Selasa, 25 Januari 2011

BREAKING NEWS

Euro uji $1,37

Setelah sempat terkoreksi euro akhirnya mampu bertahan di level tertinggi dalam 9 minggu terakhir. Kini, euro sedang menguji level $1,37.  Euro terangkat di saat kecemasan mengenai krisis utang sedang surut. Untuk sementara, belum datang berita baru yang terkait masalah utang. Satu-satunya berita adalah masalah gejolak politik di Irlandia, dimana salah satu anggota partai koalisi mundur dan perdana menterinya mundur dari jabatan ketua partai.  Pasar justru terfokus ke kemungkinan ECB menaikan suku bunga untuk meredam inflasi sembari berharap pemimpin zona euro menghasilkan solusi lanjutan, seperti menambah dana bailout dan memperluas fasilitasnya. Pasar saat ini berpegang pada pernyataan hawkish Presiden ECB Jean-Claude Trichet yang mengindikasikan ECB akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan.
 
Euro juga terangkat oleh data indeks PMI manufaktur dan jasa zona euro yang lebih baik dari prediksi. Penguatan saham global juga menjadi faktor yang mengangkat euro. Euro kini melanjutkan penguatannya dan sedang menuju $1,37. Peluang untuk menembus level itu terbuka, tapi perlu diwaspadai berita buruk yang mungkin datang dan meredam laju euro. Meski belum berpengaruh banyak ke euro, pasar tetap mewaspadai kemungkinan memburuknya masalah politik di Irlandia.  Perdana Menteri Brian Cowen mengundurkan diri dari jabatan kepala Partai Fianna Fail. Gejolak politik ini terjadi di saat pemerintah sedang berusaha menggolkan RAPBN. Rancangan yang menyertakan pemotongan anggaran ini penting untuk mendapatkan bailout dari Uni Eropa.

Untuk hari ini, laju Euro akan dipengaruhi oleh data sentimen konsumen Jerman hasil survei GfK. Indeks itu untuk Februari diperkirakan stabil di 5,4.

Sterling, yang sering bergerak searah dengan euro, kini juga menguat setelah sempat terkoreksi karena profit taking. Data PDB Inggris kuartal keempat akan menjadi faktor yang menentukan arahnya. PDB di periode itu diperkirakan tumbuh 0,5% per kuartal dan 2,6% per tahun. Angka yang lebih baik dari prediksi akan semakin mengangkat the cable.

Berbeda dengan sterling dan euro, Aussie justru terkoreksi, menyusul data inflasi yang lebih rendah dari prediksi, semakin mengurangi kemungkinan kenaikan suku bunga RBA.

Sementara itu, US Dollar mengalami tekanan menjelang rapat reguler the Fed besok. Bank Sentral AS itu hampir dipastikan mempertahankan suku bunganya di kisaran 0.25%, tapi pasar ingin melihat pandangannya mengenai kondisi ekonomi terkini dan prospek kebijakan ke depan.

Tidak ada komentar: