memperkihatkan bahwa pertumbuhan AS tidaklah seburuk yang dipikirkan, meski tidak bias dipungkiri jika pertumbuhan masih terlalu lambat untuk menyerap kapasitas ekonomi yang berlebihan," kata BBH.
"Bagi kami, pemulihan data-data AS ditambah dengan adanya kemungkinan dukungan kebijakan yang lebih dari China setidaknya telah mendatangkan dorongan bagi mata uang-mata uang beresiko dan terkait pertumbuhan untuk memperpanjang rally terbaru mereka terhadap Dollar AS," kata tim analis tersebut.

Kebangkrutan MF Global Akibatkan Kerisauan Nasabah


Kebangkrutan MF Global Akibatkan Kerisauan Nasabah Kebangkrutan yang melanda dealer-broker MF Global Hondings Ltd membuat miliaran dollar dana untuk nasabah AS menjadi kekisruhan hukum, dengan minimnya kejelasan akan kapan dan bagaimana investor retail dan investor institusi keuangan akan mendapatkan kembali dana mereka, menurut beberapa sumber yang terlibat dengan situasi tersebut.

Para trader dan pialang rival mengeluhkan adanya kekurangan pedoman dari bursa dan badan regulator untuk bagaimana menangani situasi tersebut, saat para nasabah MF Global berusaha dan berupaya untuk meyakinkan para nasabahnya dan melanjutkan usahanya.

“Semua menjadi kacau”, dikatakan seorang senior executive dari sebuah pialang besar, yang berusaha untuk meyakinkan para nasabahnya dalam menangani kebangkrutan MF Global, salah satu pemain pasar industry derivative.

G20: Kartu AS di Tangan China


G20: Kartu AS di Tangan China Pemimpin dan menteri keuangan negara G20 akan berkumpul di Cannes, Prancis pada 3 dan 4 November lusa. Agendanya cuma satu; mencari pemecahan krisis kawasan.
Pejabat tinggi Eropa tentu ingin mengirim kesan positif ke seluruh dunia, bahwa mereka sudah menemukan cara penuntasan masalah. Adapun komponen utama yang paling krusial dari forum pekan ini adalah wacana klausul penambahan kapasitas dana Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF).
Adapun aktor yang memiliki peran penting panggung Cannes tak lain adalah China. Dengan nilai surplus melimpah dan rasio hutang minim, peran serta negeri tirai bambu dalam ekspansi bailout sangat diburuhkan oleh Eropa. Jepang memang sudah memastikan partisipasinya dalam program penjualan obligasi, tetapi jumlah kontribusinya tidak akan cukup untuk memulihkan ekonomi seperti direncanakan. Satu calon kolektor aset hutang lainnya adalah Brazil, namun sekali lagi, kepastian dari China adalah yang paling dibutuhkan.
EFSF, melalui pemimpinnya, menjanjikan kolektor obligasi sebuah perlindungan seandainya nilai obligasi yang dijual ternyata merugi dalam kisaran tertentu. Klaus Regling bahkan berani menawarkan hak spesial bagi China, yakni penerbitan obligasi berdenominasi yuan. Segala upaya dilakukan guna merebut simpati negara perekonomian terbesar Asia. China sendiri sudah memiliki sekitar 600 miliar euro aset berbasis Eropa. Jumlah tersebut hanya setara 30% dari total cadangan devisanya yang mencapai $3,2 triliun. Tentu bukan masalah bagi China untuk menguras sebagian brankas devisanya untuk membeli obligasi ekstra.
Jika nantinya G20 dapat memastikan jumlah bailout senilai 1 triliun euro, maka situasi akan lebih mudah. Pemerintah Eropa tinggal menerjemahkan langkah terukur dan tenggat waktu untuk melaksanakan proyek-proyek yang sudah disepakati. Oleh karena itu, kartu As pemulihan Eropa justru berada di tangan raksasa ekonomi Asia. Jika nantinya cetak biru mega-bailout 1 triliun euro urung terpenuhi, maka pasar keuangan harus bersiap menerima dampak masif. 
Setelah itu, pemimpin G20 bisa mengalihkan fokus ke objek persoalan lain. Seperti penyelesaian isu ekonomi global antara lain ketimpangan neraca perdagangan Amerika Serikat (AS) dan surplus neraca China. Terdapat 7 negara yang berperan besar dalam G20 2011, yakni: AS, China, Jepang, Jerman, Prancis, Inggris dan India. Sikap ketujuh negara sangat penting dalam upaya konsolidasi defisit dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. 

Senin, 31 Oktober 2011

Tingkat Pengangguran Zona Euro Mengkhawatirkan


Tingkat Pengangguran Zona Euro Mengkhawatirkan Jumlahpengangguran di zona Euro mencapai rekor tertinggi baru pada bulan September setelah mencatat pertambahan terbesar dalam tingkat bulanan, yang meningkatkan kekhawatiran atas pemulihan perekonomian di kawasan itu.
Dalam blok yang beranggotakan 17 negara tersebut, 16.198.000 orang tercatat sebagai pengangguran pada bulan September, atau naik ke level 10,2% dari 10,1% bulan sebelumnya. Angka itu juga menjadi yang tertinggi sejak penghitungan dimulai pada Januari 1998, menurut laporan badan statistik Eurostat hari Senin.
Dalam kurun waktu Agustus hingga September saja, lebih dari 188.000 orang harus mengalami PHK, yang merupakan laju kenaikan bulanan tercepat sejak tahun 2009.
Tidak dapat dipungkiri, angka-angka tersebut telah menambah keraguan terhadap prospek pertumbuhan zona Euro, di mana para pemerintah tengah berupaya memangkas pengeluaran dan mengurangi beban hutang mereka. Melambatnya pertumbuhan ekonomi jelas akan membuat tugas pemerintah Uni Eropa menjadi semakin sulit.
Jennifer McKeown, seorang ekonom pada Capital Economics, menilai bahwa memburuknya prospek ekonomi nampaknya akan mendesak European Central Bank untuk memotong suku bunganya dalam beberapa bulan ke depan. "Kondisi pasar tenaga kerja mulai memburuk, sementara Mario Draghi sebagai Presiden ECB yang baru mungkin masih enggan untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan pekan ini. Ia mungkin akan mensinyalkan pemangkasan untuk bulan Desember."

EFSF: Setelah Jepang, Eropa Kejar Brazil

EFSF: Setelah Jepang, Eropa Kejar Brazil
Kabar baik bagi pejabat Eropa datang dari pemerintah Jepang. Negara perekonomian terbesar ke-dua dunia siap mengoleksi lebih banyak obligasi Eropa guna mendukung pemulihan di kawasan itu.
Pejabat tinggi Eropa memang mengincar negara-negara dengan cadangan devisa besar untuk dijadikan pembeli obligasinya. Lobi-lobi yang dilakukan bertujuan agar target bailout senilai 1 triliun euro bisa terpenuhi. Pemerintah Jepang sendiri sudah berkomitmen untuk membeli obligasi jika pemerintah Eropa mampu merilis langkah konkrit.
"Jepang akan terus membeli obligasi EFSF sebagaimana komitmen bersama Kami," ujar Klaus Regling, Kepala EFSF, pasca pertemuan dengan wakil menkeu Jepang, Takehiko Nakao. Regling sendiri giat menyambangi China dan Jepang untuk meloloskan rencana ekspansi EFSF. Ia menjanjikan kolektor obligasi sebuah perlindungan seandainya nilai obligasi yang dijual ternyata merugi dalam kisaran tertentu. Lebih lanjut, Regling bahkan berani menawarkan penerbitan obligasi berdenominasi yuan apabila pihak Beijing menghendaki.
Salah satu negara yang masih harus dilobi adalah Brazil. Oleh karena itu, otoritas Eropa berencana membentuk sebuah wadah investasi untuk meyakinkan pemerintah negara Brazil dan China. Kedua negara masih pikir-pikir untuk terlibat dalam program bailout Eropa.

Menkeu Azumi: Intervensi Sampai Saya Puas!


Menkeu Azumi: Intervensi Sampai Saya Puas!Hari ini Bank of Japan (BoJ) menepati komitmen untuk melindungi kinerja eksportir. Kurs yen anjlok sampai 4,3% terhadap USD pasca intervensi ke-3 sepanjang 2011.
Jun Azumi memerintahkan intervensi pada pukul 10.25 waktu Tokyo setelah melihat USD/JPY tembus rekor rendah 75.35. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah sampai kapan pemerintah mau melakukan campur tangan di pasar uang? Jawabannya adalah sampai Menteri Keuangan Azumi 'puas'?
Data membuktikan bahwa apresiasi yen berlebihan telah membuat pemulihan ekonomi terhalang. Indikator output industri dan kinerja ekspor sama-sama turun di atas perkiraan bulan lalu. Kondisi tersebut bisa dimengerti karena perusahaan berasumsi bahwa kurs maksimal 81.15 tahun ini.
"Situasi tidak akan berubah sampai kurs (USD/JPY) kembali ke atas 80.00," ujar Junko Nishioka, Kepala Ekonom RBS Securities dan mantan pejabat bank sentral. Faktor yang menghambat Azumi saat ini adalah perkembangan situasi krisis hutang di Eropa. Pemerintah bisa saja memerintahkan intervensi sewaktu-waktu, tetapi semua akan percuma bila kondisi Eropa tidak kunjung membaik. Mengingat yen adalah salah satu pilihan favorit investor di kala perekonomian tidak jelas.
Pada sebuah wawancara, Azumi menyebut bahwa "intervensi berlangsung sampai hasilnya memuaskan Saya". Jumlah kas yang digunakan pemerintah dalam intervensi hari ini lebih besar dibanding aksi Agustus lalu (4,51 triliun yen). Selain berharap pada perbaikan Eropa, pemerintah kemungkinan terus masuk ke pasar saat yen naik ke level psikologis baru. Target otoritas cukup jelas, yakni menggenjot daya saing dalam negeri sehingga pendapatan industri kuartal berjalan bisa lebih baik.

Emas Uji Area Trendline

Harga emas kembali terkoreksi dan menguji area bullish trendline sebagai akibat dari adanya intervensi yang dilakukan pemerintah jepang guna melemahkan mata uang yen. Secara teknikal merujuk pada pergerakan CCI dan Stochastic yang saat ini berada dalam area oversold dan cenderung bergerak naik, harga emas berpotensi menguat dan membidik area 1727.92 hingga area 1752.40 jika trendline tersebut mampu bertahan. Namun sebaliknya pergerakan bearish menuju area 1700.53 hingga area 1673.14 masih sangat dimungkinkan terjadi jika bullish trendline tersebut pecah.


Emas Uji Area Trendline

Pupus! Momentum Emas Pasca Intervensi Yen


Pupus! Momentum Emas Pasca Intervensi YenHingga memasuki sesi perdagangan Eropa pada hari Senin (31/10), harga emas dunia tercatat merosot sekitar 2% hingga bergerak tipis di atas $1700.
Anjloknya si logam kuning ini terjadi setelah intervensi Jepang ke pasar valuta sehingga memicu penguatan tajam dollar. Penguatan dollar otomatis lamgsung menghantui investor pemegang logam mulia dan membuat emas mencatat kemerosotan satu hari terbesarnya dalam kurun waktu empat minggu terakhir.
Langkah intervensi sepihak oleh Jepang ke dalam pasar forex terutama bertujuan untuk membendung penguatan Yen. Sehingga akibatnya dollar melejit hingga lebih dari 1% terhadap sejumlah mata uang utama.
Sementara penguatan dollar membuat dollar yang mendominasi sektor komoditasmenjadi lebih mahal bagi para buyer khususnya pemegang mata uang lain. Dan memicu harga emas menjadi tetekan. Namun demikian selama emas masih bertahan di atas kisaran $1700, sentimen pasar akan kembali cukup bullish.
Emas kini tercatat anjlok sebanyak 2.3% ke level $1,706.55, dan sedikit pulih kembali ke area $1714-an.

