Bernanke tekan dollar
Dollar melemah terhadap rivalnya kecuali yen karena pernyataan Ketua the Fed Ben Bernanke dan turunnya yield obligasi AS. Dalam kesaksian di hadapan Kongres, Bernanke mengatakan bahwa tingkat pengangguran masih tinggi dan inflasi yang masih relatif rendah, indikasi the Fed tetap memberlakukan kebijakan longgar sampai waktu yang belum ditentukan. Bernanke mengatakan tingkat pengangguran masih tinggi dan sampai terlihat periode penciptaaan lapangan kerja yang berkesinambungan, pemulihan ekonomi belumlah aman. Bernanke juga mengatakan inflasi masih rendah dan ekspektasi inflasi jangka panjang masih stabil. Pernyataan tersebut memastikan program pembelian aset, atau yang dikenal dengan Quantitative Easing (QE), tetap berjalan sesuai rencana. Beberapa kalangan berharap dengan membaiknya kondisi ekonomi AS, Bernanke dapat memberi sinyal the Fed akan mengakhiri program QE-nya lebih cepat dari perkiraan. Faktor lain yang menekan dollar adalah penurunan yield obligasi AS karena permintaan tinggi. Treasury bertenor 10 tahun turun menyusul lelang yang menghasilkan $24 miliar.
Dollar melemah terhadap rivalnya kecuali yen karena pernyataan Ketua the Fed Ben Bernanke dan turunnya yield obligasi AS. Dalam kesaksian di hadapan Kongres, Bernanke mengatakan bahwa tingkat pengangguran masih tinggi dan inflasi yang masih relatif rendah, indikasi the Fed tetap memberlakukan kebijakan longgar sampai waktu yang belum ditentukan. Bernanke mengatakan tingkat pengangguran masih tinggi dan sampai terlihat periode penciptaaan lapangan kerja yang berkesinambungan, pemulihan ekonomi belumlah aman. Bernanke juga mengatakan inflasi masih rendah dan ekspektasi inflasi jangka panjang masih stabil. Pernyataan tersebut memastikan program pembelian aset, atau yang dikenal dengan Quantitative Easing (QE), tetap berjalan sesuai rencana. Beberapa kalangan berharap dengan membaiknya kondisi ekonomi AS, Bernanke dapat memberi sinyal the Fed akan mengakhiri program QE-nya lebih cepat dari perkiraan. Faktor lain yang menekan dollar adalah penurunan yield obligasi AS karena permintaan tinggi. Treasury bertenor 10 tahun turun menyusul lelang yang menghasilkan $24 miliar.
Di tengah sentimen negatif terhadap dollar, euro menjadi pilihan. Euro juga melesat karena pembelian beberapa bank sentral, seperti Rusia dan Korsel, dalam upaya diversifikasi cadangan devisa. Euro berhasil menembus kembali $1,37. Namun, laju euro kemungkinan tertahan karena masih dibayangi kekecewaan pasar atas sikap dovish ECB. Euro juga tertahan karena belum adanya kepastian mengenai modifikasi dana talangan, atau Fasilitas Stabilitas Finansial Eropa (EFSF). Bahkan tidak tertutup kemungkinan euro akan terkoreksi bila ada berita negatif dari Eropa yang diiringi dengan data ekonomi bagus dari AS.
Sterling, yang sering bergerak searah dengan euro, juga berhasil menguat terhadap dollar. Namun, penguatannya rentan menjelang data output industri dan keputusan BOE. Produksi industrial selama Desember diperkirakan tumbuh 0,5% per bulan dan 3,7% per tahun. Data yang lebih baik dari prediksi bisa mengangkat sterling. Pasar juga akan mencermati hasil rapat reguler BOE dan kemungkinan sinyal mengenai prospek kebijakan. BOE diperkirakan akan mempertahankan rate-nya di 0,5% dan tidak akan melanjutkan program QE-nya. Sementara itu di AS, even terjadwal malam nanti antara lain data initial jobless claims dan pidato Presiden the Fed distrik Atlanta Dennis Lockhart.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar