Mohamed El-Irian, CEO dan Co-CIO Pimco
Program Obama cukup mengena pada permasalahan yang terjadi pada perekonomian dan tenaga kerja. Efektifitasnya tentu masih terkendala oleh restu kongres dalam beberapa hari ke depan. Titik berat proposal tertuju pada insentif kepegawaian, reformasi pasar tenaga kerja, infrastruktur dan perbaikan kinerja pasar perumahan. Sayangnya, Obama tidak menerjemahkan secara gamblang dan kurang ambisius dalam penjelasan detil reformasi struktural.
Untuk mencerna fakta yang terjadi semalam, Kita harus memperhatikan dua faktor terlebih dahulu. Pertama, menunggu sampai pekan depan untuk mengetahui komponen dari program itu. Labih lanjut, bagaimana jumlah stimulus bisa diimbangi oleh reformasi pajak dan belanja anggaran. Ke-dua, masih belum jelas bagaimana proposal ini bisa menyatukan suara kongres. Apalagi konflik kepentingan antara Demokrat dan Republik kian meruncing.
Marc Faber, Penulis dan Pakar Investasi
Proposal Obama adalah 'bentuk kegagalan dari pemahaman makroekonomi dan intervensi yang menyimpang'. Demikian pendapat Faber yang dilontarkan saat wawancara dengan CNBC.
Di saat negara lain berlomba memangkas anggaran, Amerika Serikat (AS) justru menghabiskan dana lagi. Terutama di tengah jeratan defisit, maka rencana pemerintah bisa diartikan sebagai 'lelucon besar'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar