Senin, 03 Oktober 2011

Emas Sulit Penuhi Target $ 2,000


Emas Sulit Penuhi Target $2,000Emas memang baru saja mencatat koreksi 3-hari terbesar dalam 28 tahun terakhir. Namun apakah bisa diartikan bahwa emas kehilangan daya untuk membidik $2,000 per ons di akhir tahun.
Hanya dalam waktu 1 bulan (sejak awal September), emas sudah kehilangan sekitar $300. Setelah meraih rekor tertinggi $1,920 per ons, logam mulia favorit investor ini anjlok sampai kisaran $1,600 di akhir bulan. Beberapa pengamat menilai koreksi tajam sebagai pemecahan 'gelembung' harga. Banyak analis langsung merevisi proyeksi harga emas di akhir tahun, yang tadinya diprediksi bisa merangsek ke $2,000 per ons.
Menurut Josina Oliphant, Analis Komoditi Rand Merchant Bank, faktor fundamental yang mendukung harga masih eksis. Termasuk di dalamnya adalah tingkat likuiditas global yang tinggi dan suku bunga rendah di berbagai negara maju. "Selama masalah eurozone belum pudar, emas akan jadi pilihan safa haven utama," ujar Oliphant.
Tetapi Oliphant juga melihat bahwa permintaan emas sebagai tameng inflasi juga mulai berkurang, searah dengan penurunan inflasi Amerika Serikat (AS). Hal tersebut mempersulit harga untuk menembus $2,000. Oliphant sendiri meramalkan bahwa emas hanya akan sampai pada level $1,900 di penghujung 2011.
Untuk jangka waktu lebih panjang, hingga tahun depan, emas diprediksi tidak akan kesulitan mencapai target $2,000. Mengingat harga saat ini masih sangat jauh di bawah rekor harga rill $2,500 per ons, yang tercapai pada periode 1980-an. Apalagi bank sentral AS sudah berkomitmen menjaga suku bunga tetap rendah, setidaknya hingga pertengahan 2013. Kebijakan the Fed sangat bagus bagi prospek harga emas.
Sedangkan Walter de Wet, Periset Komoditi Standard Bank London, melihat emas masih berpeluang merangsek ke $2,000. Jika tidak di akhir tahun ini, maka komoditi anti-inflasi bisa mencoba naik ke target idealnya pada kuartal perdana 2012. De Wet memaparkan asumsinya berdasarkan kebijakan cetak uang pemerintah AS. "Jika the Fed terus mencetak uang, maka harga emas akan naik terseret oleh pergerakan mata uang lain," ujarnya.
Ia melihat emas jatuh akhir-akhir ini karena pasar uang tidak beroperasi dengan baik sehingga negara Eropa dan emerging markets memilih tunai sebagai jaminan. Di samping itu, kenaikan marjin kepemilikan emas di China turut mengambat penguatan. "Jika harga turun antara 6% dan 7% dalam satu hari saja, maka investor harus menyuntik dana segar ke rekening mereka supaya bisa terus bertransaksi," ujarnya. De Wet melihat emas akan kembali menemukan momentum untuk mencapai level $1,885 di akhir tahun ini dan $1,900 di kuartal awal 2012.

Tidak ada komentar: