
Pelaku pasar saham Amerika Serikat (AS) dan dunia berharap rilis earnings pekan ini akan lebih baik dibanding harapan khalayak. Mayoritas komponen penting S&P 500 dan Dow Jones diharapkan mampu menyumbang optimisme bagi ekonomi AS.
Bursa saham tengah berjuang dalam 3 bulan terakhir karena pasar pesimis dengan proses pemulihan. Beberapa korporasi raksasa seperti General Electric (GE), Goldman Sachs (GS), McDonald's (MCD), Apple (AAPL), Intel (INTC) dan IBM (IBM) adalah simbol kejayaan ekonomi. Oleh karena itu, kinerja keuangan masing-masing emiten pada kuartal II bisa merefleksikan tingkat permintaan terhadap produk dan jasa.
"Earnings jadi satu-satunya titik terang bagi perekonomian," ujar Dean Barber, Presiden Barber Financial Group. Meski musim rilis pendapatan diyakini cerah, perekonomian negara sesungguhnya masih negatif. "Perusahaan dan kondisi ekonomi berbeda arah, hal ini tidak boleh berlarut terlalu lama," ujarnya lagi.
Mengingat musim earnings melibatkan beragam perusahaan dari berbagai sektor, maka investor harus punya fokus terhadap satu komponen tertentu. Demikian pendapat Marc Pado, US Chief Market Strategist Cantor Fitzgerald. "Hasil earnings bisa membalikkan gairah pasar," tuturnya. Secara tipikal, hasil pendapatan kuartal II selalu lebih lemah dibanding kuartal lain dalam setahun. Alasannya adalah karena tidak terlalu banyak aktifitas ekonomi dalam periode itu. Pado menyarankan supaya investor membandingkan detil laporan earnings pekan ini dengan performa dari tahun ke tahun. Analis sendiri memperkirakan akumulasi earnings kuartal II komponen S&P 500 naik 6,5% dibanding tahun lalu.
Bill Stone dari PNC Asset Management menilai pendapatan korporasi tidak akan buruk. Namun Ia melihat sentimen hutang Eropa dan plafon hutang AS bisa mengikis bursa saham. "Sebaik apapun hasilnya, harus bisa mengimbangi efek sentimen hutang," tutur Stone. Dua lini yang diprediksi masih solid adalah material industri karena harga komoditas sedang tinggi. Sementara perusahaan finansial akan jadi kartu penentu. Earnings apik menaungi JP Morgan dan Citigroup namun bukan berarti semua perseroan mampu menyamai prestasi keduanya.