Jumat, 07 Desember 2012

The Fed Siap Lanjutkan Serial Stimulus Ekonomi

The Fed Siap Lanjutkan Serial Stimulus EkonomiFederal Reserve Bank Amerika akan mengumumkan serial pembelian obligasi baru pada pertemuannya pekan depan. Otoritas tidak akan memperketat kebijakan agar laju perekonomian dapat kembali optimal meski masih terkendala isu fiscal cliff.
Hal tersebut adalah ekspektasi sebagian besar ekonom di Amerika Serikat yang menilai adanya kebutuhan intervensi bank sentral ke dalam sektor perekonomian. Pada pertemuan 11-12 Desember mendatang, the Fed diprediksi meluncurkan pembelian obligasi bulanan sebesar $45 miliar. Kebijakan itu sesuai dengan kehendak Ben S. Bernanke dan kolega yang ingin terus memompa dana segar ke sistem perekonomian agar angka pengangguran turun konsisten. Jumlah tersebut adalah sama dengan apa yang sudah digelontorkan selama ini, meski the Fed bisa saja menambah porsi pembelian apabila mereka menginginkannya. 
Keputusan itu nantinya akan memperkuat kombinasi aksi borong obligasi negara dan sektor perumahan senilai $85 miliar per bulan. Segala kebijakan anyar nantinya diberlakukan dalam iklim suku bunga rendah dekat nol persen sampai pertengahan 2015 mendatang. Tidak hanya itu, masih ada kemungkinan bagi bank sentral untuk meluncurkan pembelian obligasi dalam jumlah yang lebih besar apabila otoritas menginginkan penurunan bunga obligasi negara ke level lebih rendah lagi.
Meski masa pemberlakuan operation twist berakhir tahun ini, bank sentral sudah memberi sinyal untuk terus memperlonggar kebijakan moneternya. Di bawah program twist, the Fed memborong $45 miliar obligasi per bulan dari dana penjualan obligasi jangka lebih pendek yang dimilikinya. Apabila ditambah dengan nilai pembelian surat hutang berbasis kredit perumahan senilai $40 miliar per bulan yang diumumkan Spetember lalu, maka neraca keuangan bank sentral akan bertambah $1,2 triliun menjadi $4 triliun di akhir 2013 nanti. Dengan catatan, the Fed terus melakukan pembelian dalam frekuensi yang sama hingga seterusnya.
Tingkat pengangguran di Amerika masih berkutat di level 7,9% dan pertumbuhan ekonomi tahun depan juga diperkirakan hanya sebesar 2%. Olah karena itu tidak ada alasan sama sekali bagi pemerintah untuk memperlambat laju stimulus dalam waktu dekat.

Tidak ada komentar: