Senin, 21 Maret 2011

Bahrain makin memburuk

Masyarakat Bahrain berkumpul di desa Sitra untuk ratapi kematian seorang pengunjuk rasa, sehari setelah pasukan keamanan menangkap pemimpin oposisi dan tuduh konspirasi dengan pihak asing. Bahrain tengah berjuang padamkan aksi demonstrasi yang dipimpin kaum Syiah demi penegakan demokrasi dan hak sipil. Belasan rakyat sipil telah tewas sejak aksi unjuk rasa dimulai sebulan lalu. Awal Maret, puluhan ribu pelayat hadiri pemakaman serupa di Sitra, yang akhirnya berkembang menjadi protes besar-besaran.

Partai Oposisi Syiah utarakan kepolian menahan Hassan Mushaima, pemimpin gerakan Shiite Haq, dan Ebrahim Sharif, seorang Sunni sekuler dan kepala oposisi National Democratic Action Society. Raja Hamad bin Isa Al Khalifa telah tawarkan dialog nasional, dan Putra Mahkota Salman juga komitmen untuk berdiskusi.

"Saat seperti ini, masyarakat cenderung menjadi lebih ekstrim. Oposisi akan semakin keras karena penggunaan kekerasan oleh pemerintah," ungkap Simon Henderson, petinggi Washington Institute for Near East Policy. "Kepemimpinan sedang diuji. Meski belum ada penahanan secara masa; namun cukup banyak rakyat yang marah."

Kaum Syi'ah Bahrain miliki hubungan yang erat dengan kaum Syiah lainnya di Iran maupun Arab Saudi. Awal pekan, Iran menarik duta besarnya untuk protes tindakan Bahrain. Di Arab Saudi, sekitar 1.000 orang langsungkan aksi unjuk rasa damai. Hampir 1.000 kaum Syiah Kuwait juga berdemonstrasi untuk tunjukkan solidaritas.

Tidak ada komentar: