Dalam satu pekan ke depan, Wall Street masih dihiasi ketakutan akan resesi baru. Investor akan giat mencari petunjuk yang bisa memunculkan optimisme.
Double dip adalah salah satu hal yang paling ditakuti pelaku pasar Amerika Serikat (AS) akhir-akhir ini. Bagaimana tidak, di kala pertumbuhan masih lambat, angka pengangguran justru merangkak naik ke level 9,1%. Oleh karena itu, pekan ini adalah periode krusial dalam perjalanan saham di AS. Beberapa data penting akan dirilis dalam hitungan hari, mulai dari housing, durable goods dan tenaga kerja. Adapun acara besar yang patut diperhatikan hari Selasa dan Rabu besok adalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Beberapa analis berbagi pandangannya mengenai prospek data-data ekonomi pekan ini serta kinerja fundamental AS sendiri:
- Liz Ann Sonders, Chief Investment Strategist dengan Charles Schwab
"Kita sudah mengalami perlambatan, tetapi resiko resesi masih sangat jauh."
Suku bunga hampir pasti bertahan dekat level nol persen. Namun investor menanti komentar bank sentral soal strategi pemulihan ekonomi serta kelanjutan program pembelian obligasi, yang berakhir 30 Juni.
- Jim Dunigan, Managing Executive of Investments PNC Wealth Management
"Investor tidak yakin dengan pemulihan jika penopangnya tidak ada lagi."
Seperti terlihat pada performa indeks Dow dan S&P, yang berhasil mengakhiri koreksi 6 pekan. Investor menyerap dengan baik data yang dirilis positif sehingga bursa kembali bergairah.
- Quincy Krosby, Market Strategist Prudential Financial
"Kita harus angka jobless claim turun sampai ke bawah 400.000."
Pasar sangat sensitif menyikapi kemungkinan perlambatan ekonomi global. Klaim pengangguran mingguan di luar dugaan turun ke 414.000. Indikator utama Conference Board juga naik dua kali lipat dibanding harapan ekonom. Demikian pula dengan angka penjualan ritel terkini. Namun, terlalu dini untuk menyimpulkan telah terjadi percepatan ekonomi.
Pekan ini, investor akan terus memantau perkembangan terkini di Yunani dan kawasan Eropa. Wall Street juga bersiap menyambut hasil kuartalan dari Oracle (ORCL) dan FedEx (FDX).