Kamis, 14 Juli 2011

Konstan Diatas $1.6080 sterling masih aman


Poundsterling  mengalami koreksi hingga sesi siang hari Kamis, namun masih terbilang cukup aman selama valuta ini bergerak diatas level support $1.6080.
Koreksi ini lantaran Sterling didera sentimen negatif setelah lembaga pemeringkat Moody’s menyebutkan kemungkinan rencana untuk memangkas peringkat kredit obligasi Amerika Serikat. Kondisi ini dikhawatirkan bisa mengobarkan kembali kecemasan investor terhadap krisis finansial global.
 
Sesi kemarin GBP menguat tajam terhadap Dollar AS terutama akibat terangkat oleh pidato Gubernur Fed Ben Bernanke yang mengisyaratkan kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter putaran berikutnya jika ekonomi terus melemah dan inflasi terus menurun.
 
Secara teknikal bila GBP pecah dibawah support $1.6080, dikhawatirkan dapat memicu bearish lanjutan Sterling menuju level krusial $1.6. Bila level 1.6 masih juga ditembus, bukan tidak mungkin bila Sterling akan terjerumus hingga 1.5940 hingga 1.5900.

Moody’s Picu Euro Kandas


Mata  tunggal Euro akhirnya tidak mampu melanjutkan rebound-nya dan justru terkoreksi hingga tipis dibawah $1.4200 pada sesi siang hari Kamis.
Koreksi ini lantaran EUR masih terbilang rapuh dalam suasana meluasnya pesimisme terhadap para pemimpin zona Eropa yang terlihat tidak sanggup mencegah penyebaran krisis hutang.
 
Sentimen negatif diperparah oleh berita sebelumnya yang menyebutkan lembaga pemeringkat Moody’s kembali menurunkan peringkat hutang untuk negara Irlandia. Tidak hanya itu saja, Moody’s menyebutkan kemungkinan rencana akan memangkas peringkat kredit obligasi Amerika Serikat.
 
Kondisi ini sontak mengobarkan kembali kecemasan investor terhadap krisis finansial global.

Sterling Analysis : Tren bullish awas support


Sterling menguat terhadap USD. Resistance terdekat saat ini berada di 1.6191. Bias untuk GBPUSD adalah bullish namun kemungkinan akan terjadi pullback ke area support di 1.6123. Jika muncul sinyal bullish sebelum support tersebut tembus, maka sterling berpotensi menguat lagi membidik area 1.6191. Pecah ke atas 1.6191 diperkirakan akan mendorong sterling naik hingga 1.6259.

Waspadai tembusnya support di 1.6123 karena bisa jadi akan diikuti oleh koreksi ke area 1.6047.

Euro Analysis : masih cenderung bullish

Euro terus menguat terhadap USD namun tertahan di resistance 1.4281. Pullback berpotensi terjadi ke area support di 1.4187 atau area trendline naik sebagai support dinamis. Jika area support tersebut bertahan dan diikuti oleh kemunculan sinyal bullish maka EURUSD diperkirakan akan melanjutkan trend naik menguji 1.4281. Perhatikan support di 1.4187 karena jika support itu tembus maka akan berpotensi menyebabkan koreksi hingga ke 1.4035.


Defisit Tahunan AS Sudah Dekati $1 Triliun


Defisit anggaran  Amerika Serikat (AS) terus membengkak sepanjang tahun ini. Rilis Kementerian Keuangan memperlihatkan bahwa tidak lama lagi total defisit siap menembus angka $1 triliun!
 
Sepanjang 9 bulan pertama (tahun anggaran), besaran defisit AS sudah mencapai $971 miliar. Sebagai perbandingan, angka tersebut setara dengan besaran defisit satu tahun penuh pada tiga tahun lalu. Dengan periode perhitungan satu tahun masih tersisa tiga bulan, jumlah defisit hampir pasti menembus catatan tahun lalu, $1,29 triliun. Namun, jumlah tahun ini diyakini tetap berada di bawah rekor angka yang tercapai pada 2009, yakni sebesar $1,41 triliun. 
 
Defisit bulan Juni terpantau $43 miliar, cukup besar untuk rerata bulanan. Fakta ini kian menambah tekanan bagi kongres dan pemerintah untuk segera meneken plafon hutang baru. Jika tidak, surat hutang AS akan default untuk kali pertama dalam sejarah. Defisit tahun ini akan menembus angka $1 triliun untuk tiga periode beruntun. 

Koreksi USD Untungkan Logam Mulia


Aset  investasi berbasis logam mulia masih mempertahankan gain setelah mata uang USD konsisten melemah. Spot emas terpantau kuat di $1,586.30 per ons. Emas menguat $3.70 dari level penutupan terdahulu, namun menjauh dari rekor $1,590.04.
 
Logam mulia favorit investor diprediksi mencatat level tertinggi baru pada sesi perdagangan Eropa dan Amerika Serikat (AS). Mengingat sentimen masih rawan dan minat safe haven tetap tinggi. Dalam satu atau dua hari ke depan, emas berpeluang merangsek ke $1,600. Emas diuntungkan oleh peringatan Moody's terhadap rating obligasi AS semalam. Di saat bersamaan, EUR/USD bertengger di 1.4220, menguat dibanding penutupan kemarin (1.4158). 
 
Adapun logam perak terpantau naik 8 sen ke $38.31 per ons. Platinum naik $15.00 ke $1,786 dan palladium meraup $6 untuk $780 per ons.

Emas Siap Uji Level $ 1.650


Harga  akan terus naik dalam beberapa pekan mendatang dan akan menguji level $1,680/ons, menurut catatan MF Global. "Pasar emas diperkirakan terus menguat dalam jangka pendek, didukung oleh kemungkinan kelanjutan kebijakan moneter akomodatif, ketidak pastian masalah hutang dan faktor teknikal," katanya.
Spot emas di $1,586.10/ons, naik $3.50 dari level penutupan di hari Rabu namun berada di bawah rekor tinggi di $1,590.04/ons. 

Emas Tunggu QE3


Jika AS melanjutkan paket pelonggaran kuantitaif yang ketiga, dalam jangka pendek emas berpeluang bergerak $150, menurut broker yang bermarkas di Sydney.
"Jika QE3 terjadi, pergerakan emas tak terbendung," katanya. Logam mulia diprediksi akan menembus level $1,600/ons di tengah sentimen zona Eropa dan pasar AS yang lemah. Spot emas di $1,586.80/ons, naik $4.20 dari level penutupan namun berada di bawah level rekor tinggi baru di $1,590.04/ons. Jika AS batal melakukan QE3, emas dapat anjlok ke $1,450/ons, terkait minat resiko meningkat demikian juga dengan sentimen pasar,  katanya. Skenario ini terjadi setelah pimpinan Fed, Ben Bernanke menyatakan kemungkinan atas tindakan kebijakan tambahan menjelang Kongres berlangsung hari Rabu (13/07).
Emas juga terbantu oleh pengumuman Moody's mengenai kemungkinan penurunan peringkat bagi obligasi pemerintah AS.

Emas Pecah Rekor Baru


Harga spot emas melesat tak terkendali hingga mencatat rekor tinggi baru di atas $1,589 di hari Kamis setelah muncul berita kemungkinan penambahan stimulus oleh Federal Reserve A.S.
Selain itu krisis hutang zona Eropa yang kian meningkat turut andil dalam memicu kenaikan beruntun terpanjang emas dalam 5 tahun terakhir.
 
Harga emas memperpanjang rally pada awal sesi lalu setelah Gubernur Federal Reserve Ben Bernanke mengatakan bank sentral siap untuk kembali melonggarkan kebijakan jika perekonomian melemah dan inflasi terus menurun. Komentar Bernanke dinilai sebagai petunjuk bakal digelontorkannya QE tahap III.
 
Kecemasan penyebaran krisis hutang zona Eropa ke Italia, negara perekonomian terbesar ke-3 di kawasan, dan ketidakpastian mengenai debat menaikkan batas hutang AS, turut menyokong penguatan emas.

Rabu, 13 Juli 2011

Oil : Waspadai Resisten Minyak 97.99

Minyak mentah mengalami rebound dan saat ini tengah menguji resistance di area 97.99. Stochastic dan CCI 4 jam-an berada di kondisi jenuh beli sehingga membuka peluang koreksi ke 95.72 jika resistance di 97.99 bertahan dan muncul sinyal bearish dari stochastic dan CCI tersebut. Sebaliknya akselerasi ke atas 97.99 berpotensi mendorong harga minyak hingga ke 99.40.


Penolakan Terhadap Nuklir Jepang Meningkat


Perdana Menteri Naoto Kan berjanji untuk mengurangi ketergantungan Jepang padareaktor nuklir dan menyerukandiadakan perdebatan tentang apakah perusahaan swasta harus diperbolehkan untuk mengoperasikan plant tenaga nuklir setelah terjadinya bencana Fukushima.
"Kita harus mengurangi ketergantungan nuklir step by step dan akhirnya kita bisa melakukan tanpa energi yang bersumber dari nuklir." Papar Kan hari ini di Tokyo.
Penolakan  terhadap tenaga nuklir meningkat di Jepang empat bulansetelah gempa berkekuatan 9 SR yang mengakibatkan tsunami dan membuatlumpuh Tokyo. Plant Electric Power Co 's Fukushima Dai-Ichi  memicu terjadinya kecelakaan nuklir terburuk dalam 25 tahunterakhir. Surat kabar Asahi mengatakan kemarin bahwa 77 % responden jajak pendapat mendukung pemberhentian pemakaian tenaga nuklir, naik dari 74bulan lalu.

Tidak Ada Rencana Kongkret Pada Pertemuan Uni Eropa


Tidak ada perusahaan yang berencana untuk mengadakan pertemuan darurat para pemimpin Uni Eropa terkait krisis ekonomi kawasan Eropa. Prioritas utama dari pertemuan adalah bahwa menteri keuangan bersedia menyetujui rincian paket penyelamatan kedua bagi Yunani.
“Tidak ada rencana yang nyata pada pertemuan khusus tersebut. Lebih prioritas adalah para menteri keuangan untuk menyetujui paket bantuan baru bagi Yunani.” Kata juru bicara pemerintah Jerman.
Perwakilan Uni Eropa mengatakan pada Reuters bahwa pertemuan khusus akan diadakan pada Jum’at (15/7) di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap menyebarnya krisis hutang di wilayah Eropa. Selain itu pertemuan juga akan membahas tentang struktur kesepakatan bantuan baru bagi Yunani.

Perbankan Jerman Optimis Dengan Hasil Stress-Test, Spanyol Was-Was


Dari ke-13 bank Jerman yang turut ambil bagian dalamstress-test perbankan Eropa nampaknya akan lolos, meskipun 2 di antaranya mencatat hasil yang hanya sedikit lebih tinggi dari batas minimum, menurut sebuah nara sumber yang terlibat dalam program tersebut.
Bank milik pemerintah, HSH Nordbank, kemungkinan akan memiliki rasio kecukupan modal Core Tier 1 sekitar 5,5% berdasarkan skenario stress-testterberat, sedikit di atas batas minimum 5% yang diperlukan. Sedangkan rasio NordLB diperkirakan akan berada pada kisaran 5%-6%. Sementara bank-bank seperti Deutsche Bank AG, Commerzbank AG, Hypo Real Estate, WestLB, BayernLB, LBBW, Deka, DZ Bank, WGZ, Landesbank Berlin dan Helaba, diperkirakan akan memiliki rasio kecukupan modal Core Tier 1 minimal 6%.
 
Dari Spanyol, 2 bank komersial kemungkinan akan mengalami kegagalan dalam stress-test sektor perbankan dengan skenario terberat, menurut laporan ABC hari Rabu tanpa menyebutkan sumber berita tersebut. Sejumlah bank tabungan Spanyol atau cajasjuga diperkirakan akan mengalami hal serupa, ABC menambahkan.
 
Hasil stress-test dari 91 bank-bank Eropa dijadwalkan akan dirilis pada hari Jumat mendatang. Perbankan Eropa diharuskan untuk memiliki rasio kecukupan modal Core Tier 1 di atas 5% dari aktiva tertimbang dalam kasus terjadi krisis ekonomi yang parah dan goyahnya pasar selama 2 tahun ke depan. Core Tier 1 merupakan level kualitas tertinggi yang akan menunjukkan kemampuan sebuah bank dalam menutupi kerugian di masa depan.

Gold : Emas Incar Bollinger Band


Gold terdongkrak naik sejak sesi Asia hari ini, meraih puncak 1574.85, namun diperdagangkan sedikit lebih rendah di 1571.75 sejauh ini dan sedang menguji level tertinggi tanggal 2 Mei di area 1576.90. Tembus diatas area tersebut dapat memicu momentum bullish lebih lanjut mengincar upper bollinger band pada grafik Daily yang sejauh ini diperdagangkan dilevel 1596.
Bias arah masih netral di jangka pendek, namun pola Double Top membuka peluang koreksi Emas, terutama setelah slow stochastics pada grafik daily berada di teritori jenuh beli / overbought. Namun penurunan Emas jika terjadi dapat dipertimbangkan temporary dan bersifat koreksi seiring dengan indikator MACD yang masih bullish, MACD biasanya cukup akurat untuk memperkirakan trend intermediate / jangka menengah emas seperti yang dapat kita lihat di grafik Daily sebelumnya setiap MACD crossing over keatas, harga Emas tertopang dengan baik.
Di sisi bawahnya, level support terletak di area 1566 - 1553 - 1541.

Emas Menuju Rekor Penutupan Tertinggi Mingguan


Emas sempat reli ke rekor tertingginya $1574.85 per troy ons, membukukan kenaikan dalam 6 hari berturut, seiring dengan ketakutan krisis utang sovereign Eropa memicu permintaan investasi pada aset yang tergolong aman.
 
Logam mulia melanjutkan kenaikan setelah merebak rumor prospek QE tahap 3 paska rilis FOMC Minutes mengindikasikan adanya pandangan stimulus tambahan yang diperlukan untuk mendongkrak pemulihan ekonomi dari beberapa anggota dewan FOMC pada meeting kebijakan moneter bulan Juni lalu.
 
Potensi QE3 ini menyebabkan dollar melemah terhadap euro dan memicu permintaan pada emas. Para investor biasanya menggunakan emas untuk melindungi nilai / hedging di tengah ketidakpastian ekonomi dan resiko ekonomi akibat bahaya default yang dihadapi Italia , Portugal , Yunani.
 
Faktor – faktor inilah yang menyebabkan Emas terus tertopang dengan level resisten teknikal berikutnya terletak di $1600. Adapun level support di jangka pendek terletak di area 1566 – 1553 – 1541. 

Rebound EUR/USD Hampir Lampaui 1.4100


Eur/dollar berpotensi terkoreksi keatas untuk sementara ini karena para investor bersikap defensive jelang testimony Ben Bernanke. Meskipun efek negatif krisis utang zona Eropa maupun downgrade kredit Irlandia dapat memicu kekhawatiran namun di saat bersamaan dollar AS terpukul oleh rumor prospek pemangkasan kuantitatif tahap 3 / QE3.
 
Prospek QE3 makin meningkat setelah laporan tenaga kerja yang lemah selama dua bulan berturut, para investor akan menunggu sinyal stimulus pada testimony Ben Bernanke nanti malam.
 
Berdasarkan studi teknikal, rebound EUR/USD sedang dalam titik krusial, setelah anjlok ke dekat area 1.3835, harga melampaui resisten 1.4050 mengindikasikan adanya buyer yang mendorong harga ke level psikologis 1.4220 di jangka pendek. Tapi masih dibutuhkan penembusan konsisten diatas area 1.4100 untuk memicu momentum bullish lebih lanjut.
 
Di sisi bawahnya, level support terdekat terletak di area 1.4050 – 1.3835 – 1.3700.

Sterling Analysis : buka peluang ke 1.6056


GBPUSD mencoba untuk naik sejak sesi Asia, meraih bottom di 1.5908 namun bergerak liar ke 1.5987 dan sejauh ini diperdagangkan lebih rendah di level 1.5951. Fakta ini menyebabkan perubahan view teknikal dan dalam posisi wait n see.
Bias intraday masih netral di jangka pendek, namun selama harga tertahan dibawah trendline resisten pada grafik H1, skenario bearish masih membayangi. Tembus diatas 1.5980 - 1.6000 dapat membuka peluang Buy mengincar target resisten 1.6075. Resisten terkuatnya di area 1.6140 untuk mempertahankan skenario bearish di jangka menengah.
Support terdekat terletak di 1.5780, anjlok dibawah 1.5780 akan mengembalikan skenario bearish yang kuat untuk menguji level support 1.5730.

Sentimen Pasar Mixed Di Awal Sesi Eropa


 Laporan pasar sedikit pulih setelah dirilis laporan pertumbuhan GDP China melampaui perkiraan, meskipun dibayangi kekhawatiran penyebaran krisis Yunani setelah Moody’s melakukan downgrade rating utang Irlandia ke level ‘junk’.
 
Mata uang berisiko seperti Euro, Aussie terkoreksi naik setelah anjlok ke titik terendahnya, seiring pembeli dollar AS kembali bersikap defensive jelang testimony dari Gubernur The Fed Ben Bernanke.
 
EUR/USD untuk sementara ini stabil diatas 1.40, masih diatas 200 day MA di kisaran 1.39. Sejauh ini pergerakan pair EUR/USD mirip dengan rollercoaster setelah anjlok ke 1.3840 akhirnya terkoreksi naik lagi ke levl 1.4052 sejauh ini.
 
Sejalan dengan buruknya fundamental, terutama di 3 negara member Eropa yang dikenal dengan istilah PIIGS (Portugal Irlandia, Italy, Greece, Spain). Kenaikan mungkin masih rapuh karena lembaga pemeringkat Moody’s khawatir bahwa jaminan untuk menghindari default di Irlandia akan menjadi yang terbesar keempat di dunia, dan diprediksikan negara tersebut tidak akan mampu mengumpulkan modal dari swasta setelah program bailoutnya kadaluarsa di tahun 2012. Bagaimanapun pasar masih stabil kembali setelah menteri Keuangan Luxembourg berupaya meyakinkan pasar bahwa tidak akan ada negara anggota zona Eropa yang terkena default. 

Krisis Menguji Daya Tahan Perusahaan


Beberapa negara ekonomi penting kehilangan momentum di pertengahan tahun ini. Amerika Serikat (AS) dan Eropa diterjang oleh masalah hutang dan anggaran. Kondisi kritis dalam perekonomian global bisa diartikan sebagai bahaya bagi prospek bisnis.
Mengacu pada proyeksi ekonomi dunia terkini, perusahaan-perusahaan besar akan sulit untuk bangkit ke periode pra-krisis. Beberapa korporasi bisa bertahan, namun banyak pula yang harus berjuang lebih keras. Daya tahan sektor bisnis dapat diukur pada pekan ini, saat anggota bursa Wall Street merilis data keuangan periode April-Juni. 
 
"Kita tidak akan melihat kenaikan (laba) dramatis seperti kuartal terdahulu," ujar John Carey dari Lembaga Investasi Pioneer. Masalah hutang tidak saja mengganggu kinerja pemerintah. Konsumen juga ikut terimbas kenaikan harga minyak sehingga pengeluaran terbatasi. 
 
Survei Bloomberg terhadap para analis bursa AS memperlihatkan bahwa earnings rata-rata anggota indeks Standard & Poor's akan tumbuh 13% di kuartal II. Meski terbilang sesumbar, rasio tersebut justru masih lebih rendah dibanding fakta kuartal I. Pada triwulan perdana 2011, earnings naik sebanyak 18%. Sementara pada periode pasca krisis 2010 lalu, laba bahkan naik sampai 37%. 
 
Optimisme pasar mulai mencuat saat Alcoa merilis data pendapatan di atas ekspektasi. CEO perseroan bahkan meyakini bahwa prospek permintaan alumunium sangat bagus. Kinerja prima juga ditunjukkan oleh sektor otomotif, saat Volkswagen melansir rekor penjualan di atas 4 juta unit mobil (termasuk Skoda dan Audi). Salah satu sektor yang diuntungkan oleh lonjakan harga komoditas adalah perminyakan dan energi. Perusahaan seperti ExxonMobil dipercaya meraup untung besar dari kenaikan harga minyak di atas $100 per barel. Komponen saham teknologi dan manufaktur tampaknya juga tidak akan kesulitan meraup laba. 
 
Salah satu sektor yang tidak memiliki peluang bagus pada musim earnings kali ini adalah perbankan. Pengetatan aturan finansial dan persyaratan modal lebih besar membuat bank-bank AS sulit meraih profit seperti 1 tahun silam. Apalagi sektor tersebuut terimbas langsung oleh krisis hutang di berbagai kawasan. Artinya, investor menahan diri untuk tidak bertransaksi sehingga marjin laba perusahaan jasa keuangan hampir pasti berkurang.

Klaim Pengangguran Lemahkan Sterling


Sterling turun 30 pips setelah data tunjukan bertambahnya pengangguran di Inggris; ini tentunya makin suramkan outlook ekonomi Inggris yang rapuh.
Klaim pengangguran Inggris bertambah sebanyak 24.500, lebih buruk dari prediksi 15,000 dan revisi publikasi sebelumnya 22.500.