Perekonomian zona Euro
menciut 0,2% pada kuartal II dibandingkan satu triwulan sebelumnya.
Banyak investor merasa puas dengan fakta tersebut karena kondisi ekonomi
euro tidak seburuk perkiraan. Namun jangan lepakan performa ekonomi di
negeri industri terbesar benua biru, Jerman. Data terbaru memperlihatkan
ekonomi negara ini hanya tumbuh 0,3% pada periode yang sama. Banyak
orang menilai ekspansi di Jerman cukup memuaskan, padahal seharusnya
tidak demikian. Jerman adalah bintang di kawasannya, kalau tidak bisa
disebut motor penggerak kebijakan fiskal dan moneter. Jadi bisa
disimpulkan bahwa jika negara ini hanya mencetak kenaikan 0,3% dalam
perekonomiannya, bagaimana dengan negara lain yang lebih kecil?
Jerman adalah negara ekspor yang sangat
tergantung pada daya beli di pangsa pasarnya, terutama Eropa. Kemunduran
di negara tetangga sama artinya dengan penurunan kinerja ekonomi di
masa depan. Sampai saat ini pertumbuhan Jerman masih positif, namun
belum tentu dalam beberapa kuartal mendatang. Satu-satunya cara untuk
mengimbangi penurunan tingkat permintaan luar negeri adalah dengan
menggenjot pasar dalam negeri. Tetapi mustahil untuk berharap gairah
konsumsi dan bisnis domestik untuk saat ini. The Centre for European
Economic Research di Mannheim menyatakan bahwa sentimen ekonomi di
negara paling disegani di Eropa anjlok hingga ke level terendah dalam
lima tahun terakhir. Artinya pelaku ekonomi masih skeptis dengan kondisi
bisnis kawasan sehingga ekonomi Jerman terancam melambat lagi di paruh
ke-dua 2012.
Di lain sisi, pemerintah Angela Merkel
selalu menjadi batu sandungan bagi setiap gagasan untuk menyelesaikan
krisis. Saat bank sentral (ECB) mulai berniat merancang formula
pemulihan, tidak ada dukungan politik dari negeri Merkel dan kolega.
Selain kurang berkenan dengan wacana pembelian obligasi negara
bermasalah oleh ECB, Jerman juga menolak wacana penerbitan obligasi
bersama, Eurobonds. Pasalnya jika jadi dirilis, obligasi euro
kemungkinan besar akan mencatut suku bunga lebih tinggi ketimbang yield
obligasi Jerman yang super-rendah, 1,5% (tenor 10 tahun). Gagasan ini
kian menjadi lelucon karena dalam kenyataannya, negara-negara euro
memang menggunakan mata uang yang sama namun tidak berbagi jumlah hutang
yang setara. Dalam implementasinya nanti, sulit menentukan rating dan
yield dari eurobonds mengingat parameter yang dipakai harus mewakili
jangka waktu dan kemampuan bayar seluruh negara yang terlibat.
Ekonomi Jerman sebenarnya sangat
tertolong oleh pemberlakuan mata uang euro. Berlin seharusnya mulai
membuka pintu untuk setiap negosiasi yang digagas oleh Mario Draghi agar
skenario pembubaran euro tidak terwujud. Angela Merkel tentu sadar
benar bahwa keberadaan euro berdampak luar biasa positif terhadap lini
industri dalam negeri. Seandainya valuta tunggal terpecah lagi menjadi
pesetas, franc, drachma, lira maupun escudo maka produk ekspor Jerman
akan sangat mahal di pasar luar negeri. Mengingat Deutsch Mark tentu
memiliki nilai tukar paling besar dibanding mata uang lain di kawasan
Eropa.
Cepat atau lambat Angela Merkel harus
mendengarkan apa yang bisa dilakukan oleh Mario Draghi, termasuk
merangkul Perdana Menteri Prancis, Francois Hollande dan kepala negara
lain. Memang berat jika Jerman harus berkorban dengan mensubsidi
negara-negara bermasalah. Namun pengorbanan itu terbilang kecil jika
dibandingkan dengan efek jangka panjang yang bisa terpicu jika euro-zone
sampai pecah. Sudah lebih dari dua tahun krisis Eropa berlangsung dan
sampai saat ini belum ada solusi jelas dari pemangku kepentingan. Pelaku
pasar sendiri masih memiliki optimisme bahwa jalan terbaik segera
ditemukan. Sikap mereka terlihat dari aksi 'beli' pada setiap kabar yang
mendukung ekspektasi penyelesaian krisis. Lihat saja di pasar saham,
indeks CAC 40 Prancis sudah rally di atas 8% sejak pertengahan Juli lalu
dan DAX Jerman mampu menguat lebih dari 5%. Optimisme jelas masih ada,
tetapi jangan berharap kinerja bursa ekuitas terus seperti itu bila
tidak ada resolusi baru muncul sebelum akhir tahun ini. Jika sampai satu
negara saja terdepak dari euro-zone, efeknya bisa luar biasa masif bagi
pasar finansial. Buat Jerman sendiri, jangan harap perekonomian per
kuartalnya bisa beranjak dari kisaran 0,3% tanpa dukungan politik dari
pemerintah pusat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar