Rilis data ekonomi Cina bulan lalu menunjukkan peningkatan inflasi ke level tertingginya selama 25 bulan, sehingga mengarahkan pandangan pasar terhadap prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut. Inilah yang menghambat laju penguatan emas di pertengahan bulan November dan meningkatkan kekhawatiran prospek ekonomi Cina yang memburuk akan memicu reaksi di pasar komoditas, terlebih setelah laju kenaikan tajam beberapa waktu sebelumnya.
Namun harga emas pada akhirnya kembali terdukung oleh minat safe haven para investor setelah menyebarnya krisis hutang Irlandia ke negara Eropa lainnya, seperti Portugal dan Spanyol. Selain itu, emas juga mendapat sokongan dari ketidakpastian geopolitik di semenanjung Korea.
Harga emas melanjutkan rebound selama 5 sesi berturut-turut hingga Jumat kemarin, dan ternyata berhasil menembus level psikologis di US$1,400/toz karena data ketenagakerjaan AS dirilis jauh di bawah perkiraan. Oleh karena itu, dolar AS melemah lagi secara signifikan terhadap mata uang utama lainnya maupun mendukung kenaikan harga emas.
Pembelian Cina melonjak
Impor emas oleh Cina bertambah hampir lima kali lipat dari 45 ton pada tahun 2009 ke 209 ton selama 10 bulan pertama tahun ini karena inflasi yang semakin tinggi meningkatkan daya tarik emas sebagai sebuah aset yang dapat mempertahankan nilainya. Orang di Cina memang sangat membutuhkan suatu inflation hedge yang mapan ketika kebijakan moneter yang ketat dari pemerintahnya cenderung mengarahkan investor dari saham dan properti ke emas.
Permintaan dari Cina, yang pada saat ini merupakan pembeli emas terbesar kedua di dunia, telah mengubah pola musiman dalam pergerakan harga emas untuk investor dimana saja. Bertepatan dengan musim festival dan kawin sesudah panen, permintaan India secara umum mencapai puncaknya pada awal bulan November dengan Diwali atau the Hindu “festival of lights”. Sementara orang Cina membeli makin banyak emas sekitar Tahun Baru Cina (yang mulai pada 3 Februari di 2011). Oleh karena itu, jangan heran apabila permintaan yang paling besar beberapa tahun terakhir ini sudah tergeser dari Diwali ke Xin Nián atau Chinese New Year.
Setelah Cina meliberalisasi pasar emas domestiknya satu dasawarsa yang lalu, kenaikan kuartalan rata-rata selama Diwali lebih kecil daripada periode yang berakhir dengan China’s New Year dan Lantern Day festivals dua minggu kemudian (lihat tabel diatas ini). Liberalisasi tersebut terwujud lewat pengakhiran dari pengendalian harga perhiasan di 2002, dan kemudian dengan pembukaan resmi dari Shanghai’s bullion trading exchange pada tahun 2005.
Kondisi teknikal emas
Seperti dapat Anda lihat pada grafik mingguan dibawah ini, harga emas pada dasarnya berkonsolidasi selama 8 pekan terakhir di kisaran antara US$1,322/toz dan US$1,400/toz. Jika emas bisa bertahan di atas US$1,400/toz untuk sepekan kedepan, kemungkinan level tertinggi sepanjang sejarah di US$1,424.10/toz akan dipecahkan.
Target sampai akhir tahun ini adalah US$1,480/toz, yang merupakan perpanjangan dari pola rectangle, dan 161.8% fibonacci projection di sekitar US$1,515/toz.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar