Rabu, 06 Juli 2011

Ketakutan Terbesar Pasar?


Begitu banyak peristiwa dan gejolak dalam perekonomian global di tahun 2011. Lebih jauh, terdapat ancaman besar yang rentan mengikis optimisme pelaku pasar keuangan global. Oleh karena itu, investor dipaksa untuk mengidentifikasi isu apa yang paling mungkin memicu perlambatan ekonomi.
CNN baru saja mengadakan survei terhadap 27 ekonom di Amerika Serikat (AS). Tujuannya adalah untuk mencari tahu hal apa yang paling mereka cemaskan. Hasil jajak pendapat menunjukkan lebih dari separuh responden sangat khawatir dengan krisis hutang Eropa, khususnya dengan apa yang tengah menimpa Yunani. "Kisruh hutang Eropa dapat memicu krisis baru akibat keterkaitan sistem finansial dunia," ulas Bill Watkins, Direktur Eksekutif Center for Economic Research and Forecasting. 
Kecemasan ke-dua yang paling banyak menghampiri responden adalah volatilitas harga minyak dunia. Harga minyak yang tinggi sudah berdampak pada kenaikan beban usaha dan memangkas daya beli konsumen. Meski minyak dan gas sudah tidak semahal dua bulan lalu, ancaman dari harga kedua komponen tersebut belum pudar. "Jika harga minyak tertahan di atas $125 per barel selama lebih dari 6 bulan, sama artinya dengan resesi baru tahun 2012," ujar James Smith, Chief Economist Parsec Financial Management. Saat ini harga minyak dunia berputar di bawah $100 per barel.  
  
Fakta yang mengejutkan adalah responden yang berasal dari AS justru tidak terlalu cemas dengan masalah plafon hutang negaranya. Mereka memang melihat ada resiko di balik deadlock soal hutang, namun hal tersebut diyakini tidak sampai memicu default. "Terbuka kemungkinan kongres urung menaikkan plafon hutang, tetapi tidak berdampak ekstrim," tutur Kevin Giddis, Head of Fix Income Morgan Keegan. 
Beberapa isu lain yang dicemaskan oleh responden antara lain perlambatan China, pemangkasan anggaran oleh pemerintah federal, dan daerah di AS. "Pemangkasan hanya beresiko untuk jangka pendek, tetapi bagus untuk masa depan," pungkas David Wyss, Mantan Chief Economist Standard&Poor's.

Tidak ada komentar: