Selasa, 08 Maret 2011

Ketakutan Hutang Kembali Hantui Euro

Mata uang Euro anjlok akibat ketegangan lama tentang krisis hutang sovereign Eropa kini menghantui sentimen pasar. Selama berminggu-minggu, mata uang Euro telah menantang gravitasi kecemasan seputar tekanan financial utang pada negara anggota Uni Eropa seperti Yunani, Irlandia dan Portugal.
 
Bahkan saat tampak sinyalemen negatif dari para pelaku pasar obligasi serta pasar credit default, namun mata uang Euro tidak menggubrisnya dan malah meroket ke titik tertingginya sejak awal November, hingga diatas $1.40.
 
Selama beberapa hari terakhir, mata uang ini telah dihantam lagi oleh berita downgrade peringkat utang Yunani. Sementara itu, perbedaan yield antara obligasi pemerintah Yunani dan Jerman semakin melembar, seperti juga halnya dengan Portugal. Kekhawatiran yang semakin menumpuk bahwa negara-negara tersebut mungkin terpaksa menstrukturisasi utang mereka, atau mengalami default, akibatnya ekspektasi kenaikan bunga yang dipicu oleh Trichet minggu lalu kini mulai memudar.
 
Kecemasan atas masalah utang Eropa, belum sepenuhnya hilang dari benak para pelaku pasar, dan hingga kini masih berpotensi menyeret mata uang Euro terkoreksi turun lagi.
Terpantau Euro telah anjlok sejauh ini ke level $1.3861 terhadap dollar AS, mata uang ini melorot setelah komentara dua pejabat senior zona Eropa ke media Dow Jones Newswires bahwa harapan pasar sebelumnya akan disetujuinya dana bailout yang lebih fleksibel dan solid dari para pemimpin Eropa untuk menyelesaikan krissi utang di benua itu ternyata tidak mungkin dipenuhi.
 
Di satu sisi Dollar ditopang oleh pelemahan harga minyak, setelah ada rumor positif dari Timur Tengah dan Afrika Utara. Namun kebijakan moneter AS yang masih bersifat longgar pada dasarnya masih menjadi alasan kuat bagi para investor untuk enggan memegang dollar AS.

Tidak ada komentar: