Kamis, 15 Januari 2015

Swiss National Bank Pangkas Suku Bunga, Pasar Bergejolak

Swiss National Bank Pangkas Suku Bunga, Pasar Bergejolak Swiss National Bank secara mengejutkan memangkas suku bunga pada hari ini, membuat pasar keuangan global bergejolak. SNB menurunkan suku bunga deposito menjadi -0,75%, dan rentang libor rate 3 bulan -1,25% sampai -0,25%. Selain itu SNB juga melepas batas nilai tukar EURCHF yang sebelumnya sebesar 1,2.
Terpantau saat ini EURCHF anjlok sekitar 14% dan USDCHF merosot sekitar 15% dibandingkan penutupan kemarin. Sementara bursa saham Eropa yang di awal perdagangan menguat berbalik melemah taham, indeks FTSE Inggris saat ini turun 1,0%, DAX Jerman melemah 1,55%. Sementara Dow Jones Futures saat ini melemah 0,5%.
Aset safe haven seperti emas dan yen terpantau berbalik menguat sete;ah sebelumnya sempat melemah.

Minyak Tetap Cemas Dengan Outlook Supplai

Minyak Tetap Cemas Dengan Outlook SupplaiMinyak tergelincir seiring investor tetap cemas dengan outlook melimpahnya supplai di tengah rapuhnya prospek permintaan. Kecemasan ditegaskan oleh laporan bahwa Irak akan menggandakan ekspor minyak dari ladang minyak Kirkuk dalam beberapa pekan mendatang. Pengiriman minyak mentah Irak nantinya akan meningkat jadi 300.000 barel per hari dari sebelumnya 150.000 barel per hari. Irak juga akan membangun jalur pipa baru untuk meningkatkan pengiriman minyaknya. 
Kekhawatiran atas outlook supplai juga ditunjukan oleh laporan EIA semalam yang menunjukan kenaikan stock minyak AS sebesar 5,4 juta barel untuk minggu yang berakhir pada 10 Desember silam. Badan Energi AS tersebut juga melaporkan melonjaknya produksi minyak AS menjadi 9,19 juta barel per hari. Minyak Nymex turun 1,55% di awal sesi London dan kini diperdagangkan di level $47.73

Klaim Pengangguran Mingguan AS Naik Ke Level Tertinggi Sejak September

Klaim Pengangguran Mingguan AS Naik Ke Level Tertinggi Sejak September Jumlah warga AS yang mengajukan klaim pengangguran mingguan pada pekan lalu naik ke level tertinggi sejak bulan September. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah klaim pengangguran pada pekan yang berakhir 9 Januari naik 19.000 klaim dari pekan sebelumnya menjadi 316.000 klaim. Ekonom sebelumnya memperkirakan jumlah klaim pengangguran sebesar 299.000 klaim. Sejak bulan September hanya dua kali klaim pengangguran di atas 300.000.
Klaim awal pengangguran tersebut cenderung volatil pada periode setelah Thanksgiving hingga akhir Januari akibat musim liburan dan cuaca yang buruk. Rata-rata klaim pengangguran empat pekan juga dilaporkan naik sebanyak 6.750 klaim menjadi 298.000. Sementara klaim lanjutan turun sebanyak 51.000 klaim menjadi 2,42 juta pada pekan yang berakhir 3 Januari.

Emas Melejit Akibat Kejutan Langkah SNB Lepas Nilai Patok Franc

Emas Melejit Akibat Kejutan Langkah SNB Lepas Nilai Patok Francemas meroket tajam akibat kejutan tindakan bank sentral swiss melepas nilai patok EURCHF di 1.2000 dan sekaligus memangkas suku bunga menjadi -0.75%.
Kejatuhan EURCHF sebesar -22.56% dari level high 1.2009 ke level 0.8500 yang sangat besar menyebabkan berbagai hedge fund mengalami kerugian besar sehingga melakukan pengalihan portfolio ke asset safe haven seperti Emas.
Sementara pairing  USDCHF anjlok -12.84% dari level high 1.0219 ke level 0.8835 sejauh ini. Kejatuhan harga yang sangat tajam ini terjadi secara instan setelah SNB melepas nilai patok Swiss Franch yang memicu 300 point fluktuasi di mata uang, sementara para pelaku pasar yang kebingungan akhirnya melakukan pengalihan resiko ke Emas.
Terpantau sejauh ini harga spot Emas menguat 0.65% di level $1,237.00, setelah meraih titik tertinggi intraday di $1,239.59 dan level terendah hariannya di $1,226.50 per troy ons.

