Senin, 24 Januari 2011

Inflasi global

Saham-saham bisa bisa kehilangan gain dan bisa berlanjut karena investor dibebani oleh laporan pendapatan dan rangkaian data ekonomi pekani ini.

Hampir seperempat dari S&P dan setengah dari 30 saham Dow melaporkan pendapatan, termasuk American Express, McDonald's, Johnson and Johnson, Caterpillar dan Boeing. Pertemuan Fed hari Selasa dan Rabu dan laporan dari sektor perumahan, durable goods dan GDP kuartal IV. President Obama akan memberikan keterangan hari Selasa.

Saham-saham sebagian besar bergerak lebih rendah pekan lalu, meski Dow naik 84 poin ke 11,871.  S&P 500 kehilangan 9 poin atau 0,8% ke 1283. Nasdaq lebih buruk, merosot 2,4% ke 2689 karena investor melakukan profit taking. The Russell 2000 dalam perorma terburuk, ditutup turun tajam 4,3% ke 7733.
"Saya kira ini lebih buruk daripada yang terlihat. Pasar benar-benar dalam kondisi sangat buruk," kata kepala strategist saham JPMorgan, Thomas Lee. "Saya melihat  saham kapitalisasi lebih kecil yang populer biasanya menjadi contoh pengambilan resiko, mengalami kondisi buruk."

Contohnya, teknologi favorit Amazon dan Apple, keduanya jatuh 6% pekan lalu. Meski meraih pendapatan bagus, Apple merugi setelah CEO Steve Jobs mengumumkan cuti untuk cek medis. Google juga melaporan pendapatan bagus, jatuh 2% dan Bank of America, hasil pendapatan mengecewakan, anjlok 6,5%.

Pasar juga akan terus concern pada pengetatan lanjutan dari China. China melaporkan angka CPI melemah ke 4,6% namun GDP kuartal empat secara mengejutkan naik 9,8%. Pasar komoditi dan saham terus memantau langkah China untuk mengendurkan pertumbuhan.

Tidak ada komentar: