Selasa, 05 Maret 2013

Technical Analysis, March 5th, 2013

CURRENCY
RANGE
TREND
RESISTANCE
SUPPORT
BUY
SELL
OBJ
CUT
EUR/USD
1.2940-1.3120
Up
1.3120
1.2940
1.3000

1.3120
1.2940
1.3060
1.2880
USD/JPY
92.60-94.10
Down
94.60
93.10

93.60
92.60
94.10
94.10
92.60
GBP/USD
1.5020-1.5200
Up
1.5200
1.5020
1.5080

1.5200
1.5020
1.5140
1.4960
USD/CHF
0.9310-0.9490
Down
0.9550
0.9370

0.9430
0.9310
0.9490
0.9490
0.9310
AUD/USD
1.0110-1.0290
Up
1.0290
1.0110
1.0170

1.0290
1.0110
1.0230
1.0050
NIKKEI
11590-11770
Up
11770
11590
11650

11770
11590
11710
11530
HANGSENG
22440-22620
Up
22620
22440
22500

22620
22440
22560
22380
KOSPI
266.40-268.20
Up
268.20
266.40
267.00

268.20
266.40
267.60
265.80
GOLD
1558.00-1582.00
Down
1590.00
1566.00

1574.00
1558.00
1582.00
1582.00
1558.00

Outlook Stimulus Dari Jepang Dan AS Ceriakan Emas

Outlook Stimulus Dari Jepang Dan AS Ceriakan EmasEmas berjangka naik untuk pertama kalinya dalam empat sesi atas spekulasi bahwa bank sentral akan lanjutkan langkah-langkah stimulus untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Haruhiko Kuroda, yang menjadi calon Gubernur Bank of Japan, mengatakan bahwa dia akan melakukan apapun yang diperlukan untuk akhri deflasi yang sudah berlangsung selama 15 tahun. Wakil ketua Federal Reserve Janet Yellen mengatakan bahwa bank sentral AS seharusnya mempertahankan pembelian obligasi sebesar $85 perbulan. Emas menguat sebanyak 7% pada tahun lalu karena China dan AS berjanji untuk ada stimulus lebih untuk dorong pertumbuhan ekonomi.”

Senin, 04 Maret 2013

Spekulasi Stimulus Warnai Pergerakan Emas

Spekulasi Stimulus Warnai Pergerakan Emas Harga emas terombang-ambing naik turun setelah sempat turun selama 3 hari seiring investor mempertimbangkan spekulasi bahwa bank sentral akan meneruskan stimulus guna memicu pertumbuhan ekonomi terhadap penguatan dollar. Sektor jasa Cina yang berekspansi dengan laju paling lambat dalam 5 bulan di bulan Februari, menurut data kemarin, dan data yang dirilis pekan lalu menunjukkan laju sektor manufaktur Cina berada di bawah ekspektasi.
 
“Harga emas nampaknya akan digerakkan oleh kebijakan moneter dan pergerakan harga mata uang,” ucap Alexandra Knight, ekonom pada National Australia Bank Ltd. “Ada indikasi bahwa aktivitas industry mix, yang mana tercermin pada harga yang lebih volatil.”

Emas Tertekan di Bawah 1587

Harga emas melakukan konsolidasi di kisaran 1564-1587 pada hari Jumat pekan lalu. Tekanan turun masih terlihat pada pergerakan emas hari ini karena pergerakan emas yang tidak mampu menembus level 1587-nya akhir pekan lalu (dan menjadi level resisten hari ini) dan kini harga berada di kisaran 1577. Namun demikian tekanan turun lanjutan harus menunggu konfirmasi penembusan level support di 1574 dengan potensi target kembali menguji level 1564.
 
Penguatan dollar AS masih menjadi biang pelemahan harga emas dengan indeks dollar AS kini berada di level 82.30, lebih tinggi dibanding pembukaan pekan lalu di 81.48

Emas Tertekan di Bawah 1587

Wall Street Pekan Ini: Kembali ke Payrolls dan Rangkaian Data

Wall Street Pekan Ini: Kembali ke Payrolls dan Rangkaian Data Fokus perhatian pelaku pasar keuangan pekan ini akan terpusat pada rapor perekonomian terbaru negara Amerika Serikat. Indikator terpenting tentu saja adalah laporan jumlah tenaga kerja bulanan yang dirilis hari Jumat pagi waktu setempat (08/03). Daya serap tenaga kerja berangsur membaik dan mampu mengimbangi kenaikan jumlah populasi di Amerika. Namun departemen tenaga kerja bulan lalu menyatakan rasio pengangguran belum berangsur turun sejak bulan September 2012.

Fakta tersebut sejatinya bukan merupakan kabar bagus di tengah fase pemangkasan anggaran. Pemerintah federal harus menghemat kas hingga $85 miliar dalam tujuh bulan ke depan sehingga beberapa sektor akan kehilangan sumber dana. Ancaman terbesar adalah potensi PHK ratusan ribu pegawai negeri di daerah dan kemungkinan pemecatan pegawai di industri-industri terkait. Apabila pemangkasan ini memang berlaku sepanjang tahun, maka perekonomian Amerika akan menyusut sebanyak 0,6 poin persentase dan mengurangi penciptaan tenaga kerja full-time sebanyak 750.000 posisi. Demikian hasil riset Kantor Anggaran Kongres.

Kembali ke laporan Non-farm Payrolls, hasil survei ekonom briefing.com menyimpulkan bahwa jumlah tenaga kerja baru di bulan Januari lalu bertambah 165.000 orang. Angka tersebut lebih tinggi dibanding kenaikan jumlah yang tercatat di bulan Januari, yakni 157.000 orang. Pun demikian, rasio pengangguran sepertinya belum beranjak dari level 7,9% atau masih di atas catatan bulan September tahun lalu yang sebesar 7,8%. Selain itu, masih ada data sekunder dari sektor tenaga kerja pekan ini, termasuk laporan perubahan peta lapangan kerja versi ADP serta klaim pengangguran, baik klaim pendahuluan maupun klaim berjalan. Ekonom yang disurvei oleh CNN meyakini pertumbuhan tenaga kerja kembali berlanjut tahun ini, dengan laju yang kurang lebih sama dengan tahun lalu. Jika memang hasilnya identik, maka lini perekonomian Amerika akan membuka sebanyak 2,2 juta lapangan kerja sehingga rasio pengangguran tahun ini akan turun ke 7,5%.

Indikator penting lainnya yang layak untuk dicermati tengah pekan ini adalah Beige Book Federal Reserve, survei tentang kinerja ekonomi per wilayah. Sementara dari sektor manufaktur, data ISM sektor jasa, factory orders, unit labor cost dan wholesale inventories juga siap diumumkan. Pekan lalu data ISM menunjukkan bahwa aktivitas jasa bulan di bulan Februari melaju lebih cepat dibanding perkiraan. Akan tetapi performa produksi secara global masih mengkhawatirkan, terutama setelah sektor manufaktur China melemah di luar dugaan bulan lalu.

Ketiga indeks utama Amerika sukses menutup pekan di level yang lebih tinggi dibanding satu pekan sebelumnya. Dow Jones Industrial Average naik 0.6%, S&P 500 menguat 0.2% dan Nasdaq naik 0.3%. Indeks Dow Jones kini hanya membutuhkan 1% lagi untuk menggapai level tertinggi sepanjang masa dan S&P memerlukan tambahan 4% untuk merangsek ke puncak. Terlepas dari obsesi pelaku pasar untuk melihat kedua indeks kembali memecahkan rekor tertingginya, performa pasar saham di awal Maret sangat ditentukan oleh serial data ekonomi dan resolusi kebijakan soal pemangkasan anggaran.

Emas Menguat Saat USD Melemah Dari Tingginya 6 Pekan

Emas Menguat Saat USD Melemah Dari Tingginya 6 PekanHarga Emas beranjak naik hari Senin, pulih dari rendahnya 1 pekan menandakan kejadian di sesi sebelumnya saat dollar AS melemah dari tingginya lebih dari tingginya 6 bulan di sesi sebelumnya terkait membaiknya data AS.
Pemangkasan anggaran secara otomatis sebanyak $95 miliar di program pemerintah AS, yang disebut dengan “sequester”, dimulai hari Jumay terkait masih buntunya kesepakatan antara para petinggi AS. Para investor akan mengawasi hal tersebut untuk dampaknya terhadap ekonomi.
Spot emas telah naik sebanyak 0.3% ke $1,580.19 per ounce, setelah menyentuh rendahnya 1 p3kan di angka $1,564.44 di sesi sebelumnya.
Emas AS bergerak naik nyaris 0.5% di angka $1,579.90.
Presiden Obama secara formal memerintahkan adanya pemangkasan pengeluaran pemerintah AS hari jumat setelah ia dan para senat dari Republik gagal mencapai kesepakatan untuk menghindaru pemangkasan otomatis yang dapah memukul pertumbuhan ekonomi dan menahan kesiagaan militer.

Sabtu, 02 Maret 2013

Technical Analysis, March 4th, 2013

CURRENCY
RANGE
TREND
RESISTANCE
SUPPORT
BUY
SELL
OBJ
CUT
EUR/USD
1.2920-1.3130
Down
1.3200
1.2990

1.3060
1.2920
1.3130
1.3130
1.2920
USD/JPY
92.60-94.40
Up
94.40
92.60
93.20

94.40
92.60
93.80
92.00
GBP/USD
1.4930-1.5140
Down
1.5210
1.5000

1.5070
1.4930
1.5140
1.5140
1.4930
USD/CHF
0.9320-0.9530
Up
0.9530
0.9320
0.9390

0.9530
0.9320
0.9460
0.9250
AUD/USD
1.0100-1.0310
Down
1.0380
1.0170

1.0240
1.0100
1.0310
1.0310
1.0100
NIKKEI
11610-11820
Up
11820
11610
11680

11820
11610
11750
11540
HANGSENG
22660-23020
Down
23140
22780

22900
22660
23020
23020
22660
KOSPI
267.50-270.80
Down
271.90
268.60

269.70
267.50
270.80
270.80
267.50
GOLD
1562.70-1587.50
Down
1595.70
1570.95

1579.20
1562.70
1587.50
1587.50
1562.70

Dollar AS Masih Jadi Favorit

Dollar AS kembali menguat sepanjang Februari 2013 lalu. Indeks dollar per 20 Februari tercatat mengalami kenaikan sebesar 2.28% dibandingkan penutupan Januari 2013. Penguatan dollar AS ini menunjukkan bahwa aset dollar masih menjadi favorit investasi bagi para pelaku pasar.

Sumber: Thomson Reuters

Pada bulan Januari 2013, dollar mengalami pelemahan sejak kesepakatan fiscal cliff tercapai di Amerika Serikat. Pelemahan dollar AS ini mengikuti perubahan sentimen di pasar keuangan dimana para pelaku pasar mulai beralih ke instrumen-instrumen yang lebih berisko dan memberikan imbal hasil yang lebih tinggi (risky asset). Ini bisa terlihat dari kenaikan indeks-indeks saham baik di AS, Asia bahkan Eropa yang sedang krisis. Selain itu beberapa komoditi logam dan energi juga mengalami kenaikan.


Minat para pelaku pasar tersebut terhadap aset beresiko disebabkan oleh persepsi bahwa perekonomian sudah mulai menunjukkan pemulihan yang stabil, apalagi negara perekonomian terbesar dunia, AS, telah berhasil menyelesaikan masalah jurang fiskal yang membelitnya. Data-data ekonomi kawasan yang masih terlanda krisis, Eropa, sepanjang periode tersebut juga menunjukkan perbaikan terutama data aktivitas manufaktur dan sektor jasanya.

Akan tetapi memasuki pertengahan Februari, euforia risk sentiment terlihat mulai memudar. Dollar AS mulai kembali menunjukkan taringnya. Dollar AS seakan tidak kehilangan peminat. Beberapa faktor yang menyebabkan dollar AS kembali menguat.

Yang pertama adalah persepsi yang positif dari para pelaku pasar terhadap pemulihan kesehatan ekonomi AS. Data-data ekonomi AS yang dirilis antara Januari dan Februari lalu menunjukkan tanda-tanda pemulihan.  Hal ini berbeda dengan data-data ekonomi negara-negara di Eropa. Ternyata pemulihan ekonomi belum tampak di kawasan tersebut yang artinya efek dari krisis hutang itu tergambarkan pada kondisi kesehatan ekonomi yang buruk. Alhasil persepsi yang positif terhadap AS ini membuat aset-aset dollar tetap diminati para pelaku pasar.

Gambaran ini tercermin dari indeks aktivitas manufaktur dan jasa di zona euro yang masih berada di zona kontraksi di bawah angka 50. Sementara indeks aktivitas manufaktur dan jasa AS sudah berada di area ekspansi di atas angka 50 selama 2 bulan beruntun. Selain itu, persepsi negatif zona euro diperburuk oleh angka GDP yang tercatat berada di zona negatif selama 3 bulan beruntun yang artinya sudah mengalami masa resesi. Sementara meski GDP AS kuartal ke-4 masuk ke zona negatif, namun masih bisa beralasan masalah jurang fiskal, yang kini sudah selesai, menjadi penyebabnya.

Faktor kedua adalah prospek kebijakan stimulus dari bank sentral AS. Dari notulen atau minutes rapat kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (Fed) pada tanggal 29-30 Januari 2013 menunjukkan bahwa ada perdebatan mengenai efektifitas stimulus yang digelontorkan saat ini dalam membantu pemulihan ekonomi AS. Evaluasi program stimulus akan dilakukan dan hasil evaluasi ini bisa bermuara pada dihentikannya program stimulus tanpa menunggu perkembangan bagus dari situasi tenaga kerja di AS. Hal ini bertentangan dengan pernyataan Gubernur Fed, Ben Bernanke, sebelumnya pada rapat kebijakan moneter Januari bahwa Fed akan tetap mempertahankan program stimulus pembelian obligasi sampai target tingkat pengangguran 6,5% tercapai.

Stimulus dapat diartikan penambahan likuiditas di pasar. Bila dilakukan Fed, berarti likuiditas dollar akan bertambah di pasar. Dan sebaliknya bila stimulus ditarik, berarti likuiditas dollar akan berkurang. Dan bila likuiditas berkurang akan mengakibatkan dollar AS menguat. Persepsi yang terbentuk di kalangan pelaku pasar saat ini setelah membaca notulen Fed adalah stimulus akan segera ditarik sehingga menimbulkan reaksi penguatan dollar AS.

Yang ketiga adalah kebijakan stimulus masih gencar dilakukan oleh bank-bank sentral negara dengan perekonomian besar di dunia seperti Bank Sentral Jepang, Eropa, Inggris dan Australia. Dengan kontraksi ekonomi yang terjadi di negara-negara besar ekonomi, bank-bank sentral masih dan bahkan menambah program stimulus untuk membantu memulihkan perekonomian.

Contohnya, Bank Sentral Jepang yang mengubah kebijakan menjadi lebih agresif dalam pemberian stimulus untuk mengeluarkan Jepang dari masa deflasi. Apalagi program ini sejalan dengan program pemerintahnya yang juga menjalankan kebijakan stimulus. Gabungan stimulus fiskal dan moneter ini membantu melemahkan yen terhadap dollar AS dan mata uang lainnya. Data ekonomi Eropa dan Inggris yang masih buruk akibat krisis hutang membuat bank sentral masing-masing masih menerapkan kebijakan moneter yang longgar. Bahkan Bank Sentral Inggris diproyeksikan akan menambah program pembelian asetnya. Sementara Bank Sentral Australia memberikan isyarat tidak akan menaikan suku bunga, malah mungkin akan menurunkan suku bunga. Kuatnya nilai dollar Australia dianggap bisa melukai perekonomian Australia. Kebijakan stimulus yang gencar dijalankan bank-bank sentral di luar Fed membantu menguatkan nilai dollar AS karena mata uang lainnya terdepresiasi akibat kebijakan tersebut.

Selama ketiga faktor di atas masih bertahan, dollar AS masih akan tetap menjadi favorit. Status aset dollar AS sebagai safe haven juga menjadikan nilai dollar bertambah kuat di kala kekhawatiran melanda para pelaku pasar karena ketidakpastian yang meninggi di pasar atau terjadi krisis ekonomi global.

Obama: Pemotongan Anggaran Akan Suramkan Perekonomian

Obama: Pemotongan Anggaran Akan Suramkan PerekonomianPresiden Barack Obama mengatakan bahwa pemotongan anggaran otomatis yang diatur mulai hari ini akan membuat perekonomian “berjalan lambat” dan itu mungkin memerlukan waktu beberapa minggu untuk mendapati lebih dari cukup anggota parlemen dari kedua partai untuk mencapai kesepakatan tentang rencana pengganti pemotongan defisit. Obama, setelah bertemu dengan para pemimpin Kongres di Gedung Putih, mengatakan bahwa kesepakatan akan tercapai setelah para anggota Kongres mendengar dari para pemilih yang merasakan “cubitan” dari pemotongan kembali dalam program-program pemerintah.

Emas Merosot Atas “Kekhawatiran Pada Deflasi” Amerika Serikat

Emas Merosot Atas “Kekhawatiran Pada Deflasi” Amerika SerikatEmas berjangka anjlok, ditutup untuk penurunan mingguan keempat berturutu-turut, seiring Presiden Barack Obama mengatakan bahwa pemotongan anggaran federal akan menyebabkan efek yang luar biasa pada perekonomian AS, dan lapangan pekerjaan akan berkurang.
Obama menyerukan pada Kongres untuk hentikan “perlambatan” pada ekonomi yang disebabkan oleh pemotongan anggaran otomatis yang di mulai pada hari ini dan harus menghasilkan sebuah alternatif untuk menutup celah pada pajak dan pemotongan anggaran. Di bulan Februari, emas turun untuk bulan kelima berturut-turut, itu merupakan penurunan terpanjang dalam 16 tahun.
“Pasar merasakan kekhawatiran pada deflasi seiring anggaran pemerintah akan menurun, dan itu akan berlaku terhadap emas,” kata Frank McGhee, kepala dealer di Integrated Brokerage Services LLC di Chicago.