Selasa, 15 Maret 2011

The Yen Has No Reasons To Strengthen

Japan EarthquakeThe reaction within the currency markets on Friday to the tragic events in north-eastern Japan was an understandable one. After an initial knee-jerk sell-off in the yen as the news first broke, the Japanese unit climbed rapidly through the course of the day as investors talked of capital repatriation and, more generally, about the unwinding of JPY-funded carry trades.

However, as I have considered the topic further over the course of the weekend, I've come to suspect that this JPY [JPY=X  81.62    -0.05  (-0.06%)   ] strength may, itself, prove short-lived.
The first issue I have is with the comparisons being made between the Kobe earthquake and the events of this weekend. As tragic as the Kobe earthquake was (over 6,400 people were killed), it was still a relatively localized event. This time around the situation has been complicated by the subsequent tsunami.


Certainly the initial estimates of the cost of the disaster are that it will be at least as high as that of Kobe. With the nuclear emergencies in Fukushima complicating the situation further (rolling electricity blackouts are expected across the country in the coming weeks), there can be little surprise that Prime Minister Naoto Kan told a press conference: "This is the worst disaster Japan has faced since the Second World War."
All this comes in the aftermath of a fresh contraction in the economy in the fourth quarter of last year and at a point where Japan is already carrying a debt burden equivalent to roughly 200 percent of its GDP.
Indeed, it is worth remembering that it is only a matter of weeks ago since Standard & Poor's cut Japan's sovereign debt rating by one notch to AA- (the first cut since 2002), saying that the government lacked a "coherent strategy” for dealing with its growing debt burden. 

Negative Fiscal Picture

Given that (entirely sensibly) the government will likely announce emergency spending to fund rescue and clean-up efforts and to resuscitate the economy, it seems reasonable to suppose that the current plans to balance the state's books will be pushed back even further out. 

With this hugely negative fiscal picture being matched by the fresh quantitative easing measures announced by the BOJ overnight, the JPY is starting the week facing the prospect of looser fiscal and monetary settings. As such it is difficult to make an argument in favor of currency strength. 

Indeed, given that any sustained recovery in Japan's economy is likely to be export-led, it seems reasonable to suppose that the Japanese government would be grateful for this one small piece of relief. It was therefore hardly surprising when Finance Minister Noda made his feelings clear on this matter Monday morning.
A person who is believed to be have been contaminated with radiation

All of this brings me to the broader situation that investors face at the start of this week. In addition to the disaster that has hit Japan (and the ongoing nuclear emergency), they also face what must be seen as a less than satisfactory outcome to the euro zone summit, the threat of a U.N -led no-fly zone being imposed over Libya and continued political uncertainty in the Middle East. It therefore seems likely that in the face of the multiple stories, the most logical outcome will be a broad retreat from risk. 

Given that the USD has been the primary funding vehicle of choice over the past year, it seems reasonable to suppose that it should ultimately prove one of the prime beneficiaries of the events of the past few days.

Uni Eropa Janjikan Tambahan Bailout

Menteri-menteri keuangan zona Eropa pada hari Senin (11/03) memberi sinyal kesepakatan untuk menaikkan jumlah dana bantuan minggu depan. Namun lembaga pemeringkat Fitch Ratings memperingatkan bahwa langkah tersebut tidak cukup untuk menangani krisis hutang Eropa. Pasar keuangan bereaksi positif terhadap sinyalemen ini, karena menambah peran dana bantuan EFSF serta mengurangi syarat bantuan untuk Yunani. Meski demikian, terlihat masih ada keraguan tentang sejauh mana kesepakatan dapat diimplementasikan. Fitch menilai langkah pembiaran mekanisme temporer (EFSF) dan dana permanen masa depan (ESM) untuk pembiayaan obligasi sangat membantu sementara ini. Akan tetapi, hal itu tidak dapat meredam kecemasan yang memicu aksi jual obligasi pemerintah dalam satu tahun. Proposal bantuan Eropa masih harus mendapat persetujuan pada pertemuan Uni Eropa selanjutnya tanggal 24-25 Maret. Resiko terbesar adalah keluarnya reaksi politik dari Jerman.

HSI Pecah di Bawah 23000, Picu Bearish Lanjutan

Secara teknikal dari indikator MACD mengindikasikan tekanan bearish masih terjadi pada indeks Hang Seng (HSI), terutama karena terseret oleh bursa Jepang yang anjlok hingga dibawah psikologis 23000 akibat kekhawatiran terhadap bocornya reaktor nuklir.
 
Indeks bila berhasil tembus di bawah 22800 akan melanjutkan outlook bearish menuju 22500 hingga 22300.
 
Sementara untuk bias bullish Hang Seng, indeks ini harus berupaya melewati psikologis 23000 untuk memberikan konfirmasi bullish lanjutan menuju 23080 hingga 23200 sesuai dengaa arah dari indikator stochastic yang tengah up-trend.
 
 
 
Resistance Level : 23080, 23200, 23320
Support Level       : 22800, 22500, 22300
Trading Range       : 22300 – 23000

Ledakan ke - 4

Nikkei (bursa utama Jepang) merosot tajam di hari Selasa, anjlok hingga lebih dari 620 poin untuk indeks benchmark (Nikkei 225), sementara Nikkei futures (SSIc1) merosot tajam hingga lebih dari 1300 poin ke kisaran level 8100.
Tumbangnya bursa Jepang ini terkait dengan berita ledakan yang terjadi pada reaktor nuklir no.4 dikawasan komplek nuklir Fukushima, Daiichi Jepang.
Operator nuklir setempat mencatat ledakan ini akibat tingginya level readiasi hingga taraf 9 kali level normal biasa. Sementara saat ini juga masih diupayakan untuk mendinginkan tiga reaktor (reaktor 1, 2 dan3) agar tidak terjadi hal yang sama dengan cara terus memompa air laut ke sistem pendingin reaktor tersebut.

Hangseng Today

Setelah dibuka dengan gap-down, indeks Hang Seng kembali tumbang hingga dibawah level psikologis 23000, terutama karena terseret oleh bursa Jepang yang anjlok akibat kekhawatiran terhadap bocornya reaktor nuklir.
Secara teknikal dari indikator MACD mengindikasikan tekanan bearish masih terjadi pada indeks. Dan bila harga pecah ke bawah 22800 akan melanjutkan outlook bearish menuju 22500 hingga 22300.
 
Sementara untuk outlook bullish Hang Seng, indeks ini harus berupaya melewati psikologis 23000 untuk memberikan konfirmasi bullish lanjutan menuju 23080 hingga 23200 sesuai dengaa arah dari indikator stochastic yang tengah up-trend.
 
 
 
Resistance Level : 23080, 23200, 23320
Support Level       : 22800, 22500, 22300
Trading Range       : 22300 – 23000

Nikkei Tenggelam Setelah Ledakan ke 3

Bursa Jepang menuju kejatuhan awal minggu hari Selasa, saat diperdagangkan di awal perdagangan.
Indeks rata-rata Nikkei merosot lebih jauh setelah kejatuhan terbesarnya sejak krisis keuangan 2008 sehari sebelumnya saat Jepang berusaha menghindari bencana ketika kejatuhan sumber daya energi mengancam ekonomi lebih besar daripada yang diperkirakan.
 
Indeks Nikkei jatuh 4.8% ke harga 9,154.4 poin saat pembukaan. Indeks Nikkei kehilangan 6.2% dan ambruk ke rendahnya selama 4 bulan hari Senin. Indeks Topix turun 5.6% ke 799.2.
 
Saham-saham yang berkaitan dengan nuklir dan perusahaan-perusahaan blue-chip terpukul saat adanya pemutusan energi.
Ledakan baru terdengar hari Selasa saat gempa susulan ke 3 di area fasilitas nuklir terjadi, dikatakan badan keamanan nuklir Jepang.

Hang Seng Jauhi Level Rendah

Hang Seng dibuka melemah mengikuti pelemahan Nikkei, terkait imbas dari bencana alam yang melanda Jepang namun pelemahan tampaknya tidak terlalu besar.
Diperkirakan hanya saham baja, semen dan batu bara saja yang terkena imbas," menurut DBS Vickers. Secara terpisah, trader lokal mengatakan pasar Hong Kong "berperforma cukup baik" di tengah kekhawatiran mengenai  pengetatan di Cina, melambungnya harga minyak, dan permasalahan hutang di zona Eropa. HSI naik di delapan dari 12 sesi terakhir. Saham Ping An merosot.
HSI menjauhi level rendah dan ditutup naik 0.4% di 23,345.88 hari Senin.

Bursa Cina Lesu

Bursa Cina melemah akibat kekhawatiran menurunnya pertumbuhan pendapatan akibat melambatnya ekonomi, menurut Li Xiaoxuan, analis Shenyin Wanguo Securities.
Analis mematok support terdekat untuk Indeks Shanghai Composite di 2900, setelah kemarin indeks ditutup naik 0.1% di 2937.63. "Pasar tampaknya terbebani oleh melambatnya perekonomian dan meningkatnya ketidakpastian di luar negeri," menurut Li. Ia menambahkan gempa Jepang diperkirakan berimbas ke pasar untuk jangka pendek, dan tampkanya tidak akan berubah untuk jangka menengah. I
ndeks Shenzhen Composite naik 0.9% menjadi 1310.99 di hari Senin.

Cemaskan Dampak Bencana

Saham Seoul dibuka lebih rendah di hari Selasa karena investor masih bersikap waspada mengenai kerusakan yang timbul akibat gempa dan tsunami yang melanda Jepang
 
"Pasar masih lemah. Perhatian tertuju pada Jepang terkait kecemasan investor mengenai kerusakan lebih lanjut," menurut Lee Kyoung-su, seorang analis pasar di Taurus Investment & Securities. Lee menambahkan bahwa saham di sektor yang dapat keuntungan dari terganggunya produksi di Jepang, seperti penyulingan dapat melanjutkan reli mereka. Kilang minyak seperti S-Oil dan SK Innovation melambung masing-masing 13% dan 6,7%. Produsen chip Korea Selatan dan produsen baja juga reli karena prospek terganggunya pasokan dari perusahaan di Jepang. Namun saham pembangkit listrik tenaga nuklir diantaranya KEPCO Engineering & Construction kemungkinan melemah pasca ledakan fasilitas tenaga nuklir di Jepang.

Indeks Korea Composite Stock Price Index (KOSPI) berakhir naik 0,8% di 261.70 di hari Senin.

Krisis Nuklir Jepang

Nikkei masih terus melemah di hari Selasa setelah sempat mengalami penurunan terbesar sejak krisis keuangan tahun 2008 sehari sebelumnya terkait usaha Jepang untuk mencegah bencana nuklir. Sementara kurangnya pasokan energi mengancam perekonomian.


Pelemahan diprediksi terbatas dikisaran 100-200 terkait banyaknya aksi jual di hari Senin dengan nilai perdagangan sebesar 23.5 trilyun yen dan beberapa pemain pasar yang melakukan pembelian di level rendah atau menerima hak dividen menjelang akhir tahun bisnis pada 31 Maret. Analis mengatakan investor lebih memilih untuk tetap menjual saham terkait saham yang berhubungan dengan nuklir dan perusahaan blue-chip mengalami tekanan akibat pemadaman listrik. Takahashi mengatakan untuk jangka menengah pasar kemungkinan akan mendekati level 9.000. Para analis mengatakan Nikkei kemungkinan akan diperdagangkan antara 9.000-9.400 pada hari Selasa.

Indeks Nikkei turun 6,2% dan merosot ke level terendah 4 bulan di hari Senin, dengan perusahaan teknologi seperti Kyocera Corpdan Canon Inc mengalami kemerosotan terbesar di pasar.

Gold down

Emas bergerak turun hari Selasa bersama melemahnya bursa saham yang dipicu oleh gempa yang terjadi minggu lalu di Jepang memicu para spekulan untuk menjual emas guna menutup kerugian, sementara kepemilikan di ETF merosot ke level terendahnya sejak bulan Mei tahun lalu.
Spot emas kehilangan $2.50 per ons ke $1,424.15 per ons, setelah naik sebanyajk 1% hari Senin bersama usaha Jepang yang berusaha menghindari dampak buruk nuklir setelah gempa dan tsunami dan ketegangan politik di wilayah Arab.
Kontrak emas AS untuk bulan April nyaris tidak bergerak di $1,424.3 per ons.

Senin, 14 Maret 2011

Gold today

Pergerakan harga emas pada grafik 4-jam saat ini terlihat tengah menguji area resistance dikisaran 1428.49. Pecahnya area resistance tersebut, berpeluang memicu terjadinya penguatan lanjutan menuju area 1434.53 hingga area 1444.30. Sementara itu, stochastic dan CCI yang sudah berada  dalam area overbought berpeluang memicu pergerakan bearish menuju area 1418.71 hingga 1412.67 jika resistance mampu bertahan.