Intervensi, Jalan Pintas Menjinakkan Yen


Intervensi, Jalan Pintas Menjinakkan Yen Kurs valuta yen terhadap dollar konsisten menguat dalam 3 bulan terakhir. Sejak akhir Juli silam, USD/JPY terperosok dalam di tengah dinamika krisis antar kawasan. Ancaman dari nilai tukar valuta domestik memaksa bank sentral turun ke pasar untuk kali ke-3 sepanjang tahun ini. 
Pagi ini yen merapat ke rekor terkuat sejak Perang Dunia II. USD/JPY sempat terpaku pada level 75.31 sebelum akhirnya diintervensi oleh otoritas keuangan Jepang. Sejak kurs mata uang 'Samurai' makin jauh dari level 77.00 per dollar, pemerhati ekonomi dalam negeri kian waspada. Level 76.00 kemudian dipandang sebagai batas toleransi bagi bank sentral untuk masuk ke pasar dan membeli dollar.
Yen sudah memecah rekor tertinggi sepanjang masa di level 75.82 pada 21 Oktober silam. Namun Bank of Japan masih berhati-hati menentukan kebijakan valuta nasional pada saat itu. Ada dua hal yang patut dicermati dari pergerakan USD/JPY dalam satu tahun terakhir. Pertama adalah penyebab utama dari kinerja nilai tukar, yang cenderung memiliki kontribusi terbesar dalam performa kurs USD/JPY. Menurut beberapa analis valas, keikutsertaan Amerika Serikat (AS) dalam bailout Eropa (melalui IMF) menjadi alasan utama pelemahan USD. Koreksi dollar seharusnya cenderung lebih moderat jika AS lebih memilih untuk mencetak uang dan meminjamkannya pada pihak Eropa.
Penguatan yen secara berlebihan sangat berdampak buruk terhadap kinerja sektor eksportir. Untuk negara industri seperti Jepang, apresiasi valuta seperti ini tidak boleh dibiarkan karena rentan menggerus daya saing pengusaha. Namun faktanya selama krisis Eropa berlangsung, pemerintah tidak bisa berbuat banyak di pasar. Intervensi yang dilakukan Bank of Japan hari ini sesungguhnya sudah dinantikan pekan lalu. Mengingat kerugian besar menanti Jepang bila apresiasi terus dibiarkan.
Hingga pertengahan hari ini, bank sentral sudah menggelontorkan sekitar 5 triliun yen untuk membendung penguatan JPY. Intervensi terjadi saat USD/JPY berada di 75.55, sehingga kemudian kurs bisa pulih ke 78.98 sekitar pukul 08.15 WIB pagi ini. Campur tangan pemerintah di pasar valas memang bisa menstabilisasi pergerakan nilai tukar. Namun motor penggerak sesungguhnya adalah faktor fundamental, terutama krisis hutang wilayah Eropa. Mengingat apresiasi yen belakangan ini lebih disebabkan oleh aksi risk aversion, yang dilatarbelakangi kecemasan default negara benua biru. Jangan heran jika nantinya intervensi BoJ terkesan percuma saat resolusi Eropa tidak diimplementasikan dengan baik. Yen rawan melonjak jika kondisi ekonomi antar kawasan belum pulih benar.

Emas Merosot 2% Akibat Intervensi Jepang


Emas Merosot 2% Akibat Intervensi JepangHarga emas merosot sekitar 2% hari Senin setelah intervensi yang dilakukan pihak otoritas Jepang di pasar mata uang yang memicu reli di dollar AS.

Jepang melakukan intervensi di pasar mata uang hari Senin untuk mengendalikan penguatan Yen, membawa dollar AS bergerak naik lebih dari 1% terhadap sekumpulan mata uang lainnya.

Menguatnya dollar AS membuat harga komoditi dalam denominasi dollar AS menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
“Kenaikan dollar AS yang kuat menekan harga emas”, dikatakan Ong Yi Ling, seorang analis dari Phillip Futures. “Tetapi selama harga emas masih diatas $1,700, sentiment masih lumayan bullish”.

Spot emas turun nyaris sebesar 2% menjadi $1,705 sebelumnya dan kembali melemah ke $1,711.79, tetapi masih sejalan dengan kenaikan bulanannya sebanyak lebih dari 5% setelah jatuh mendekati 11% dibulan September.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Obama Desak Percepatan Implementasi Rencana Uni Eropa


Obama Desak Percepatan Implementasi Rencana Uni Eropa Presiden AS Barack Obama pada hari Jumat kembali mendesak Uni Eropa untuk segera mengumumkan rincian dari kesepakatan yang tercapai dalam KTT Uni Eropa lalu. Obama juga menilai bahwa kesepakatan Uni Eropa yang tercapai pada awal hari Kamis kemarin telah membuat kemajuan penting pada strategi para pembuat kebijakan untuk memulihkan kepercayaan di pasar keuangan Eropa.
"Mengingat besarnya hambatan dan ancaman terhadap ekonomi global, maka keberhasilan pelaksaan strategi itu menjadi hal yang sangat penting bagi kita semua," kata Obama. "Krisis harus dapat diselesaikan secepat mungkin, dan langkah-langkah yang dirancang untuk mencegah penyebaran krisis dari Yunani ke negara-negara lain harus kredibel," tambahnya.
Presiden Obama dijadwalkan untuk berkunjung ke Cannes, Perancis pada pekan depan untuk menghadiri KTT G20