Emas gagal menunjukkan keperkasaannya dalam 6 bulan terakhir, dimana
logam mulia Emas mengakhiri triwulan pertama 2013 ini di level cukup
rendah $1594.80 per troy ons, atau melemah $80 per troy ons , setara
4.8% bahkan bila dikombinasi dengan pelemahan yang terjadi di akhir 2012
silam, emas kini secara resmi sudah jatuh 10% dalam 2 kwartal
berturut-turut.
Bila di-review, pelemahan Emas akhir-akhir ini merupakan anomaly bila
dibandingkan secara historis, karena terakhir kali nya Emas jatuh dalam
2 triwulan berturutan hanya di tahun 2001. Padahal peranan Emas dapat
dijadikan alat hedging / lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi,
selain itu aksi pencetakan uang The Fed (QE3) sejumlah $85 milyar per
bulan terus berjalan di saat bersamaan meningkatnya resiko zona Euro
telah menyebabkan banyak investor terkecoh bahwa Emas masih akan naik
setidaknya ke kisaran $1750.
Alih-alih menunjukkan tajinya, resiko bearish Emas malah meningkat
dan spekulan meyakini harga puncak Emas sudah tercapai di tahun lalu,
sehingga melanjutkan aksi sell-off seiring pertumbuhan ekonomi AS
semakin membaik menjelang akhir 2013 dan mengantisipasi penarikan
stimulus QE maupun berakhirnya ZIRP (Zero Interest Rate Policy)
menyebabkan arus capital outflow dari ETF Emas semakin besar, dan hal
ini menjadi resiko terbesar pada perubahan trend jangka panjang Emas
menjadi bearish.
Berikut ini beberapa faktor penggerak yang dominan terhadap Emas pada fase ini:
Ekonomi AS Mulai Bangkit
Meski serangkaian data ekonomi AS mulai menunjukkan perbaikan, namun
efek penuh dari penghapusan anggaran penuh (Full sequester) masih
berbahaya bagi pertumbuhan ekonomi. Namun momentum pertumbuhan di AS
masih diekspektasikan untuk positif, dan memberikan sinyal kenaikan
secara gradual pada yield 10y notes US, yang berkorelasi sangat negatif
terhadap Emas.
Arus Modal Keluar Dari Aset Safe Haven
Pemilu Italia serta Cyprus sempat menambah minat safe haven seperti
Emas, namun akhirnya aset safe haven kembali dilepas oleh para spekulan
setelah big boys menyadari bahwa program OMT dari ECB masih akan menjaga
resiko perpecahan zona Euro, faktor ini namun dapat sewaktu-waktu
berubah jika partai anti-austerity justru menjadi penguasa baru di
Italia, maupun pada pemilu Jerman berikutnya.
Sentimen Negatif
Selain faktor fundamental, terdapat pula sentimen market yang
mempengaruhi momentum kepemilikan ETF berbasis Emas yang sudah jatuh ke
level terendahnya sejak February dipengaruhi oleh penjualan ETF Emas
oleh China dan Swiss sekitar 10% dari kepemilikannya. Milyarder George
Soros juga telah mereduksi SPDR Gold Trust ETF sebanyak 55% di Q4.
Faktor teknikal juga menunjukkan adanya formasi death cross Emas
sejak 19 February, ketika MA50 harinya memotong kebawah MA200-harinya,
yang merupakan sinyal bearish. Selain itu indikator MACD & slow
stochastic Dinapoli juga bearish, bersamaan dengan kondisi overbought
Dinapoli Detrended Oscillator. Oleh karena itu level Dinapoli
retracement 61.8% di 1615 & 38.2% di 1596 menjadi signifikan, jika
terjadi breakout dibawah level 1596 dapat terpicu sinyal sell on
breakout untuk mengincar target 1550 & 1533.
Di sisi atasnya, resisten terdekat tampak di area 1626, penembusan
konsisten dan penutupan mingguan diatas area tersebut baru dapat membawa
harga ke zona netral, namun secara keseluruhan skenario bearish di
jangka panjang masih tetap utuh selama harga bertahan dibawah area 1645.