Gold: Lanjutkan Rally

Emas menguat seiring investor buru aset safe-haven di tengah memburuknya dampak gempa Jepang dan meningkatnya kekerasan di Timur Tengah. "Berlanjutnya gejolak di Timur Tengah dan Afrika, serta buruknya kondisi Jepang paska gempa akan buat emas tetap bersinar," ungkap Gavin Wendt, analis MineLife. Sepuluh dari 16 trader, investor, dan analis yang disurvei Bloomberg utarakan emas akan reli minggu ini; empat prediksi penurunan, dan dua netral.

Gempa 8,9 skala Richter mengguncang Jepang, dan picu tsunami hingga tewaskan 10.000 manusia. Pekerja tengah perjuang mencegah krisis nuklir setelah ledakan hidrogen guncang reaktor nuklir di sebelah utara Tokyo. Kerusuhan Afrika Utara dan Timur Tengah, yang telah gulingkan pemimpin Tunisia dan Mesir, telah capai Arab Saudi, Yaman, Oman, dan Bahrain. Di Libya, Muammar Qaddafi kini berjuang pertahankan kekuasaannya.

“Upaya membangun kembali ekonomi Jepang dapat lemahkan dollar, sehingga bantu tingkatkan permintaan emas,” ungkap Ong Yi Ling, analis Phillip Futures. "Perusahaan asuransi Jepang mungkin mulai menjual aset dollar-nya untuk bayar klaim bencana. Ini bisa berkontribusi pada lemahnya dollar AS dan dongrak permintaan emas."

3 Emiten Asia Rawan Kerugian Besar

Tokyo Electric Power Co, Toshiba Corp, East Jepang Railway Co, dan Shin-Etsu Chemical Co, adalah jajaran perusahaan yang mungkin terkena dampak paling besar akibat gempa dahsyat yang melanda Jepang, dikatakan para analis dan investor. Tokyo Electric, yang berjuang untuk menghindari kebocoran di fasilitas nuklir Fukushima, menghadapi besarnya biaya pembangunan dan usaha nuklir Toshiba mungkin akan menghadapi pemeriksaan lebih ketat, dikatakan Minoru Matsuno, direktur utama dari Value Search Asset Management Co di Tokyo.

Suntikkan $86 Juta

Di tengah bencana alam, pemerintah Jepang tetap memberi perhatian lebih pada sektor keuangan dalam negeri. Bank sentral siap menyuntik 7 triliun Yen ($86 juta) ke dalam pasar uang jangka pendek.

Kebijakan Bank of Japan dilakukan untuk menstabilisasi sistem finansial pasca musibah besar. Bank sentral akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter hari Senin guna mendiskusikan cara perlindungan ekonomi lebih lanjut.

Gubernur Masaaki Shirakawa mengatakan hari Minggu bahwa pihaknya siap melakukan apapun untuk mengantisipasi gangguan tenaga listrik. Beredar kecemasan bahwa minimnya sumber tenaga akan meruntuhkan sistem finansial perbankan Jepang. Namun pemerintah menyatakan bahwa sektor perbankan adalah salah satu prioritas penanganan pasca gempa.

Asian markets down

Saham Asia dibuka melemah pada hari Senin karena investor mencari detail lebih lanjut tentang dampak dan biaya yang ditimbulkan akibat gempa dan tsunami, dan juga krisis nuklir yang melanda Jepang.
Bursa Saham Tokyo, bursa terbesar di Jepang, dan Bursa Efek Osaka mengatakan bursa akan buka seperti biasa. Bank of Japan juga telah mengatakan akan beroperasi secara normal, dan berjanji akan menyediakan likuiditas yang besar untuk membantu pasar agar stabil.
Saham berjangka Jepang turun 3,3% di hari Jumat setelah gempa besar mengguncang timur laut Jepang, namun pemain pasar mengatakan pelemahan saham mungkin tidak terlalu dalam karena kota besar dan fasilitas manufaktur tidak terkena gempa dan tsunami.

Hangseng Today

Indeks bursa Hang Seng masih mendapat tekanan aski jual pada perdagangan hari Senin terkait pasar Jepang dibuka langsung tumbang menyusul gempa besar hari Jumat lalu. Namun rebound saham Tencent Holdings Ltd terlihat akan membatasi penurunan lebih lanjut.
Secara teknikal penguatan indeks Hang Seng kemungkinan masih terbatas (dibuka dengan gap-down) terkait para investor masih terlihat melakukan aksi jual menyusul gempa besar yang melanda negara Jepang.
 
Indikator stochastic meskipun bullish, namun penguatan indeks akan terbatas pada resisten-I di 23240. Sementara indikator MACD pada grafik berikut mengindikasikan bias bearish untuk jangka menengah, dan dibutuhkan break ke bawah 23045 untuk mengkonfirmasi pergerakan bearish menuju 22800 sebagai support selanjutnya. Hanya break ke atas 23240 yang dapat menjadi ancaman bagi outlook bearish menuju area 23485.
 
 
 
Resistance Level : 23240, 23350, 23485
Support Level      : 23150, 23045, 22800
Trading Range     : 22800 – 23485

Gold up 1%

Harga emas melonjak tinggi lebih dari 1% seiring turunnya dollar AS dan para trader yang mencari perlindungan investasi atas kemungkinan terjadinya ledakan nuklir di Jepang.
Spot emas mencapai tingginya di level $1,435 di jam-jam pertama perdagangan Asia hari Senin, dan sempat diperdagangkan di level $1,430.10 per ons, naik $12.40 atau 0.8% dari perdagangan hari Jumat. Emas juga menguat hari Jumat, walaupun terjadi kejatuhan harga minyak pada awal pembelian emas bersar-besaran sebagai alat hedge terhadap inflasi.
 
Di Jepang, para pejabat pemerintah disana berusaha menghentikan aliran minyak terkait kerusakan 3 reaktor nuklir dari kemungkinan pemanasan yang berlebihan. Apabila gagal, fasilitas tersebut mungkin akan meledak, melepas bahan-bahan radioaktif ke atmosfir.

Emas Masih Rentan Terhadap Tekanan

Emas berupaya bangkit dari keterpurukan baru-baru ini meskipun tetap rentan terhadap tekanan bearish lebih lanjut pada hari Jumat, seiring investor melikuidasi posisi long-nya dan berupaya menghindari resiko pada pasar keuangan, disertai Dollar yang relatif masih kuat turut membebani.
Saat ini Emas ditawarkan hampir $5 lebih rendah pada kisaran $1407.60/1408.40 per ons.
 
"Dengan sebagian besar pasar berupaya mengurangi resiko, maka Emas akan tetap rentan terhadap tekanan dalam jangka pendek," kata analis James Moore dari FastMarkets. "Pasar masih terus memantau perkembangan situasi di wilayah Mena dan bagaimana demonstrasi di Arab Saudi berpengaruh terhadap harga komoditas. Kejatuhan lebih dalam lagi berpotensi memicu bargain hunting," tambahnya.
 
Dari segi teknikal, dengan tertembusnya support di $1412 hari ini, maka support berikutnya dapat dijumpai pada $1405 dan MA 21-hari di $1403. Sementara, resistensi berada di $1427, $1432 dan $1436.

Kecemasan ekonomi

Emas pulih seiring kembalinya kecemasan memburuknya gejolak Timur Tengah setelah kepolisian Arab Saudi tembaki demonstran. Polisi Saudi menembak ke udara untuk bubarkan demonstran Syiah, tiga orang terluka kemarin malam setelah website serukan demonstrasi hari ini di Arab Saudi. Protes juga direncanakan di negara Teluk lainnya seperti Yaman, Kuwait, dan Bahrain. Tingginya inflasi Cina juga kembalikan gairah Asia untuk koleksi logam mulia.

Emas cetak rekor $1.444 pada hari Senin, ketika investor berburu emas setelah minyak reli akibat memburuknya kekerasan di Libya dan penurungan peringkat Yunani yang kembalikan kecemasan terhadap krisis utang zona-euro. 10 dari 16 trader, investor, dan analis yang disurvei Bloomberg prediksi emas akan lanjutkan reli minggu depan akibat kekhawatiran gejolak di Afrika Utara dan Timur Tengah serta krisis utang zona-euro. Meskipun demikian, Wang Tao, analis komoditas Reuters, prediksi emas berpotensi turun hingga area $1.360-$1.376.