Senin, 08 Agustus 2011

Downgrade menanti AS


Rating kredit adalah salah satu parameter bagi investor untuk menilai prospek suatu surat hutang. Lembaga pemeringkat seperti Fitch, S&P dan Moody's giat mengeluarkan laporan dan proyeksi obligasi negara tertentu. Vonis 'downgrade' lazimnya disikapi negatif oleh pelaku pasar. Namun, investor harus paham benar bahwa rating kredit adalah sebuah opini semata, tidak lebih dari itu.
Itulah alasan mengapa S&P berani men-downgrade aset hutang berbasis Amerika Serikat (AS) Jumal lalu. Sementara Moody's belum menindaklanjuti kondisi terkini di negara tersebut. Kedua lembaga agensi memiliki pendapat berbeda soal situasi pasca kesepakatan plafon hutang, setidaknya sampai saat ini. 
 
S&P terang-terangan menunjukkan pesimisme terhadap kapabilitas pemerintah dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi. "Kisruh politik saat ini menunjukkan instabilitas pada pemerintahan dan kebijakan," demikian rilis S&P pasca downgrade-nya terhadap AS dari AAA menjadi AA+. Agensi menilai perekonomian tidak stabil, tidak efektif dan tidak memberi kepastian. 
 
Donald Marron, Mantan Direktur Pelaksana Kantor Anggaran Kongres, menilai sikap lembaga rating cukup wajar karena AS bersikap transparan memaparkan situasi terbaru. "Kami adalah satu-satunya negara maju yang berbicara terbuka soal peluang default," ujarnya. Persetujuan antar lembaga tinggi berhasil menghilangkan resiko gagal bayar pemerintah, dibantu oleh wacana pengurangan defisit $2,1 triliun hingga 1 dekade mendatang. 
 
Adapun Moody's sangat menantikan perkembangan lebih lanjut dari implementasi kesepakatan. "Satu atau dua kali hambatan pada penerapan bisa mempengaruhi rating secara negatif," tulis Moody's. Pada akhirnya, kedua lembaga rating memberi pesan serupa pada kongres: hentikan omong kosong dan banyak bekerja!
 
"Rating kredit AS berada di persimpangan," tutur Jonathan Cowan, Presiden Lembaga Peneliti Third Way. Cowan menyerukan pejabat negara menuntaskan agenda efisiensi melalui pemangkasan dan penyesuaian pajak atau AS akan jatuh ke jurang dalam. Seruan serupa dipaparkan oleh Maya MacGuineas, Presiden Komite non-Partisan untuk Responsible Federal Budget. "Hingga Desember nanti, pembuat kebijakan akan berdiskusi soal kendali hutang, atau mungkin hanya sebuah babak drama baru," ulas MacGuineas. Seandainya kongres terpeleset oleh kepentingan politik, jangan heran jika lembaga rating lain ikut menghadiahkan downgrade hutang.

Tidak ada komentar: