Beberapa waktu terakhir, muncul desakan dari beberapa pejabat ECB terhadap Mario Draghi supaya menghentikan program pinjaman murah. Namun sang presiden bergeming dengan menyebut rencana pencabutan stimulus darurat Eropa sebagai hal yang 'prematur'. Menurut Draghi, penggelontoran pinjaman berbunga rendah senilai 1 triliun euro sejak Desember tahun lalu masih diperlukan.
Dalam komentarnya di hadapan awak media, 'Super Mario' menyebut pinjaman lunak di 17 negara pengguna euro sangat berguna untuk menghindari krisis kredit. Namun ia kembali menegaskan bahwa stimulus itu hanya bersifat sementara. Ketika ditanya soal tekanan yield pada obligasi Spanyol dan Italia, Draghi membantah jika hal tersebut bisa diartikan bahwa kebijakan moneter ECB tidak efektif. Ia menekankan bahwa kondisi keuangan di kedua negara bukan karena disfungsi stimulus, namun lebih disebabkan oleh defisit dan hutang yang berlebihan.
Untuk bulan ke-empat, ECB konsisten menahan suku bunganya di kisaran super-rendah. Bahkan pada pertemuan kemarin, dewan pejabat bank sentral sama sekali tidak membicarakan wacana perubahan suku bunga. Meski demikian, analis meyakini bahwa Draghi tengah di bawah tekanan koleganya mengingat peluncuran kas besar ke pasar kredit rawan memicu inflasi di tengah pertumbuhan ekonomi negatif. Inflasi tahunan euro-zone sejauh ini memang turun di bawah prediksi, pada angka 2,6% di bulan Maret dari 2,7% satu bulan sebelumnya. Tetapi angka tersebut masih di atas target rata-rata 2% yang ditetapkan oleh ECB untuk tahun ini.
ECB dan sebagian besar ekonom masih berpendapat bahwa ekonomi euro zone menguat secara moderat tahun ini pasca resesi 2011. Namun Draghi menggarisbawahi kerentanan ekonomi kawasan dengan pernyataan: "Risiko masih tetap ada!".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar