Sabtu, 17 September 2011

Menanti Kabar Gembira dari Polandia


Menanti Kabar Gembira dari Polandia Pada hari ini (Jumat 16/09), 17 menteri keuangan anggota Eurozone bertemu di Wroclaw, polandia. Meeting kali ini begitu penting karena akan dihadiri oleh menteri keuangan Amerika Serikat (AS), Timothy Geithner.
Pembahasan utama adalah perkembangan situasi ekonomi terkini di eropa, khususnya di wilayah pengguna euro. "Di tengah krisis beragam antar wilayah, solusi terbaik adalah menciptakan program inovatif," ujar Menkeu Belgia, Didier Reynders. Krisis eurozone turut menarik perhatian kolega terpenting benua biru, yakni Amerika Serikat. Pemerintahan Barack Obama mulai cemas bila isu hutang dapat memicu resesi baru. Treasury Secretary Timothy Geithner diutus untuk memantau jalannya pertemuan antar menteri zona euro.
"Kami wajib bekerjasama dengan negara lain karena semua anggota (euro) mengemban tanggung jawab sama," urai Menkeu Jerman, Wolfgang Schaeuble. Pemimpin Eropa sebelumnya berharap kesepakatan bailout baru sudah bisa dicapai pada Juli lalu, tetapi wacana itu terbentur persetujuan parlemen.
Salah satu agenda yang bisa dicermati oleh pasar adalah gagasan penerbitan euro bonds atau obligasi bersama zona euro. Pembahasan diperkirakan hanya menyentuh bagian kulit dari ide tersebut. Seandainya terjadi perbincangan mendalam, maka perdebatan pasti menjadi alot. Pasalnya Jerman keberatan jika harus menyesuaikan bunga obligasi ke level lebih tinggi karena keterpurukan ekonomi negara lain.
Adapun negara yang tengah menjadi objek cibiran, yunani, harus membuktikan komitmennya untuk mendapat bantuan dana baru. Menkeu Evangelos Venizelos menegaskan bahwa Yunani sudah mengimplementasikan klausul bailout dengan baik. "(Pertemuan) ini adalah peluang bagi Kami untuk membuktikan bahwa pemangkasan berjalan sesuai jalur," ujarnya sesaat setelah mendarat di Wroclaw.
Kini pelaku pasar tinggal menunggu apakah forum hari ini menghasilkan sebuah solusi konkrit bagi Eropa. Demikian pula dengan kehadiran menkeu Geithner, yang diharapkan tidak hanya menjadi pelengkap derita di Polandia.

Tidak ada komentar: