Jumat, 15 Juli 2011

Kongres Butuh 'Ditekan'


Banyak kalangan memandang bahwa krisis dalam negosiasi plafon hutang Amerika Serikat (AS) pada akhirnya akan berakhir. Pemerintah dan legislatif tidak mungkin membiarkan kinerja Barack Obama terganggu masalah pendanaan. Namun pemikiran (sebagian) anggota parlemen bisa jadi tidak se-simple itu. Beberapa analis melihat ada kemungkinan kongres membiarkan obligasi negara terkena status default.
 
Hal itu tentu akan menyebabkan pasar saham kolaps tiba-tiba. Namun jika pasar nantinya bereaksi keras, maka hal itu akan memberi tekanan baru bagi kongres. "Kongres butuh tekanan supaya mau meneken persetujuan, misalnya dari reaksi keras pelaku pasar," ujar Ed Mills dari FBR Capital. Namun Mills melihat kemungkinan persetujuan tidak tercapai hingga deadline 2 Agustus hanya sebesar 25%. "Tampaknya kedua pihak benar-benar sulit mengalah sampai situasi berubah menjadi krisis," ujarnya. 
 
Kongres dan Gedung Putih menetapkan tanggal 22 Juli sebagai batas akhir negosiasi. Sementara Menteri Keuangan, Tim Geithner, mengatakan pemerintah punya toleransi hingga 2 Agustus. Jika kongres enggan melunak setelah deadline, maka pasar saham akan bergejolak. Investor luar memandang Washington tidak bisa kompak menyelesaikan kepentingan nasional. 
 
"Pada akhirnya, kongres akan menyepakati wacana pemerintah," pungkas Alec Levine, Associate Director Newedge Group. Levine melihat situasi sekarang identik dengan saat pemerintah memperjuangkan Troubled Asset Relief Program (TARP) beberapa tahun silam. "Saat itu perundingan pertama gagal, pasar bereaksi keras hingga perundingan dua berjalan mulus," ungkap Levine. Akhirnya, program senilai $700 miliar bisa direstui House untuk mengatasi krisis tahun 2008 lalu. Situasinya kurang lebih serupa, respon kritis dari pelaku pasar keuangan dibutuhkan supaya kongres tidak terlalu keras kepala. 

Euro : Uji Resistance 1.4281

Koreksi terjadi pada EURUSD hingga ke area support di 1.4129. Terlihat pada grafik 1 jam bahwa terbentuk pola head and shoulders dan pullback terjadi ke area neckline. Pola ini akan gagal jika harga kembali berakselerasi ke atas neckline atau ke atas 1.4187 dan hal tersebut akan membuka peluang untuk pergerakan naik menguji resistance di 1.4281. Sebaliknya, tembusnya support di 1.4129 akan memperkuat pola tersebut sehingga EURUSD berpotensi turun hingga 1.4035.


Sterling “Nervous” Jelang Hasil Stress Test


Meski  sempat terkoreksi tipis, Poundsterling terpantau nayris tak bergerak alias flat di akhir pekan ini.
Dengan kondisi yang flat tersebut, Sterling masih tetap rentan merosot lagi ditengah memburuknya sentimen pasar karena cemas terhadap rapuhnya ekonomi, tingginya rasio hutang Inggris dan ekspektasi kenaikan suku bunga yang makin menjauh.
 
Selain itu aksi lepas posisi kadang sesekali mewanai perdagangan karena pasar mengantisipasi terlebih dahulu menjelang dirilisnya indikator ekonomi AS yaitu data inflasi harga konsumen (CPI-AS) serta hasil uji kesehatan (stress test) bank-bank Eropa hari ini.

Prospek USD Minus, Untungkan Euro


Sampaidengan sesi perdagangan siang di hari Jumat, mata uang tunggal Euro terpantau bergerak sideways setelah mengalami koreksi di sesi sebelumnya.
Faktor ini terutama disebabkan oleh dollar AS yang mengalami sedikit pemulihan setelah Pimpinan Federal Reserve Ben Bernanke akhirnya menjawab semua spekulasi di pasar yang menyebutkan bahwa QE3 akan segera diluncurkan.
 
Dalam pidatonya di depan Komite Senat AS, Bernanke menegaskan bahwa bank sentral AS akan menyuntikkan dana lagi ke dalam sistem perekonomian, hanya jika ekonomi Amerika benar-benar semakin memburuk, yang menurutnya belum terjadi saat ini meski tingkat inflasi terus naik sejak akhir 2010.
 
Namun secara umum untuk kedepannya, dollar AS masih akan tertekan, terutama setelah pihak Moody’s dan S&P saat ini telah memperingatkan akan men-downgrade peringkat hutang kredit Amerika jika sampai 2 Agustus mendatang Kongres belum juga menaikkan plafon hutang AS.
 
Bila kondisinya demikian, untuk jangka panjang EUR masih memiliki peluang menguat lebih lanjut. Karena kondisi ini akan mendorong investor melakukan pembelian terhadap aset ber-imbal hasil tinggi.

Profit Taking Hambat Laju Emas


Harga emas melemah di sesi Asia terkait tindakan trader mengambil keuntungan setelah pekan ini emas rally ke level tinggi baru di $1,594.90 per troy ons. Spot emas di $1,583.40/ons, turun $3.60 dari level penutupan hari Kamis (14/07) di New York.
Logam mulia akan menguji level $1,600/ons dalam jangka pendek, namun pergerakan tajam tampaknya tidak akan terjadi hari ini menjelang hasil stress-test bank Eropa pukul 23.00 WIB. Jika jumlah bank yang gagal menjalani tes lebih tinggi hal ini akan berimbas pada pelemahan EUR terhadap USD. Namun hal ini juga dapat mendorong harga emas dikarenakan kekhawatiran mengenai krisis hutang zona Eropa menambah minat aset safe-haven.
Dari 91 bank Eropa yang menjani tes, 10-15 diperkirakan mengalami kegagalan, menurut catatan analis MF Global, Tom Pawlicki. 

Emas Bergerak Rangebound


Logam  mulia bergerak rangebound. Sejak 1 Juli emas telah mencatat gain 6.8% dengan level penutupan saat itu di $1,486.50/ons.
Kekhawatiran masalah hutang zona Eropa, pertumbuhan ekonomi AS yang mengkhawatirkan dan kemungkinan mengenai langkah pelonggaran kuantitatif AS mendukung permintaan save haven untuk logam mulia. Spot emas di $1,585.80/onsz, turun $1.20 dari level penutupan. Logam mulia diperdagangkan di range sempit kisaran $1,584.00 - $1,589.00. Perak di $38.30/ons, naik 11 sen, platinum menjadi $1,767/ons, naik $5 dan paladium di $778/ons, naik $4 dari level penutupan.

Potensi Downgrade Rating AS Menghantam Sesi Eropa


Minyak  berjangka naik secara moderat setelah laporan jobless claims AS jatuh tajam disaat bersamaan laporan penjualan ritel mengalami peningkatan, mengindikasikan perbaikan ekonomi di negara konsumen minyak terbesar dunia.
 
Para pelaku pasar masih melihat data ekonomi tersebut dibayangi oleh kekhawatiran lebih besar pada potensi downgrade rating kredit AS seiring tidak tercapainya kesepakatan negosiasi anggota kongres dengan Gedung Putih.
 
Permintaan minyak AS juga meorost menyentuh level terendah 2 bulan di minggu yang berakhir pada 8 Juli, menurut laporan EIA hari Rabu kemarin. Penggunaan bahan bakar merosot ke level terendah 8 tahun. Sehingga penguatan harga minyak masih berpotensi terbatas seiring peringatan Moody’s Investor Service pada review rating bond pemerintah di AAA.
 
Berdasarkan studi teknikal, bias intraday menjadi netral setelah harga gagal menembus diatas 98.75, namun masih dibutuhkan penembusan konsisten dibawah area 95.15 untuk memicu momentum bearish lebih lanjut menguji area support kunci 92.00. 

Emas Cetak Rekor Tertinggi


Emas melaju  mencatakanrekor tertingginya di London dan New York sebagai akibat isu tentang kekhawatiran terhadap stimulus AS dan hutang dalam AS serta masih berlarut-larutnya krisis di Eropa mendorong permintaan terhadap logam mulia meningkat sebagai aksi safe haven.
Dolar jatuh terhadap enam mata uang utama setelah Ketua Federal Reserve Ben S.Bernanke mengatakan bank sentral siap mengambil tindakan tambahan, termasuk membeli obligasi pemerintah yang lebih. Pembelian obligasi untuk meningkatkan perekonomian negara adi daya tersebut. 

Investor khawatir  tentang dampak pelonggaran kebijakan lebih lanjut oleh Fed akan melemahkan  dolar dan ini akan mendukung emas, kata Peter Fertig, pemilikKuantitatif Komoditi Research Ltd di Hainburg, Jerman. "Kemungkinan default  AS dengan tidak meningkatkan plafon hutang dalam batas waktu sampai 2 Agustus. Selain itu downgrade mungkin adalah alasan untuk berinvestasi dalam emas sebagai safe haven. Masih ada resiko bahwa krisis di Europe masih akan berlanjut. " Tambahnya lagi.

Segera pengiriman emas naik sebanyak $ 12,07 atau 0,8% menjadi $1594.45 per ons dan berada di $ 1,586.75 pada jam 12.56 waktu London.Emas untuk pengiriman bulan Agustus naik  0,1% lebih tinggi pada $ 1587,10 per ons di Comex di New York setelah mencapai rekor $ 1594.9 yang merupakan harga emas pada rekor tertingginya sepanjang sejarah. Saat ini (20.27 wib) emas diperdagangkan pada $ 1588,2. 

Emas incar rekor baru


 Emas  terkerek naik di rekor segar baru sejak sesi Asia hari Kamis, seiring dengan pelemahan dollar yang dipicu oleh kekhawatiran limit utang yang beralih ke AS.
 
Emas untuk kontrak bulan Agustus bertambah 0.22% sejauh ini diperdagangkan di level $1585.80 per troy ons setelah meraih titik tertinggi nya di $1589.60 per troy ons.
 
Faktor lain yang turut menopang Emas stabil dekat level rekor adalah potensi stimulus tambahan yang dipompa bank sentral AS ke ekonomi AS. Emas melanjutkan penguatannya ditengah ketidakpastian ekonomi makro memicu pengalihan resiko para investor ke aset yang tergolong aman seperti Emas.
 
Berdasarkan studi teknikal, Emas berpotensi terkoreksi turun untuk menetralisir kondisi jenuh beli / overbought pada chart Daily, mengincar support area 1579 – 1577 di jangka pendek. Anjlok dibawah area tersebut dapat memicu momentum bearish lebih lanjut mengincar level support kunci 1562.
 
Namun selama harga masih bertahan diatas area 1552 secara keseluruhan skenario bullish masih kuat untuk membawa harga ke rekor baru 1601 - 1597 minggu-minggu ini.

Kamis, 14 Juli 2011

Konstan Diatas $1.6080 sterling masih aman


Poundsterling  mengalami koreksi hingga sesi siang hari Kamis, namun masih terbilang cukup aman selama valuta ini bergerak diatas level support $1.6080.
Koreksi ini lantaran Sterling didera sentimen negatif setelah lembaga pemeringkat Moody’s menyebutkan kemungkinan rencana untuk memangkas peringkat kredit obligasi Amerika Serikat. Kondisi ini dikhawatirkan bisa mengobarkan kembali kecemasan investor terhadap krisis finansial global.
 
Sesi kemarin GBP menguat tajam terhadap Dollar AS terutama akibat terangkat oleh pidato Gubernur Fed Ben Bernanke yang mengisyaratkan kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter putaran berikutnya jika ekonomi terus melemah dan inflasi terus menurun.
 
Secara teknikal bila GBP pecah dibawah support $1.6080, dikhawatirkan dapat memicu bearish lanjutan Sterling menuju level krusial $1.6. Bila level 1.6 masih juga ditembus, bukan tidak mungkin bila Sterling akan terjerumus hingga 1.5940 hingga 1.5900.

Moody’s Picu Euro Kandas


Mata  tunggal Euro akhirnya tidak mampu melanjutkan rebound-nya dan justru terkoreksi hingga tipis dibawah $1.4200 pada sesi siang hari Kamis.
Koreksi ini lantaran EUR masih terbilang rapuh dalam suasana meluasnya pesimisme terhadap para pemimpin zona Eropa yang terlihat tidak sanggup mencegah penyebaran krisis hutang.
 
Sentimen negatif diperparah oleh berita sebelumnya yang menyebutkan lembaga pemeringkat Moody’s kembali menurunkan peringkat hutang untuk negara Irlandia. Tidak hanya itu saja, Moody’s menyebutkan kemungkinan rencana akan memangkas peringkat kredit obligasi Amerika Serikat.
 
Kondisi ini sontak mengobarkan kembali kecemasan investor terhadap krisis finansial global.

Sterling Analysis : Tren bullish awas support


Sterling menguat terhadap USD. Resistance terdekat saat ini berada di 1.6191. Bias untuk GBPUSD adalah bullish namun kemungkinan akan terjadi pullback ke area support di 1.6123. Jika muncul sinyal bullish sebelum support tersebut tembus, maka sterling berpotensi menguat lagi membidik area 1.6191. Pecah ke atas 1.6191 diperkirakan akan mendorong sterling naik hingga 1.6259.

Waspadai tembusnya support di 1.6123 karena bisa jadi akan diikuti oleh koreksi ke area 1.6047.

Euro Analysis : masih cenderung bullish

Euro terus menguat terhadap USD namun tertahan di resistance 1.4281. Pullback berpotensi terjadi ke area support di 1.4187 atau area trendline naik sebagai support dinamis. Jika area support tersebut bertahan dan diikuti oleh kemunculan sinyal bullish maka EURUSD diperkirakan akan melanjutkan trend naik menguji 1.4281. Perhatikan support di 1.4187 karena jika support itu tembus maka akan berpotensi menyebabkan koreksi hingga ke 1.4035.


Defisit Tahunan AS Sudah Dekati $1 Triliun


Defisit anggaran  Amerika Serikat (AS) terus membengkak sepanjang tahun ini. Rilis Kementerian Keuangan memperlihatkan bahwa tidak lama lagi total defisit siap menembus angka $1 triliun!
 
Sepanjang 9 bulan pertama (tahun anggaran), besaran defisit AS sudah mencapai $971 miliar. Sebagai perbandingan, angka tersebut setara dengan besaran defisit satu tahun penuh pada tiga tahun lalu. Dengan periode perhitungan satu tahun masih tersisa tiga bulan, jumlah defisit hampir pasti menembus catatan tahun lalu, $1,29 triliun. Namun, jumlah tahun ini diyakini tetap berada di bawah rekor angka yang tercapai pada 2009, yakni sebesar $1,41 triliun. 
 
Defisit bulan Juni terpantau $43 miliar, cukup besar untuk rerata bulanan. Fakta ini kian menambah tekanan bagi kongres dan pemerintah untuk segera meneken plafon hutang baru. Jika tidak, surat hutang AS akan default untuk kali pertama dalam sejarah. Defisit tahun ini akan menembus angka $1 triliun untuk tiga periode beruntun. 

Koreksi USD Untungkan Logam Mulia


Aset  investasi berbasis logam mulia masih mempertahankan gain setelah mata uang USD konsisten melemah. Spot emas terpantau kuat di $1,586.30 per ons. Emas menguat $3.70 dari level penutupan terdahulu, namun menjauh dari rekor $1,590.04.
 
Logam mulia favorit investor diprediksi mencatat level tertinggi baru pada sesi perdagangan Eropa dan Amerika Serikat (AS). Mengingat sentimen masih rawan dan minat safe haven tetap tinggi. Dalam satu atau dua hari ke depan, emas berpeluang merangsek ke $1,600. Emas diuntungkan oleh peringatan Moody's terhadap rating obligasi AS semalam. Di saat bersamaan, EUR/USD bertengger di 1.4220, menguat dibanding penutupan kemarin (1.4158). 
 
Adapun logam perak terpantau naik 8 sen ke $38.31 per ons. Platinum naik $15.00 ke $1,786 dan palladium meraup $6 untuk $780 per ons.

Emas Siap Uji Level $ 1.650


Harga  akan terus naik dalam beberapa pekan mendatang dan akan menguji level $1,680/ons, menurut catatan MF Global. "Pasar emas diperkirakan terus menguat dalam jangka pendek, didukung oleh kemungkinan kelanjutan kebijakan moneter akomodatif, ketidak pastian masalah hutang dan faktor teknikal," katanya.
Spot emas di $1,586.10/ons, naik $3.50 dari level penutupan di hari Rabu namun berada di bawah rekor tinggi di $1,590.04/ons. 

Emas Tunggu QE3


Jika AS melanjutkan paket pelonggaran kuantitaif yang ketiga, dalam jangka pendek emas berpeluang bergerak $150, menurut broker yang bermarkas di Sydney.
"Jika QE3 terjadi, pergerakan emas tak terbendung," katanya. Logam mulia diprediksi akan menembus level $1,600/ons di tengah sentimen zona Eropa dan pasar AS yang lemah. Spot emas di $1,586.80/ons, naik $4.20 dari level penutupan namun berada di bawah level rekor tinggi baru di $1,590.04/ons. Jika AS batal melakukan QE3, emas dapat anjlok ke $1,450/ons, terkait minat resiko meningkat demikian juga dengan sentimen pasar,  katanya. Skenario ini terjadi setelah pimpinan Fed, Ben Bernanke menyatakan kemungkinan atas tindakan kebijakan tambahan menjelang Kongres berlangsung hari Rabu (13/07).
Emas juga terbantu oleh pengumuman Moody's mengenai kemungkinan penurunan peringkat bagi obligasi pemerintah AS.

Emas Pecah Rekor Baru


Harga spot emas melesat tak terkendali hingga mencatat rekor tinggi baru di atas $1,589 di hari Kamis setelah muncul berita kemungkinan penambahan stimulus oleh Federal Reserve A.S.
Selain itu krisis hutang zona Eropa yang kian meningkat turut andil dalam memicu kenaikan beruntun terpanjang emas dalam 5 tahun terakhir.
 
Harga emas memperpanjang rally pada awal sesi lalu setelah Gubernur Federal Reserve Ben Bernanke mengatakan bank sentral siap untuk kembali melonggarkan kebijakan jika perekonomian melemah dan inflasi terus menurun. Komentar Bernanke dinilai sebagai petunjuk bakal digelontorkannya QE tahap III.
 
Kecemasan penyebaran krisis hutang zona Eropa ke Italia, negara perekonomian terbesar ke-3 di kawasan, dan ketidakpastian mengenai debat menaikkan batas hutang AS, turut menyokong penguatan emas.

Rabu, 13 Juli 2011

Oil : Waspadai Resisten Minyak 97.99

Minyak mentah mengalami rebound dan saat ini tengah menguji resistance di area 97.99. Stochastic dan CCI 4 jam-an berada di kondisi jenuh beli sehingga membuka peluang koreksi ke 95.72 jika resistance di 97.99 bertahan dan muncul sinyal bearish dari stochastic dan CCI tersebut. Sebaliknya akselerasi ke atas 97.99 berpotensi mendorong harga minyak hingga ke 99.40.


Penolakan Terhadap Nuklir Jepang Meningkat


Perdana Menteri Naoto Kan berjanji untuk mengurangi ketergantungan Jepang padareaktor nuklir dan menyerukandiadakan perdebatan tentang apakah perusahaan swasta harus diperbolehkan untuk mengoperasikan plant tenaga nuklir setelah terjadinya bencana Fukushima.
"Kita harus mengurangi ketergantungan nuklir step by step dan akhirnya kita bisa melakukan tanpa energi yang bersumber dari nuklir." Papar Kan hari ini di Tokyo.
Penolakan  terhadap tenaga nuklir meningkat di Jepang empat bulansetelah gempa berkekuatan 9 SR yang mengakibatkan tsunami dan membuatlumpuh Tokyo. Plant Electric Power Co 's Fukushima Dai-Ichi  memicu terjadinya kecelakaan nuklir terburuk dalam 25 tahunterakhir. Surat kabar Asahi mengatakan kemarin bahwa 77 % responden jajak pendapat mendukung pemberhentian pemakaian tenaga nuklir, naik dari 74bulan lalu.