Melihat tingginya harapan pasar terhadap
adanya pelonggaran kebijakan dari beberapa bank sentral utama dunia,
sepertinya optimisme mulai tumbuh dikalangan para investor bahwa para
bank sentral tersebut tidak akan tinggal diam menghadapi dampak yang
disebabkan oleh krisis hutang Eropa. Yang menjadi pertanyaan adalah:
apakah langkah-langkah tersebut akan berdampak positif dalam waktu
dekat?
Bila kita bercermin pada harapan kepada
Federal Reserve Bank beberapa pekan lalu, dengan harapan akan munculnya
QE3, yang ternyata berujung pada Operation Twist, maka masih ada
segelintir orang yang merasa bahwa QE3, apapun bentuknya dan dibelahan
manapun program serupa akan berasal, pesimisme di beberapa kalangan
masih akan bertahan.
Selain itu, bila kita merujuk pada
aktivitas sektor manufaktur di beberapa negara ekonomi utama dunia
seperti China, AS dan Eropa, sepertinya langkah yang akan diambil masih
terpusat pada kepentingan negara masing-masing. Proteksi yang dilakukan
Apple sebagai contoh, melihat dari betapa takut dan khawatirnya akan
persaingan dengan alasan pelanggaran hak paten, perusahaan tersebut
terus berusaha menekan masuknya produk-produk pesaing. Tentunya hal ini
bukan sebuah contoh mutlak.
Lalu, bagaimana harapan langkah-langkah
yang akan diambil para bank sentrak dunia tersebut terkait data-data
ekonomi yang akan dirilis pekan ini, tepatnya pada 5 Juli 2012, seperti
data jobs dari AS. Apakah bank-bank sentral dunia tersebut akan
membenahi perekonomian mereka terlebih dahulu atau langsung memberikan
bantuan kepada Eropa yang dianggap merupakan penyebab utama kejatuhan
pemulihan ekonomi dunia, atau melakukan sebagaimana layaknya China yang
mungkin tidak terlihat sebagai negara dengan perekonomian yang tertutup,
tetapi dengan kebijakan internal negara tersebut yang memberikan
instruksi kepada otonomi bank pemerintah yang relatif besar untuk
memperlonggar kebijakan kepada bank-bank kecil lainnya akan dilakukan
oleh negara lainnya? Ataukah hal ini juga akan dilakukan seperti halnya
Uni Eropa untuk membantu Spanyol dalam menyelamatkan sektor
perbankannya? Tentunya kedua hal tersebut masih menjadi gambaran bahwa
conflict of interest antar para bank sentral tersebut.
Bila kita melihat ke sisi dalam dari
suatu pemerintahan, tentunya pengecualian untuk China, masalah internal
politik untuk Eropa dan AS sepertinya masih akan membayangi
langkah-langkah yang akan menguntungkan beberapa pihak partai politik
untuk mendulang suara. Lalu bagaimana dengan masyarakat yang merasakan
dampak langsung dari kebijakan politik yang diambil? Apakah akan sejalan
dengan kehendak warga negara di negara masing-masing?
Beberapa pertanyaan pun masih menggantung
untuk jangka waktu dekat ini adalah: (1). Bagaimana China akan
menanggulangi dampak inflasi yang disebabkan tingginya harga perumahan
disana ditengah pelonggaran kebijakan perbankan. (2). Bagaimana badan
administrasi Obama yang tengah sibuk mengatasi masalah politik dalam
pemilu yang akan datang ditengah desakan perubahan ekonomi di AS untuk
mengatasi masalah pengangguran disana, terlebih saat pasar mulai
meragukan kepastian QE3 setelah beberapa saat lalu telah mengecewakan
pasar, dengan alih-alih melakukan pelonggaran kebijakan, tetapi malah
kembali melakukan penjualan obligasi jangka pendek untuk kemudian
membeli kembali obligasi-obligasi jangka panjang? (3). Bagaimana dengan
Jerman sebagai pemilik kekuatan yang tertinggi untuk ekonominya dengan
situasi yang tergolong kondusif dibandingkan dengan negara lainnya,
apakah Jerman setuju untuk membantu dengan mengatakan bahwa seharusnya
persyaratan untuk bantuan diperketat dengan tujuan agar negara-negara
yang dililit masalah hutang tersebut agar mandiri?
Apabila dengan asumsi sebagaimana yang
dijabarkan diatas, langkah-langkah konkrit yang akan diambil oleh para
bank sentral sepertinya masih merupakan upaya jangka pendek untuk
mengatasi masalah. Dan bukan tidak mungkin peran conflict of interest
bisa saja terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar