Jumat, 06 Juli 2012

Kontrak Minyak Turun Pasca Data

 Kontrak Minyak Turun Pasca Data Kontrak minyak mentah bergerak turun hari Jumat saat lemahnya data untuk konsumen AS melawan stimulus yang diambil oleh 3 bank sentral utama dunia, sementara perhatian pasar masih ke data non-farm payroll yang seharusnya memberikan arah perdagangan.Kontrak minyak mentah turun 30 sen di angka $86.92 per barel setelah ditutup turun 44 sen di angka 87.22 di sesi sebelumnya.  

Berota bahwa sektor jasa AS melambat ke rendahnya selama 2-1/2 tahun di bulan Juni sejalan dengan kekhawatiran pasar bahwa krisis hutang Eropa mengikis pertumbuhan ekonomi global.Pasar saat ini menantikan data penting non-farm payroll yang memperlihatkan kinerja sektor tenaga kerja AS. Para ekonomi tidak berharap data payroll tersebut yang dilaporkan untuk bulan Juni akan melepas kekhawatiran bahwa pemulihan akan kekurangan daya.

GBP/USD: Dalam Kisaran 1.5498 – 1.5583, Waspadai Penembusan 1.5498

GBP/USD bergerak di antara support 1.5498 dan resistance di 1.5535 setelah melemah cukup tajam kemarin. Preferensi  hari ini adalah bearish terutama jika support di 1.5498 tembus. Jika itu terjadi, GBP/USD diperkirakan akan melanjutkan pergerakan bearish hingga ke kisaran 1.5470 – 1.5436.

Di sisi lain, stochastic dan CCI 1 jam memperlihatkan indikasi jenuh jual. Waspadai kemungkinan pullback ke area resistance di kisaran 1.5535 – 1.5574. Bias intraday masih akan tetap bearish selama resistance di 1.5574 bertahan. Dengan demikian, GBP/USD bisa saja akan kembali bergerak bearish jika ada sinyal/pola bearish yang muncul di kisaran 1.5535 – 1.5574.

Bias intraday akan berubah menjadi bullish jika resistance di 1.5574 pecah. Jika itu terjadi, GBP/USD kemungkinan akan bergerak naik menuju kisaran 1.5592 – 1.5622.
 
 GBP/USD: Dalam Kisaran 1.5498 – 1.5583, Waspadai Penembusan 1.5498

EUR/USD: Masih Bearish, Uji 1.2363 Hingga Kisaran 1.2304 – 1.2231

View kami agak panjang untuk analisis teknikal EUR/USD kali ini karena rally bearish yang terjadi kemarin. EUR/USD masih berada di dalam tekanan bearish yang kuat dan saat ini tengah menguji support di 1.2363 sebagaimana yang terlihat pada chart H4. Perhatian utama kami adalah support tersebut, yang jika tembus kemungkinan akan memicu kembali momentum bearish diikuti oleh pergerakan bearish menuju kisaran 1.2304 – 1.2231.
Di sisi lain, stochastic dan CCI 4 jam telah memperlihatkan indikasi jenuh jual, bahkan sinyal bullish mulai terlihat pada CCI. Dengan demikian, ada kemungkinan akan terjadi pergerakan pullback dengan sasaran area resistance di kisaran 1.2463 – 1.2525. Skenario bearish alternatif lain adalah mencari sinyal/pola  bearish di kisaran tersebut karena bias jangka menengah masih akan tetap bearish selama resistance di 1.2525 bertahan. Skenario ini harus mewaspadai kemungkinan pecahnya resistance di 1.2525 karena hal tersebut diperkirakan akan mengubah bias jangka menengah menjadi bullish sehingga ada kemungkinan harga akan naik menuju kisaran 1.2564 – 1.2626.

EUR/USD: Masih Bearish, Uji 1.2363 Hingga Kisaran 1.2304 – 1.2231

Orientasi Kebijakan Potensial Hanya Untuk Jangka Pendek

Melihat tingginya harapan pasar terhadap adanya pelonggaran kebijakan dari beberapa bank sentral utama dunia, sepertinya optimisme mulai tumbuh dikalangan para investor bahwa para bank sentral tersebut tidak akan tinggal diam menghadapi dampak yang disebabkan oleh krisis hutang Eropa. Yang menjadi pertanyaan adalah: apakah langkah-langkah tersebut akan berdampak positif dalam waktu dekat?

Bila kita bercermin pada harapan kepada Federal Reserve Bank beberapa pekan lalu, dengan harapan akan munculnya QE3, yang ternyata berujung pada Operation Twist, maka masih ada segelintir orang yang merasa bahwa QE3, apapun bentuknya dan dibelahan manapun program serupa akan berasal, pesimisme di beberapa kalangan masih akan bertahan.

Selain itu, bila kita merujuk pada aktivitas sektor manufaktur di beberapa negara ekonomi utama dunia seperti China, AS dan Eropa, sepertinya langkah yang akan diambil masih terpusat pada kepentingan negara masing-masing. Proteksi yang dilakukan Apple sebagai contoh, melihat dari betapa takut dan khawatirnya akan persaingan dengan alasan pelanggaran hak paten, perusahaan tersebut terus berusaha menekan masuknya produk-produk pesaing. Tentunya hal ini bukan sebuah contoh mutlak.

Lalu, bagaimana harapan langkah-langkah yang akan diambil para bank sentrak dunia tersebut terkait data-data ekonomi yang akan dirilis pekan ini, tepatnya pada 5 Juli 2012, seperti data jobs dari AS. Apakah bank-bank sentral dunia tersebut akan membenahi perekonomian mereka terlebih dahulu atau langsung memberikan bantuan kepada Eropa yang dianggap merupakan penyebab utama kejatuhan pemulihan ekonomi dunia, atau melakukan sebagaimana layaknya China yang mungkin tidak terlihat sebagai negara dengan perekonomian yang tertutup, tetapi dengan kebijakan internal negara tersebut yang memberikan instruksi kepada otonomi bank pemerintah yang relatif besar untuk memperlonggar kebijakan kepada bank-bank kecil lainnya akan dilakukan oleh negara lainnya? Ataukah hal ini juga akan dilakukan seperti halnya Uni Eropa untuk membantu Spanyol dalam menyelamatkan sektor perbankannya? Tentunya kedua hal tersebut masih menjadi gambaran bahwa conflict of interest antar para bank sentral tersebut.

Bila kita melihat ke sisi dalam dari suatu pemerintahan, tentunya pengecualian untuk China, masalah internal politik untuk Eropa dan AS sepertinya masih akan membayangi langkah-langkah yang akan menguntungkan beberapa pihak partai politik untuk mendulang suara. Lalu bagaimana dengan masyarakat yang merasakan dampak langsung dari kebijakan politik yang diambil? Apakah akan sejalan dengan kehendak warga negara di negara masing-masing?

Beberapa pertanyaan pun masih menggantung untuk jangka waktu dekat ini adalah: (1). Bagaimana China akan menanggulangi dampak inflasi yang disebabkan tingginya harga perumahan disana ditengah pelonggaran kebijakan perbankan. (2). Bagaimana badan administrasi Obama yang tengah sibuk mengatasi masalah politik dalam pemilu yang akan datang ditengah desakan perubahan ekonomi di AS untuk mengatasi masalah pengangguran disana, terlebih saat pasar mulai meragukan kepastian QE3 setelah beberapa saat lalu telah mengecewakan pasar, dengan alih-alih melakukan pelonggaran kebijakan, tetapi malah kembali melakukan penjualan obligasi jangka pendek untuk kemudian membeli kembali obligasi-obligasi jangka panjang? (3). Bagaimana dengan Jerman sebagai pemilik kekuatan yang tertinggi untuk ekonominya dengan situasi yang tergolong kondusif dibandingkan dengan negara lainnya, apakah Jerman setuju untuk membantu dengan mengatakan bahwa seharusnya persyaratan untuk bantuan diperketat dengan tujuan agar negara-negara yang dililit masalah hutang tersebut agar mandiri?

Apabila dengan asumsi sebagaimana yang dijabarkan diatas, langkah-langkah konkrit yang akan diambil oleh para bank sentral sepertinya masih merupakan upaya jangka pendek untuk mengatasi masalah. Dan bukan tidak mungkin peran conflict of interest bisa saja terjadi.

Jangan Berharap Kejutan dari ECB

'Jangan Berharap Kejutan dari ECB'Mario Draghi dan kolega belum akan mengeluarkan gebrakan baru dalam waktu dekat. Tidak akan muncul sesuatu yang istimewa pada pertemuan rutin European Central Bank (ECB) di Frankfurt hari ini (05/06). Otoritas moneter Eropa hampir pasti memangkas suku bunga, dengan estimasi sebesar 0,25% ke level terendah sepanjang masa, 0,75%. Namun hanya sampai di situ, tidak akan ada langkah ekstrim yang akan dirilis oleh bank sentral. Pertemuan bulan ini digelar tepat satu pekan setelah pejabat tinggi Eropa menyepakati pemusatan wewenang perbankan Eropa ke tangan ECB. Mario Draghi kemungkinan masih menunggu adanya petunjuk dari pemimpin Eropa sebelum melakukan tindakan lebih lanjut. Pun bila ECB ingin bersikap agresif, hal itu hanya akan terbatas pada pemangkasan suku bunga dengan range lebih besar, misalnya sebesar 0,5 basis poin.

Pelaku pasar memang berharap adanya langkah koordinatif dari bank-bank sentral utama benua biru dalam upaya pemulihan sistem keuangan kawasan. Akan tetapi, belum ada sebuah komitmen bersama untuk memajukan kerjasama seperti itu. Jika memang nantinya ECB jadi memangkas bunga, berapapun kisarannya, sentimen pasar finansial akan biasa saja. Mengingat penyesuaian bunga sudah dipandang sebagai sesuatu yang wajib dilakukan saat ini. Turunnya suku bunga memang selalu disambut baik, namun kabar tersebut tidak akan mampu mengimbangi kecemasan soal Spanyol dan Italia.

Pada pertemuan beberapa bulan ke belakang, ECB sempat merilis kebijakan kontroversial yakni program pembelian obligasi pemerintah senilai miliaran euro. Di dalamnya termasuk aset hutang negara pesakitan seperti Spanyol dan Italia. Hal itu sulit terulang karena rentan menjadi sesuatu yang percuma sekarang ini. Apalagi pemimpin euro secara prinsip sudah setuju untuk menggunakan dana European Stability Mechanism (ESM) dalam pembelian aset hutang pemerintah di pasar sekunder pasca aktivasi ESM 9 Juli mendatang. Sejak kesepakatan itu diumumkan pekan lalu, bunga obligasi Spanyol dan Italia berangsur surut.

Mario Draghi juga tengah meneliti sejauh mana efektivitas program Long Term Refinancing Operation (LTRO), yang sudah berlangsung dalam 2 tahap. ECB menggelontorkan lebih dari 1 triliun euro ke dalam sistem perbankan mulai akhir tahun lalu. Inilah mengapa bank sentral tidak akan mengeluarkan kebijakan baru dalam waktu dekat sebelum melakukan evaluasi terhadap program terdahulu. Apalagi otoritas telah mengucurkan dana luar biasa besar dalam operasi-operasinya sehingga dewan gubernur harus berpikir ulang sebelum merilis kebijakan berbasis pendanaan. Jadi, pertemuan malam nanti hanya menjadi forum penentuan suku bunga, tidak lebih dari itu.

Pangkas! ECB Berduet PBOC Potong Bunga

Pangkas! ECB Berduet PBOC Potong BungaTerpuruknya pasar di akhir pekan ini (Jumat, 6/7) terutama akibat aksi jual pelaku pasar setelah Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral China (PBOC) kemarin secara bersamaan memangkas suku bunga acuan mereka. Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas suku bunga acuan sebesar 25bp ke rekor terendah 0,75%. Selain itu ECB diluar perkiraan turut menurunkan suku bunga deposito ke level nol guna membantu mencegah krisis hutang zona Euro.
Sementara tingkat suku bunga pinjaman Cina juga dipotong sebanyak 31 basis poin menjadi 6%, dan tingkat suku bunga tabungan dipangkas sebanyak 25 basis poin menjadi 3% efektif terhitung mulai hari Jumat. Bank Sentral China (PBOC) juga mengambil langkah lain untuk menurunkan suku bunga pinjaman dengan memangkas batas bawah pinjaman menjadi 70% dari 80%. Pasca langkah dari kedua bank sentral tersebut, pasar justru kian khawatir karena pelongaran moneter yang dilakukan oleh ECB dan PBOC justru memicu kecemasan dan ketakutan global terhadap memburuknya ekonomi dunia.

Sterling Amblas Maski BOE Tak Pangkas

Sterling Amblas Maski BOE Tak Pangkas Mata uang Inggris - Sterling nampak bergerak flat pada range sempit antara $1.5510 s/d $1.5540 di sesi siang akhir pekan (Jumat, 6/7).Sterling tergerus setelah Bank Sentral Inggris - Bank of England (BOE) pada Kamis kemarin memutuskan untuk menyuntikkan lebih banyak lagi stimulus ke dalam perekonomian guna mendongkrak pertumbuhan yang kini lesu.

Melambatnya laju inflasi yang diikuti juga oleh merosotnya aktivitas sektor manufaktur, jasa dan kontruksi telah memaksa para pembuat kebijakan Inggris untuk bertindak cekal – mencegah dan menangkal terhadap ancaman krisis hutang zona Euro.Oleh sebab itu, meskipun tidak memangkas suku bunga, di bawah perintah Gubernur Mervyn King, Monetary Policy Committee tetap mengambil kebijakan dengan menambah target pembelian aset sebesar £50 milyar ($78milyar) menjadi £375 milyar untuk jangka waktu 4 bulan.Tidak lama setelah pengumuman tersebut, Sterling drop hingga ke $1.5498 setelah akhirnya hari ini pulih kembali ke $1.5520-an.

Emas Menguat Menjelang Laporan Jobs AS

 Emas Menguat Menjelang Laporan Jobs AS Emas bergerak naik hari Jumat, sesuai dengan penguatan yang terjadi kedua kalinya dalam 1 pekan, saat para investor menantikan data tenaga kerja yang penting untuk AS bulan Juni yang memperlihatkan bagaimana perdagangan akan berjalan. Spot emas bergerak naik 0.1% menjadi $1,606, sejalan dengan kenaikan per minggunya sebesar 0.5%. Kontrak emas AS untuk pengiriman bulan Agustus bergerak turun 0.2% menjadi $1,606.70.

Bank sentral Eropa memangkas tingkat suku bunga untuk tercatat di rekor bawahnya hari Kamis, sebagaimana diperkirakan, untuk melanjutkan jeda perekonomian di kawasan Eropa tetapi mungkin akan menimbulkan langkah lainnya seperti pembelian obligasi pemerintah atau membanjiri perbankan dengan bantuan likuditas.
Bank sentral China juga memangkas tingkat suku bunga untuk kedua kalinya di pekan ini hari Kamis, melanjutkan upayanya untuk mengangkat ekonomi yang kuartal lalu mengalami kemerosotan kinerja pertumbuhan sejak terjadinya krisi ekonomi global.

Technical Analysis, July 6th, 2012


CURRENCY
RANGE
TREND
RESISTANCE
SUPPORT
BUY
SELL
OBJ
CUT
EUR/USD
1.2290-1.2500
Down
1.2500
1.2360

1.2430
1.2290
1.2500
1.2570
1.2290
USD/JPY
79.10-80.90
Up
80.30
79.10
79.70

80.90
79.10
80.90
78.50
GBP/USD
1.5430-1.5640
Down
1.5640
1.5500

1.5570
1.5430
1.5640
1.5710
1.5430
USD/CHF
0.9590-0.9800
Up
0.9730
0.9590
0.9660

0.9800
0.9590
0.9800
0.9520
AUD/USD
1.0180-1.0390
Down
1.0390
1.0250

1.0320
1.0180
1.0390
1.0460
1.0180
NIKKEI
8930-9140
Down
9140
9000

9070
8930
9140
9210
8930
HANGSENG
19660-20020
Down
20020
19780

19900
19660
20020
20140
19660
KOSPI
246.70-250.00
Down
250.00
247.80

248.90
246.70
250.00
251.10
246.70
GOLD
1592.30-1617.10
Down
1617.10
1600.60

1608.80
1592.30
1617.10
1625.30
1592.30

Fundamental Analysis, July 6th, 2012

Euro slips across the board after ECB cuts rates

The euro slumped broadly on Thursday, hitting a one-month low against the dollar after the European Central Bank cut its main interest rate to a record low and reduced its deposit rate to zero to help tackle the euro zone debt crisis.
Analysts said although the market had been positioned for a 25-basis-point-cut in the ECB'S main refinancing rate, the cut in the deposit rate - effectively encouraging banks to lend funds to each other overnight - caught some by surprise.
That view was reinforced after European Central Bank President Mario Draghi said at a press conference after the rate announcement that the ECB sees a weakening of growth for the euro zone and that downside risks to growth are materializing.
But Draghi said the ECB's bond-buying program and other such crisis measures are strictly temporary, resisting pressures to reactivate the plan to ease funding costs for countries mired in the euro zone debt crisis. [ECB RATES/BONDS]
The euro <EUR=> was last down 1.07 percent against the dollar at $1.2388, after falling as low as $1.2362.   Against the yen, the euro was 1 percent lower at 98.98 yen <EURJPY=>.
The dollar posted a two-week high against the yen after U.S. employment data showed signs of hope for the labor market. The dollar was last up 0.06 percent at 79.88 yen <JPY=>.  
Earlier in the session the euro briefly jumped after the Chinese central bank unexpectedly cut its benchmark interest rates in the latest attempt to protect the world's second-largest economy from signs of slowing growth.
But the main focus remained the ECB. Many market players said the rate cut would not tackle structural problems within the euro zone, and the single currency could come under further selling pressure.
The dollar also climbed to a one-month high against the Swiss franc <CHF=> and was last up 1.03 percent at 0.9690.

Wall St rally ends, caution before jobs report

U.S. stocks edged down on Thursday as economic stimulus measures by major central banks failed to excite investors before a U.S. jobs report expected to show tepid growth.   
After the S&P 500 index's strongest three-day run this year, investors stepped back, leaving the broad index and the Dow modestly lower and the Nasdaq essentially flat.
Trading volume was light after the July 4th U.S. market holiday and before the government's June nonfarm payrolls report on Friday.
The data is expected to show Europe's debt crisis is weighing heavily on the U.S. economy. Analysts expect the economy added 90,000 jobs last month, a level that won't make much of a dent in the grim unemployment situation.
Financial stocks weighed on Wall Street, with Dow component JPMorgan Chase <JPM.N> falling 4.2 percent to $34.38 and Bank of America Corp <BAC.N> off 3 percent at $7.82. 
The S&P Financial index <.GSPF> and the KBW Banks index <.BKX> fell about 1.5 percent. Financial shares have often taken the brunt of selling during the European crisis, though they experienced a good run during the recent rally.
Wall Street was little impressed by the actions in China, Europe and Britain to loosen monetary policy, which sent the euro lower against the U.S. dollar.
Stocks also derived little benefit from reports on Thursday showing hopeful signs about U.S. hiring by private employers. Markets give more weight to the broader monthly report from the U.S. Labor Department.
The Dow Jones industrial average <.DJI> was down 47.15 points, or 0.36 percent, at 12,896.67. The Standard & Poor's 500 Index <.SPX> was down 6.44 points, or 0.47 percent, at 1,367.58. The Nasdaq Composite Index <.IXIC> was up 0.04 point at 2,976.12. 
Losses in the Nasdaq were limited by Apple Inc <AAPL.O>, which rose 1.8 percent to $609.94, and Google Inc <GOOG.O>, up 1.4 percent at $595.92.

Gold falls after cenbank easing, eyes US payrolls

Gold fell on Thursday on a dollar rally and frustrations over a lack of more aggressive market stimulus from central banks after China, Europe and Britain eased their monetary policies. 
Bullion, which has tumbled several times this year after the Federal Reserve did not mention easing, was under pressure again after the top three central banks loosened monetary policy and signaled a growing level of alarm about the world economy.
Gold's inflation-hedge appeal was weakened by the prospect of a global economic slowdown.
Still, gold has gained almost 4 percent since last Friday on hopes of more Fed action after data showed U.S. manufacturing shrank in June for the first time in nearly three years. 
Some dealers also stayed on the sidelines ahead of Friday's closely watched U.S. nonfarm payrolls report.  
Spot gold <XAU=> was down 0.5 percent at $1,607.69 an ounce by 2:27 p.m. EDT (1827 GMT).
U.S. gold futures for August delivery <GCQ2> settled down $12.40 at $1,609.40 an ounce. Trading volume after Wednesday's U.S. Independence Day holiday was about 10 percent below average, preliminary Reuters data showed.

Oil Drops as ECB̢۪s Draghi Says Economic Risks Remain

Crude dropped in New York after the dollar rose against the euro as European Central Bank President Mario Draghi said economic risks remain after the bank cut rates to a record low.
Futures fell 0.5 percent as the dollar reached a one-month high against the common currency. Draghi said there were â€Å“downside risks” to the euro-area’s economic outlook. Prices briefly advanced after an Energy Department report showed that U.S. crude supplies fell 4.27 million barrels to 382.9 million last week, the biggest decrease since December.
Crude for August delivery fell 44 cents to settle at $87.22 a barrel on the New York Mercantile Exchange. Prices are down 12 percent this year.
There was no floor trading yesterday because of the U.S. Independence Day holiday. Transactions since the last close were booked with today̢۪s trades for settlement purposes.
Some â€Å“downside risks to the euro-area economic outlook have materialized,” Draghi said at a press conference in Frankfurt after lowering the main refinancing rate and the deposit rate by 25 basis points to 0.75 percent and zero respectively. â€Å“Economic growth in the euro area continues to remain weak with heightened uncertainty weighing on both confidence and sentiment,” he said.

Nikkei likely to slide after ECB rate cut fails to inspire

Japan's Nikkei share average is likely to slide on Friday after fresh monetary easing in Europe and China failed to boost investor appetite for risk, with market players bracing for U.S. jobs data later in the day.
The European Central Bank cut rates to a record low of 0.75 percent, while China and Britain also loosened policy, but share prices in Europe and on Wall Street dipped.
The Nikkei fell 0.3 percent to 9,079.80 on Thursday, coming off a two-month closing high marked on Wednesday and retreating ahead of its 75-day moving average at 9,158.
A fall in the euro against the yen after the ECB rate hike could hit exporters with high exposure to Europe such as Canon <7751.T> and some other precision machinery makers. 

Seoul shares seen holding as investors eye Samsung, U.S. data

Seoul shares are seen mixed on Friday morning, as investors wait on fresh jobs data from the United States despite action by central banks to boost the flagging global economy.
Industry bellwether Samsung Electronics Co <005930.KS> estimated its April-June operating profit at a record 6.7 trillion won ($5.9 billion), in line with forecasts, powered by
strong sales of its Galaxy smartphones
The European Central Bank cut its main refinancing rate to a record low of 0.75 percent on Thursday as widely expected, while remaining coy on additional "non-standard" measures such as bond-buying or flooding banks with more liquidity.
In a surprise move by Beijing, Chinese policymakers lowered its lending rate by 31 basis points to 6 percent following another unanticipated rate cut last month.
Investors will be closely monitoring Friday's U.S. non-farm payrolls data for the month of June.
The Korea Composite Stock Price Index (KOSPI) <.KS11> ticked 0.06 percent lower to close at 1,875.49 points on Thursday.

Hong Kong shares seen weak, China banks under pressure

Hong Kong shares are poised for a tepid start on Friday despite central bank easing in China and in Europe as investors remain concerned that global economic growth may be worse than feared.
Chinese banking shares, which carry hefty weights on Hong Kong benchmark indices are seen under pressure on worries that the People's Bank of China's second cut in interest rates in two months will further erode net interest margins.[ID:nL3E8I53C9]
The Hang Seng index <.HSI> ended up 0.5 percent on Thursday helped largely by a late-session rally in financials and local bluechips such as Cheung Kong Holdings <0001.HK>.
Elsewhere in Asia, Japan's Nikkei <.N225> was little changed while South Korea's KOSPI <.KS11> was down 0.4 percent as of 0045 GMT.


Source : Reuters