Rabu, 14 Januari 2015

World Bank Pangkas Outlook Pertumbuhan Global

World Bank Pangkas Outlook Pertumbuhan Global World Bank memangkas Proyeksi pertumbuhan global tahun ini, seiring pemulihan pada perekonomian AS dan penurunan harga bahan bakar gagal untuk menutupi hasil yang mengecewakan mulai dari Eropa hingga Cina. Perekonomian global akan berekspansi sebesar 3% di tahun 2015, turun dari proyeksi sebesar 3.4% di bulan Juni, menurut laporan Global Economic Prospects milik World Bank, yang dirilis hari ini di Washington. Laporan ini menguatkan sinyal meningkatnya kesenjangan antara AS dan negara perekonomian besar lainnya sementara mengikisi optimisme bahwa anjloknya harga Minyak akan mendorong naik output. Resiko terhadap pemulihan global "signifikan dan mengarah turun," dengan resiko termasuk kenaikan volatilitas pasar keuangan, meningkatnya ketegangan geopolitik dan stagnasi berkepanjangan di zona euro atau Jepang.
“Perekonomian global saat ini jauh lebih besar dari sebelumnya, sehingga anaolginya seperti kereta yang lebih besar ditarik oleh mesin tunggal, yaitu Amerika,” menurut Kaushik Basu kepala ekonom World Bank. “Hal ini membuat outlook global buruk.” World Bank menaikkan proyeksi untuk pertumbuhan AS menjadi 3.2% tahun ini dari 3% di bulan Juni lalu, dan juga memangkas proyeksi pertumbuhan untuk zona euro dan Jepang, terkait dampat krisis keuangan dan "penyempitan struktural." World Bank juga memangkas proyeksi pertumbuhan China, mengatakan negara perekonomian terbesar kedua dunia tersebut sedang mengalami "perlambatan teratur."

Minyak Menyentuh Level Terendah 5-1/2 Tahun Baru

Minyak Menyentuh Level Terendah 5-1/2 Tahun Baru Penurunan dramatis harga minyak mentah berlanjut hingga mendekati posisi terendah 6-tahun pada hari Selasa, setelah Menteri Perminyakan dari OPECmenegaskan jika kartel tidak akan merubah strategi produksinya. Harga minyak telah diperdagangkan lebih rendah sepanjang 7 pekan berturut-turut.
Melemahnya permintaan global dan booming produksi minyak shale AS dipandang sebagai 2 faktor utama di balik kejatuhan harga, dengan keengganan OPEC memangkasoutput juga turut berkontribusi. Bahkan torehan rekor impor minyak mentah chinadi bulan Desember pun gagal mengangkat sentimen pasar.
Untuk pertama kalinya China mengimpor minyak lebih dari 7 juta bpd pada bulan Desember, seiring konsumen minyak terbesar ke-2 di dunia itu memanfaatkan harga yang lebih rendah untuk membangun persediaan. 

Spekulasi “Greek Exit” Menopang Harga Emas

Spekulasi “Greek Exit” Menopang Harga Emas  Harga emas ditutup melemah tipis pada hari Selasa meskipun sempat menyentuh level tertinggi 11-minggu di tengah spekulasi bahwa Yunani akan meninggalkan Euro, yang mendorong daya tarik logam mulia sebagai safe haven. Hasil polling terbaru menunjukkan dukungan suara untuk PM Antonis Samarasmasih belum mampu mendekati rival utamanya dari partaiSyriza, menambah kekhawatiran bahwa perubahan kepemimpinan politik akan memacu Yunani keluar dari blok Euro.
"Masih ada beberapa kekhawatiran nyata tentang Yunani, dan itu mendatangkan dorongan bagi Emas untuk bergerak naik," kata Phil Streible, analis pasar senior pada RJO Futures di Chicago. "Pelaku pasar berpandangan bahwa zona Euro mungkin akan berada dalam kesulitan sepanjang beberapa minggu mendatang, dengan Yunani menjadi puncaknya." 

Selasa, 13 Januari 2015

FOMC Minutes: Kenaikan Suku Bunga Tidak Terkait Laju Inflasi



FOMC Minutes: Kenaikan Suku Bunga Tidak Terkait Laju Inflasi Laju inflasi tidak harus beranjak dari level saat ini agar Federal Reserve dapat mulai menaikkan tingkat suku bunga, menurut minutes pertemuan terkini yang dirilis hari Rabu. Pertemuan fedreal open market di bulan Desember tidak menghasilkan keputusan untuk menaikkan suku bunga, namun sejumlah anggota mengindikasikan bahwa kondisi sedang berubah. Bagaimanapun juga, minutes mengindikasikan bahwa penggunaan kata "sabar" dalam pernyataan pasca pertemuan akan memberikan indikasi pada pasar bahwa the fed tidak siap untuk menaikkan suku bunga setidaknya dalam beberapa pertemuan kedepan, yang menurut Janet Yellen dua pertemuan kedepan yaitu hingga bulan April. 
"Sebagian besar peserta rapat sepakat bahwa penting jika menurut Komite pihaknya dapat bersabar dalam memulai langkah normalisasi kebijakan moneter, mereka memperingatkan bahwa bahasa tersebut dapat memberikan lebih banyak fleksibilitas untuk menyesuaikan kebijakan dalam respon terhadap informasi yang masuk ketimbang bahasa sebelumnya, yang mana mengaitkan awal normalisasi dengan berakhirnya program penjualan aset," menurut minutes.
Pasar nyaris tidak merespon dirilisnya minutes pertemuan tersebut, dengan bursa saham mempertahankan rally tajam dan yield obligasi pemerintah diperdagangkan mix. Petinggi Fed pada pertemuan terakhir mengindikasikan bahwa mereka setidaknya membutuhkan optimisme bahwa laju inflasi sedang bergerak menuju target 2%. Untuk perekonomian, anggota Fomc melihat adanya peluang peningkatan, dengan rendahnya harga minyak dan membaiknya kondisi pasar tenaga kerja menopang perekonomian. Petinggi Fed memperkirakan laju inflasi akan tetap jinak, meski menilai penurunan harga energi belakangan ini dan juga penguatan dollar sebagai hal yang sementara. Petinggi Fed melihat pelemahan global sebagai ancaman utama bagi keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di AS.

Emas Menguat, Waspada Support 1230

Harga emas bergerak menguat kemarin karena aksi safe haven dengan melemahnya pasar saham akibat penurunan harga minyak mentah. Harga menyentuh level tinggi $1235 per troy ons kemarin dan pagi ini menambah penguatannya ke area $1240. 

Harga kini berada di kisaran $1234. Pada grafik 1 jam, terlihat indikator RSI dan MACD masih mendukung potensi penguatan, namun indikator stochastics mulai menunjukkan potensi penurunan.

Support terdekat di kisaran 1230. Pelemahan lanjutan membutuhkan konfirmasi penembusan ke bawah kisaran support ini dengan potensi ke area 1222. Dan pergerakan di atas 1230 masih membuka potensi penguatan kembali ke kisaran tertinggi hari ini 1240.

Emas Menguat, Waspada Support 1230

Emas Capai Level Tertinggi Sejak Oktober Lalu

Emas Capai Level Tertinggi Sejak Oktober LaluEmas memperpanjang rally menuju level tertinggi dalam hampir selama 12 pekan seiring investor menilai kekuatan perekonomian AS di tengah anjloknya harga Minyak, dan dampaknya terhadap waktu kenaikan tingkat suku bunga. Emas diperdagangkan naik sebanyak 0.4% di kisaran $1,238 per ons, level tertinggi sejak 23 Oktober. Emas diperdagangkan menguat selama 3 hari berturut-turut setelah data pekan lalu menunjukkan penurunan pada tingkat upah di AS meski seiring membaiknya sektor pekerjaan. Minyak yang berada pada level terendah dalam 5-1/2 tahun menekan bursa saham global dan mengancam akan mendorong inflasi jauh di bawah target Fedral Reserve pada 2%. Indeks dollar tampil defensif pekan ini menjelang data yang mungkin akan menunjukkan biaya hidup di AS turun paling banyak dalam 6 tahun dan penjualan ritel turun di bulan Desember, memicu spekulasi The FED mungkin akan menahan diri untuk tidak menaikkan suku bunga.
“Arah jangka pendek emas dipicu oleh dollar, minyak, dan sentimen resiko secara umum pada pasar,” ucap Zou Lihu, analis pada Citics Futures Co. di Shenzhen. “Arah dalam jangka yang lebih panjang utnuk emas masih akan mengacu pada outlook suku bunga AS.” Presiden Federal Reserve Bank of San Francisco, John Williams, yang merupakan anggota voting kebijakan tahun ini, mengatakan menaikkan suku bunga di bulan Juni akan menjadi beresiko di tengah "momentum yang kuat" pada pasar tenaga kerja dan lemahnya tingkat kenaikan upah. Presiden Fed bagian Atlanta, Dennis Lockhart, yang juga merupakan anggota voting FOMC tahun ini, mengtakan bahwa kenaikan suku bunga di pertengahan tahun 2015 mungkin cukup bijak.

Selasa, 06 Januari 2015

Fluktuatif di Awal 2015, Minyak Lanjutkan Pelemahan

Fluktuatif di Awal 2015, Minyak Lanjutkan PelemahanAwal perdagangan 2015 berakhir sama dengan akhir 2014 bagi minyak mentah, melanjutkan pelemahan akibat penguatan dollar dan melimpahnya pasokan global. Lonjakan persediaan minyak di Irak dan Rusia memberi sinyal belum akan terjadi penurunan persediaan di awal 2015.
HSBC pada hari Rabu melaporkan indeks aktivitas manufaktur final China turun menjadi 49,6 dari 50 di bulan November, sementara laporan dari Pemerintah China menunjukkan aktivitas manufaktur melambat menjadi 50,1 dari sebelumnya 50,3. Data tersebut memberikan kekhawatiran akan penurunan permintaan minyak dari konsumen terbesar kedua di dunia. Sementara konsumen minyak terbesar di dunia, Amerika Serikat, melaporkan indeks aktivitas manufaktur turun ke level terendah enam bulan 55,5, dari 58,7 di bulan November.
Output minyak Rusia naik 0,3% di bulan Desember mencapai rekor tertinggi pasca pecahnya Soviet, 10,667 juta barel per hari. Sementara Irak mengekspor 2,94 juta barel perhari di bulan Desember, menjadi yang tertinggi sejak tahun 80an. 
Minyak pada perdagangan Jumat ditutup pada level $52.81 per barel, dengan level tertinggi harian $55,11, dan terendah $52,03.

Minyak Mentah Alami Tahun Terburuk sejak Krisis 2008

Minyak WTI Tembus Ke Bawah $50 Per Barel2014 seakan menjadi periode buruk bagi komoditas minyak mentah. Crude oil menutup tahun di level terendahnya dalam 5 1/2 tahun terakhir pada hari Rabu kemarin (31/12).
Sejak bulan Juni lalu, harga minyak dunia konsisten tertekan hingga memecah beberapa level psikologis termurahnya. Minyak akhirnya menutup 2014 dengan penurunan tahunan terbesar ke-dua dalam sejarah perdagangan. Sebelum pasar ditutup hari Rabu kemarin, harga sempat naik dari posisi terendah harian. Data terbaru dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa jumlah persediaan memang turun dibandingkan prediksi, tetapi di saat yang sama volume stok di kilang Cushing, Oklahoma justru meningkat.
Harga minyak jatuh tajam sepanjang tahun karena Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) memilih untuk mempertahankan target produksi di tengah tren pelemahan pasar. OPEC melihat harga masih kondusif meskipun suplai minyak dunia berlimpah akibat datangnya hasil produksi shale Amerika Serikat. Padahal sampai dengan saat ini volume permintaan tidak juga meningkat karena perekonomian negara maju, semacam China, sedang lesu. 
Harga minyak Brent ditutup pada posisi $57.33 per barel atau turun 57 sen pada sesi terakhir di bulan Desember. Selama empat hari beruntun, varian Brent berakhir di bawah level psikologis $60 per barel. Sementara harga minyak mentah Amerika turun 85 sen ke $53.27, setara penurunan 45% dibandingkan penutupan akhir tahun 2013 silam atau penurunan terburuk ke-dua dalam setahun sejak krisis 2008. Sedangkan kontrak berjangka minyak mentah memulai 2015 dari level $53.82 per barel.

Pergerakan Harga Emas di Awal 2015


Harga emas masih dibayangi tekanan turun sepanjang 2014. Harga emas ditutup di kisaran $1209.39 per troy ons di 2013 dan di awal 2014 sempat menguat hingga ke area 1391.97 yang terjadi pada bulan Maret. Namun tekanan naik tidak bertahan lama, harga kembali tertekan dan bergerak sideways. Pada bulan September, harga akhirnya berhasil menembus ke bawah area penutupan 2013 dan membentuk level terendah di area 1130.10 pada bulan November. Level terendah ini adalah kisaran terendah sejak April 2010. 

Beberapa faktor fundamental yang membuat harga emas belum bisa beranjak dari tekanan turunnya yaitu penguatan dollar AS karena prospek kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS di 2015 dan pelambatan ekonomi China dimana China merupakan salah satu konsumen emas terbesar dunia.

Dan faktor-faktor fundamental tersebut masih belum akan berakhir terutama di awal tahun 2015. Pasar masih menantikan kenaikan suku bunga acuan AS yang kemungkinan akan terjadi di awal semester ke-2 2015 dan mungkin akan dilanjutkan dengan serangkaian kenaikan suku bunga lagi hingga akhir tahun. Sementara perekonomian China di 2015, banyak diprediksi oleh berbagai analis bahwa ekonomi China akan tumbuh di bawah pertumbuhan 2014 sekitar 7,0-7,1%.

Selain itu ada isu bahwa Bank Sentral Rusia kemungkinan akan menjual sebagian cadangan emasnya untuk mencegah dan membantu penguatan kembali nilai tukar Rubel terhadap dollar AS. Rencana penjualan ini memang baru sebatas isu atau rumor namun sudah bisa memberikan sentimen negatif ke harga emas.

Berdasarkan data permintaan emas yang dilaporkan oleh World Gold Council, harga emas memang sudah sewajarnya masih tertekan. Total permintaan kuartal pertama hingga kuartal ketiga 2014 di bawah total permintaan kuartal pertama hingga kuartal ketiga 2013. Permintaan Q1-Q3 2014 turun sebesar 5,63% dibandingkan permintaan Q1-Q3 2013. Total permintaan Q1-Q3 2014 sebesar 2963,5 ton sementara total permintaan Q1-Q3 2013 sebesar 3140,2 ton.




Bila kita menilik grafik harga emas bulanan, harga masih terlihat tertekan di bawah Moving Average (MA) 20. Indikasi tekanan turun juga ditunjukkan oleh indikator RSI (14) yang masih berada di bawah angka 50 atau di kisaran 40. Demikian pula indikator Stochastics dan MACD yang masih membuka peluang tekanan turun.

Namun demikian, divergensi yang terlihat pada indikator RSI terhadap harga dimana RSI terlihat terangkat naik sementara harga terlihat turun, membuka peluang harga kemungkinan akan mencapai level rendah dan kembalirebound

Harga berpeluang menguji kembali level rendah 1130. Pergerakan di bawah 1130, membuka peluang pelemahan lanjutan ke kisaran 1075-1045. Sementara penguatan kemungkinan terbatas di kisaran 1257-1290. Pergerakan di atas kisaran tersebut, membuka peluang penguatan kembali ke area 1390.