Selasa, 03 April 2012

China Gagal Hadirkan Euforia Di Awal Q2


Sentimen resiko sempat merebak di hari perdagangan pertama kuartal ke-2 tahun 2012 menyusul hasil kuat yang diperlihatkan oleh data manufaktur China yang dirilis akhir pekan lalu. Aktivitas pabrik di negeri tirai bambu berekspansi lebih cepat dengan mencatat kenaikan menjadi 53,1 pada bulan Maret dari 51,0 bulan sebelumnya, yang meredam kecemasan perlambatan ekonomi China dan membangkitkan optimisme terhadap pertumbuhan global. Namun kondisi tersebut tidak bertahan lama, euforia berangsur mereda seiring pelaku pasar mulai mempertimbangkan laporan manufaktur China lainnya, yang dirilis lembaga swasta pada hari yang sama.
Hasil survey yang dirilis HSBC dan konsultan keuangan Markit justru memperlihatkan hasil yang bertolak belakang, dimana sektor manufaktur China nampak masih tertahan di level kontraksi 48,3, yang mungkin saja akan mendorong otoritas China untuk menurunkan suku bunga guna mendongkrak performa ekonomi di tengah tanda-tanda inflasi yang mulai merayap lebih tinggi.
Kebingungan pelaku pasar dalam menentukan arah berbuah dengan keluarnya likuiditas dari pasar, dengan volume perdagangan yang diperkirakan masih akan tetap tipis menjelang libur Paskah di akhir pekan nanti.
Di samping itu, serangkaian data ekonomi negara-negara maju yang lebih lemah dari ekspektasi juga semakin membuat para investor enggan memasuki pasar dan menghindari aset-aset beresiko. Pelaku pasar jelas tidak dapat mengabaikan data Australia yang dirilis pada awal sesi perdagangan hari Senin, dimana persetujuan pembangunan mengalami penurunan hingga 7,8% sepanjang bulan Februari setelah mencatat peningkatan 1,1% bulan sebelumnya. Indeks Tankan yang dirilis Bank of Japan juga memperlihatkan jika sejumlah perusahaan besar Jepang masih belum mampu bangkit dari kerterpurukan yang diakibatkan oleh bencana gempa dantsunami tahun lalu, meskipun Yen telah bergerak melemah, ekonomi AS beranjak membaik dan kondisi zona Euro yang relatif lebih stabil.
Di tempat lain, Federal Reserve yang nampak sedikit lebih hawkish terhadap ekonomi AS juga turut menghadirkan tekanan bagi aset beresiko. Beberapa pidato terakhir Ketua Fed Ben Bernanke yang tidak mensinyalkan akan adanya QE3, ditambah komentar-komentar dari petinggi bank sentral seperti Kocherlakota yang berpandangan jika kebijakan sebenarnya bisa berbalik lebih cepat dari yang diperkirakan pasar, jelas telah sangat membantu Dollar dan memicu bullish.
Tema lainnya yang masih harus diperhatikan adalah fasilitas bailout Uni Eropa, yang berdasarkan berita terakhir telah ditingkatkan kapasitasnya menjadi €800 milyar melalui kesepakatan yang menyita perhatian. Dan sekali lagi, kendati terdengar positif, masih banyak spekulasi dan keraguan yang tersisa mengenai apakah kapasitas European Stability Mechanism (ESM) tersebut akan cukup untuk memenuhi kebutuhan dana pinjaman hingga pertengahan 2013. Apalagi jika kita pikirkan lebih dalam, kebutuhan dana bailout yang lebih besar menandakan jika perekonomian di kawasan itu masih membutuhkan stimulus yang lebih besar guna membantu menghadapi resiko krisis yang lebih dalam.
Dari beberapa faktor di atas, setidaknya kita dapat sedikit menyimpulkan jika pemulihan ekonomi global belum berjalan dengan stabil sehingga pelaku pasar masih harus berhati-hati dan waspada dalam mengoleksi aset-aset beresiko dan terkait pertumbuhan.

EURUSD : Penembusan terakhir dan penutupan kembali di atas level 1.3300 telah membuka jalan untuk pengujian level tertinggi 2012 yang terletak sedikit di bawah area 1.3500 dalam beberapa hari ke depan. Keberhasilan melampaui area tersebut dapat membantu kelanjutan apresiasi menuju MA 200-hari yang saat ini berada di sekitar 1.3600, sebelum kembali turun mengingat prospek jangka panjang yang masihbearish.

USDJPY : Pergerakan bullish di tahun 2012 telah menyebabkan pergeseran struktural, yang membuat pasangan mata uang ini lebih berpeluang kembali menguji level tertinggi tahun ini di area 84.20 dalam jangka pendek untuk selanjutnya menuju target berikutnya di atas area 85.00. Sementara support terdekat berada di area 81.80, dengan hanya kejatuhan kembali di bawah 80.00 yang mungkin dapat menggagalkan laju kenaikan saat ini.


GBPUSD : Penembusan level psikologis 1.6000 telah membuka jalan bagi pasangan mata uang ini untuk kembali mendekati level puncak Oktober 2011 di area 1.6170. Namun dengan bias keseluruhan yang masih bearish, setiap pergerakan menuju level 1.6200 kemungkinan akan kembali menghadirkan tekanan jual. Penembusan dan penutupan harian di bawah 1.5945 mungkin diperlukan untuk sedikit meredam dorongan naik GBPUSD.

Waspadai Support Perak 32.60

Koreksi terjadi pada perak setelah menyentuh level 33.21 yang kemudian menjadi resistance terdekat. Saat ini harga terlihat menguji area support di kisaran 32.60 – 32.83 seiring kondisi jenuh jual yang diperlihatkan oleh stochastic dan CCI 1 jam. Jika sinyal bullish muncul dari kedua indikator tersebut sebelum support di 32.60 tembus, maka hal itu akan menjadi sinyal untuk mengambil posisi long. Akan tetapi, skenario bullish ini akan batal jika support tersebut tembus karena bias intraday akan berubah menjadi bearish. Dalam keadaan tersebut, perak kemungkinan akan tergelincir ke support selanjutnya di 32.22.


Waspadai Support Perak 32.60

Belum Waktunya Peluncuran QE Baru?

'Belum Waktunya Peluncuran QE Baru?' Pelaku pasar tampak masih penasaran dengan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) selanjutnya. 

Pertemuan kebijakan the Fed baru akan digelar beberapa pekan lagi, tetapi investor terus mencari sinyal akan kemunculan quantitative easing (QE). Rilis hasil pertemuan Fed bulan Maret akan dirilis hari ini. Pengamat ekonomi beruapaya mencari kepastian apakah bank sentral benar-benar sudah menutup pintu akan kemunculan pelonggaran moneter. 

Pada pertemuan Maret lalu, Ben S. Bernanke dipandang cukup optimis terhadap kinerja perekonomian dalam negeri. Komentarnya sangat jauh dari kemungkinan QE dalam waktu dekat. Namun data ekonomi masih menunjukkan indikasi sebaliknya. Pencanangan suku bunga super-rendah sampai 2014 dipandang belum cukup untuk memutar roda industri seperti masa pra-krisis. Pernyataan the Fed sejauh ini didukung oleh presiden bank sentral negara-negara bagian seperti James Bullard maupun Dennis Lockhart. Sementara Bernanke sudah jauh hari membuka memori lama yang terjadi tahun 1937 silam. 

"Peluang QE yang diantisipasi oleh pasar saat ini adalah 50:50," ujar Ekonom Goldman Sachs, Andrew Tilton. Jika memang QE diluncurkan, maka pertanyaan yang kembali muncul adalah mekanisme seperti apa yang akan diterapkan. Bernanke memang sempat membuka memori krisis 1937 silam ke publik. "Penarikan stimulus terlalu cepat akan menimbulkan guncangan ekonomi baru," imbuhnya. Namun tetap saja komentar itu tidak berarti bahwa bank sentral membuka peluang bagi program baru dalam waktu dekat. 

Sementara traders sudah mengantisipasi jika minutes nanti akan menyebut soal 'operation twist', program yang akan kadaluwarsa pada Juni mendatang. Twist adalah sebuah program dimana the Fed menjual obligasi jangka pendek dan membeli surat penjaminan dengan durasi lebih panjang untuk menjaga suku bunga tetap rendah. Apabila bank sentral benar-benar melaksanakan QE, maka peluang terbesarnya adalah dengan mengincar surat hutang berbasis kredit perumahan. 

Strategis obligasi RBS, John Briggs, menyatakan tidak terlalu berharap akan adanya dinamika kebijakan dari minutes the Fed. "Tidak akan ada perubahan berarti," ujarnya. Satu-satunya masalah yang tengah diperdebatkan hanyalah konsistensi sikap the Fed pada kuartal II nanti. Bernanke bisa menunggu sampai penghujung semester I (pertemuan Juni) untuk mencari petunjuk lebih jauh soal pentingnya pelonggaran moneter. Rangkaian data yang keluar saat itu akan lebih bisa dijadikan tolok ukur ketimbang hanya bercermin pada kinerja ekonomi kuartal pertama. Data tenaga kerja bulan Maret memperlihatkan kemajuan sehingga ekonom memperkirakan adanya kenaikan 200,000 tenaga kerja baru pada data berikutnya. Sejauh ini, rilis payrolls belum menunjukkan stabilitas di sektor tenaga kerja. Jika sampai satu kuartal ke depan volatilitas data makroekonomi masih tampak, bukan tidak mungkin QE meluncur di paruh ke-dua tahun ini. Sampai segala sesuatunya menjadi pasti, mungkin peluang untuk pelonggaran moneter memang masih fifty-fifty.

Roubini: Perceraian, Jalan Terbaik untuk Euro-zone

Roubini: Perceraian, Jalan Terbaik untuk Euro-zoneNouriel Roubini mempunyai penilaian menarik soal krisis hutang Eropa. Layaknya sebuah pernikahan, Roubini menilai euro harus menerima takdir jika harus bercerai. 

Pada sebuah kolom di Financial Times, Nouriel Roubini dan Direktur Pelaksana Roubini Global Economics, Arnab Das menilai program bank sentral Eropa (ECB) tidak akan menyelesaikan masalah. Long Term Refinancing Operation (LTRO) hanya mengatasi krisis kredit sementara waktu tanpa menuntaskan akar masalah. 

Das dan Roubini meramalkan masalah Eropa masih akan eksis, dan meluas hingga ke Portugal dan Irlandia. Menurut Roubini, negara-negara itu butuh restrukturisasi lebih dalam. Sedangkan euro zone sendiri dibangun tanpa memiliki landasan yang kuat untuk mencapai soliditas di suatu kawasan moneter. "Berpisah lebih baik ketimbang mempertahankan suatu perkawinan yang buruk," ungkap kedua ekonom. 

Euro sebaiknya berani mencopot keanggotaan negara-negara bermasalah seperti Portugal, Irlandia, Yunani dan Spanyol, untuk menjaga keutuhan anggota inti lainnya. Negara-negara yang 'ditendang' nantinya bisa menyeimbangkan lagi perekonomian masing-masing dengan menggenjot kinerja ekspor. Langkah lain adalah dengan merangsang permintaan dalam negeri sehingga ekonomi bisa berjalan meski tanpa campur tangan asing. Hal ini bisa tercapai selama mereka berani memakai mata uangnya sendiri. Pada akhirnya, cara perpisahan ini akan menjadi solusi damai terbaik untuk semua pihak. 

Untuk mengendalikan gejolak di negara yang baru keluar dari euro zone, euro disarankan merancang suatu kerangka transisi moneter. yang nantinya mengatur kinerja nilai tukar domestik pasca pemakaian euro. Dengan demikian, terbangun koridor perdagangan valuta yang kondusif terhadap inflasi hingga kurs bisa kembali normal seperti sebelum euro zone didirikan. Untuk mengatasi kekurangan cadangan devisa, ECB dapat membeli mata uang negara bersangkutan pada level terbawah dari kisaran pasar. Sedangkan untuk mengendalikan konflik mata uang dalam berbagai kontrak perjanjian, Roubini dan Das menyarankan agar semua kontrak yang dibuat di bawah hukum luar negeri tetap memakai satuan euro. Segala sengketa dan ketidakseimbangan sistem pembayaran bisa diselesaikan melalui negosiasi antara bank sentral nasional dan ECB. 

Roubini dan kolega melihat perpisahan anggota bukanlah suatu hal yang harus dihindari. Dalam prosesnya memang akan sangat menyakitkan, namun selama otoritas Eropa terus berkontribusi, hal itu bisa jadi alternatif terbaik.

Outlook Ekonomi AS Membuat Emas Waspada


Outlook Ekonomi AS Membuat Emas WaspadaHarga emas tidak banyak berubah di sesi London, namun daya tarik safe-haven logam mulia terus berkurang seiring munculnya optimisme akan pemulihan ekonomi AS. Membaiknya perekonomian AS telah mengurangi  kemungkinan pelonggaran moneter lebih lanjut oleh Federal Reserve. Emas bahkan tergelincir dari level tinggi 2012 di pertengahan Februari setelah petinggi Fed isyaratkan bank sentral mungkin tidak akan berikan stimulus tambahan jika kondisi ekonomi membaik.
"Investor masih berharap akan adanya pelonggaran moneter lebih lanjut dari AS namun perbaikan indikator ekonomi AS telah menggerogoti harapan tersebut,” ujar Ronald Leung, dealer di Lee Cheong Gold Dealers. Membaiknya kondisi ekonomi global bahkan telah mendorong sebagian investor untuk mengalihkan dananya dari emas ke aset beresiko lainnya yang dapat memberikan imbal hasil lebih tinggi.
Ekspansi sektor manufaktur AS telah memberikan bukti tambahan akan keberlanjutan pemulihan AS. Data pesanan pabrik AS yang akan dirilis nanti malam dan non-farm payrolls di akhir pekan akan memberikan petunjuk tambahan akan momentum pemulihan. Minutes pertemuan Federal Reserve yang dirilis dini hari nanti juga mungkin akan isyaratkan keengenan bank sentral untuk berikan stimulus tambahan. 

Technical Analysis, April 3rd, 2012


CURRENCY
RANGE
TREND
RESISTANCE
SUPPORT
BUY
SELL
OBJ
CUT
EUR/USD
1.3210-1.3420
Up
1.3350
1.3210
1.3280

1.3420
1.3210
1.3420
1.3140
USD/JPY
81.10-82.90
Down
82.90
81.70

82.30
81.10
82.90
83.50
81.10
GBP/USD
1.5910-1.6120
Up
1.6050
1.5910
1.5980

1.6120
1.5910
1.6120
1.5840
USD/CHF
0.8920-0.9130
Down
0.9130
0.8990

0.9060
0.8920
0.9130
0.9200
0.8920
AUD/USD
1.0300-1.0510
Up
1.0440
1.0300
1.0370

1.0510
1.0300
1.0510
1.0230
NIKKEI
9930-10170
Down
10170
10010

10090
9930
10170
10250
9930
HANGSENG
20380-20740
Up
20620
20380
20500

20740
20380
20740
20260
KOSPI
269.70-273.00
Up
271.90
269.70
270.80

273.00
269.70
273.00
268.60
GOLD
1666.10-1690.80
Up
1682.60
1666.10
1674.30

1690.80
1666.10
1690.80
1657.90

Marc Faber Sarankan Investor Pegang Emas


Marc Faber Sarankan Investor Pegang EmasSetelah baru-baru ini menyatakan optimisme pada pasar saham, investor berpengalaman Marc Faber berubah negatif dengan peringatan tentang konsekuensi utang pemerintah yang besar dan memicu money printing yang cukup massif yang pada akhirnya akan memicu inflasi.
Menurut Marc Faber, pada suatu titik, akan terjadi kemerosotan nilai saham yang akan dipegang oleh para investor akibat tergerus oleh inflasi.
Problem utang AS sebelumnya telah memicu ekspansi neraca berjalan Federal Reserve membengkak hingga sekitar $3 trilyun, apalagi ditambah dengan implementasi program likuiditas yang agresif dari berbagai bank sentral lainnya.
 namun Faber juga memprediksikan bahwa Emas, saham serta properti daerah selatan Amerika Serikat, seperti di Georgia, Arizona dan Florida merupakan spekulasi yang cukup menguntungkan karena harganya cenderung stabil dan sulit untuk kolaps.
Terkait kinerja bursa saham, Faber mengatakan di jangka pendek saham masih menjadi pilihan yang baik karena kebijakan Bernanke masih mendukung penguatan bursa saham AS.
Di lain sisi, Marc Faber lebih menyarankan para investor memegang Emas sebelum ekonomi terkena efek negatif inflasi akibat terlampau banyak mencetak uang.
Analisa Marc Faber yang paling terkenal adalah ketika beliau memprediksi crash market dunia hanya dalam sehari pada tahun 1987 dan akhirnya dikenal dengan istilah Black Monday.

Rally Dollar Tertahan, Emas Melambung


Rally Dollar Tertahan, Emas MelambungHarga emas melambung pada hari Senin, terdukung oleh aksi beli teknikal dan kemudian bergerak sekitar level $1,680 per ons, dipicu oleh faktor teknikal dan kenaikan pada minyak dan bursa saham. Emas juga mendapat dukungan seiring pulihnya euro dari penurunan pada awal pasca turun ke level rendah 1 bulan terhadap dollar akibat lemahnya data sektor manufaktur Eropa.
Sinyal membaiknya perekonomian AS telah membebani outlook emas, seiring semakin sehatnya pemulihan dapat mengurangi kemungkinan Fed akan menambah program pembelian obligasi pemerintah, atau QE3. "Situasi makro ekonomi secara umum sedang membaik.. jadi menuruku itu menjadi sedikit hambata, dan jua krisis perbankan di Eropa telah mereda, sehingga permintaan safe-haven emas saat ini berkurang," ucap Daniel Smith analis Standard Chartered. "Namun menurutku pergerakan turun dari sini akan terbatas," tambahnya. "Menurut kami emas akan rally dalam beberapa bulan ke depan mengingat bertambahnya likuiditas global."

Fisher: Tidak Ada QE Tambahan, Begitu Juga Kenaikan Suku Bunga


Sementara mengatakan “masih terlalu dini untuk diskusi mengenai pengetatan," presiden Fed bagian Dallas Richard Fisher juga percaya bahwa ini adalah saatnya bank sentral tidak menambah stimulus apapun. Dalam wawancaranya, Fisher mengatakan perekonomian sedang menuju pemulihan dan tidak memperlukan kebijakan quantitative easing tambahan, termasuk diperpanjangnya kebijakan Operation Twist saat ini. Komentar ini menguatkan tingkat kontradiksi dari pernyataan pejabat Fed, yang menilai bagaimana pemulihan ekonomi dan apa peran bank sentral.
"Ada begitu banyak likuiditas pada sistem," ucap Fisher. "Untuk apa kita menambah lebih banyak likuiditas kecuali terjadi krisis atau ketika ekonomi anjlok drastis" Ia berpendapat bahwa perekonomian AS berada dalam situasi yang jauh lebih baik dari competitor global lainnya dan seharusnya memiliki kesempatan untuk bertumbuh sendiri— meski ia juga tidak membela agar Fed menormalisasi kebijakan moneter dan mulai menaikkan tingkat suku bunga.

Emas Kembali ke "Jalur Hijau"


Emas Kembali ke "Jalur Hijau"Setelah sempat tertekan di teritori ‘merah’ paska data  yang lemah di Eropa dan bersamaan memicu pelemahan bursa saham dan minyak mentah, Emas berupaya bangkit lagi meskipun komoditas lainnya seperti minyak tetap lanjutkan pelemahan. 
Di lain sisi, korelasi Dollar dengan Emas hari ini mulai berubah, dimana dollar melemah bersamaan dengan pelemahan Emas, dan ketika Dollar berbalik positif, harga Emas pun ikut-ikutan berbalik positif.
Perubahan korelasi ini menandakan juga kondisi pasar lebih tenang dibanding periode sebelumnya ketika diterpa berbagai badai krisis. Berdasarkan historis, sentimen para pelaku pasar cenderung mudah dibaca ketika kondisi market dipenuhi ketakutan, karena korelasinya dengan berbagai aset merangkak naik, misalnya saham dan Emas naik, sementara Dollar melemah, atau sebaliknya saham dan Emas turun, maka Dollar menguat karena dikendalikan oleh sentimen risk on/off para spekulator.
Di jangka panjang, kebanyakan analis masih cukup yakin pada trend kenaikan Emas, dan diperkirakan masih terjadi aksi buy on weakness, meskipun permintaan terhadap Emas akhir-akhir ini mulai menurun khususnya yang terjadi pada aksi mogok pengusaha perhiasan di India.
Secara teknikal, di jangka pendek Emas masih berpotensi lanjutkan fase konsolidasi harga, dengan range sempit di antara 1666 s.d 1670. Anjlok dibawah area 1666 seharusnya dapat memicu penurunan harga setidaknya mengincar target 1659, sebaliknya jika harga berhasil berbalik lagi diatas area 1670, reli akan menguji area resisten selanjutnya di 1677 & 1684.
Dari sentimen global, slowdown & krisis hutang EU di offset oleh ekonomi China yang mulai tumbuh serta bahaya inflasi akibat kebijakan printing money The Fed. Secara technical Emas cenderung membentuk tren naik menuju diatas 1696, rekomen akumulasi.