Sebuah survei yang dilakukan oleh Markit
menyebut bahwa sebanyak 43% rumah tangga sudah meyakini bahwa pos
keuangan masing-masing akan lebih buruk di tahun 2013. Sementara hanya
24% responden yang memperkirakan daya beli dan koceknya jadi lebih baik
di tahun yang baru. "Sebanyak tiga perempat kepala keluarga tidak
melihat potensi perbaikan keuangan sehingga tingkat permintaan konsumen
rentan menyusut untuk jangka pendek," urai Tim Moore, Ekonom Senior
Markit. Moore juga menambhakan bahwa persepsi inflasi Inggris masih
belum stabil dan jaminan pekerjaan belum terlalu jelas di seluruh
Inggris.
Inggris terjebak dalam program pemangkasan anggaran melalui komponen penghematan
belanja dan kenaikan pajak. Hal inilah yang memicu perlambatan ekonomi
dan penurunan daya beli konsumen dalam satu tahun terakhir. Pemerintah
pusat bahkan memperkirakan langkah efisiensi berlanjutu hingga 2018,
atau satu tahun lebih lama dibanding rencana sebelumnya. Meski
perekonomian Inggris mulai bergeliat lagi di kuartal III lalu, rasionya
justru direvisi turun oleh dari 1.0% menjadi 0.9%. Kalaupun ada faktor
yang menopang kinerja ekonomi tahun ini tak lain adalah penyelenggaraan
Olimpiade London.
GDP Inggris masih berada di kisaran 3% di bawah level pra-resesi.
Namun analis pasar keuangan memprediksi negara perekonmian terbesar
ke-enam dunia ini kembali mengalami kontraksi di kuartal IV. Pemerintah
juga masih berjuang menurunkan bunga obligasi yang membengkak. Data
terbaru memperlihatkan bahwa defisit anggaran nasional sudah mencapai
£17.5 miliar di bulan November, ataumasih di atas catatan tahun lalu
yang sebesar £16.3 miliar.
Kombinasi antara pemangkasan anggaran,
penurunan jumlah pendapatan, inflasi dan warisan hutang berpotensi
mengekang daya beli konsumen. Padahal banyak orang Inggris yang kondisi
ekonominya tidak sebaik satu dasawarsa lalu. Hasil penelitian lembaga
independen Resolution Foundation menyebut bahwa terdapat 3.6 juta
keluarga memiliki beban hutang di luar batas kemampuan. Mereka
menghabiskan lebih dari seperempat pendapatan untuk membayar hutang,
baik yang berupa pinjaman dengan jaminan atau tanpa agunan. "Inti dari
pesimisme di tahun 2013 berada di lini keuangan warga, yaitu soal
rendahnya pendapatan dan bertambah tingginya biaya hidup," tambah Moore.
Skenario terburuk untuk tahun ini adalah kian banyaknya kepala keluarga
yang harus mencari bahan pangan dari donasi orang-orang yang merayakan
Natal. The Trussell Trust, lembaga yang memiliki pos makanan gratis di
250 lokasi, memperkirakan ada 15.000 orang yang datang meminta bantuan
makanan sepanjang liburan akhir tahun. Jumlah tersebut dua kali lebih
banyak dibanding tahun lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar