Sabtu, 09 Juni 2012

Presiden Barack Obama Terus Desak Merkel Untuk Atasi Krisis Eropa

Lima bulan menjelang pemilu Presiden AS, Obama berupaya mendesak Kanselir Jerman, Angela Merkel yang masih tampak alot untuk mengambil tindakan agresif mengatasi kehancuran ekonomi kawasan Eropa yang berpotensi mengancam ekonomi AS serta kampanye Obama.

Analis yakin, jika problem Eropa semakin memburuk maka Obama kemungkinan besar tidak akan terpilih lagi, oleh sebab itu lah ada keterkaitan antara kepentingan politik Obama dengan krisis utang yang terjadi di Eropa. Sejauh ini Merkel masih menolak proposal penerbitan obligasi bersama yang bisa memperbesar defisit pengeluaran negara member Eropa, meski masih ada resiko kekacauan ekonomi atas bahaya keluarnya Yunani dari Uni Eropa maupun upaya Spanyol untuk menyelamatkan sektor perbankan nya.

Ketua The Fed, Ben Bernanke juga memberikan pernyataan serupa kemarin, bahwa krisis utang Eropa memberikan resiko signifikan untuk sistem keuangan AS dan juga perekonomian. White House terus menekan Obama, Merkel dan kelompok negara G20 lainnya menjelang rapat G20 di Mexico pada 18 Juni nanti, yang akan membahas problem Eropa, selain itu Obama telah berulang kali mendesak Merkel untuk menggelontorkan dana lebih banyak membantu negara member yang bermasalah, namun berbagai upaya tersebut masih menemui kegagalan akibat sikap Merkel yang kurang fleksibel.

Merkel sendiri yang merupakan seorang fisikawan sebelum menjadi Kanselir Jerman, meyakini punya resep tersendiri untuk memecahkan krisis utang Eropa dan tidak memperdulikan kaitannya dengan pemilu Obama maupun krisis AS.

Estimasi Pelemahan Permintaan Masih Potensial Tekan Emas

Emas jatuh untuk hari kedua, dan menjaga pelemahan mingguan berturut-turut yang terburuk sejak 11 tahun terakhir, akibat kecemasan pelambatan ekonomi China dan AS, sehingga merubah prospek permintaan yang makin lemah. Ketua Federal Reserve, Ben Bernanke mengatakan bahwa The Fed masih memerlukan waktu untuk menilai kondisi pasar tenaga kerja sebelum memutuskan langkah moneter yang baru untuk merangsang perekonomian jika terimbas oleh krisis utang Eropa dan bahaya pengetatan kebijakan fiskal AS.

Pengumuman rate cut China di lain sisi menandakan bahwa pelambatan ekonomi China lebih buruk dibanding ekspektasi pemerintah sebelumnya, karena terakhir kali nya China menurunkan bunga adalah pada tahun 2008 ketika terjadi puncak krisis subprime mortgage AS.Berbagai komoditas anjlok setelah tersusun estimasi pelemahan permintaan tersebut, termasuk minyak dan Emas.

Terpantau sejauh ini indeks Standard & Poor’s GSCI yang mengukur nilai 24 jenis komoitas melorot 2.1 persen, dan membukukan pelemahan sebesar 0.2% sepanjang pekan ini. Sementara minyak mentah AS anjlok -2.59% di level 82.65, dan Emas turun ke $1578 per troy ons, setelah meraih titik terendah intraday di $1556 per troy ons.

Rabu, 06 Juni 2012

Yunani Paksa Pemerintah China Memutar Otak

Beberapa negara sudah merancang strategi sebagai antisipasi bila Yunani benar-benar terdepak dari euro-zone.
Untuk pemerintah negara-negara maju, krisis Yunani akan berdampak langsung terhadap kinerja ekonomi dalam negeri. China bahkan sudah berasumsi bahwa perpecahan Eropa tidak bisa dihindari sehingga Beijing mulai mempelajari strategi baru untuk membendung efek negatifnya. Media China Daily mengutip pernyataan salah seorang pejabat pemerintah, yang menyebut Kementerian Keuangan dan Perdagangan tengah menerka potensi risiko dari keluarnya Yunani dari komunitas euro. Komponen yang paling disoroti oleh pemerintah antara lain nilai mata uang, aliran dana masuk serta kinerja sektor perdagangan. Akan tetapi belum ada laporan terbaru terkait konklusi apa saja yang sudah dihasilkan oleh tim analisa otoritas keuangan. 

Kabar dari China itu muncul setelah lembaga pemerinhkat kredit S&P memaparkan peluang 1:3 untuk Yunani hijrah dari zona euro. Adapun momentum yang paling menentukan nantinya adalah pemilihan umum 17 Juni mendatang. Peran Yunani secara langsung tidaklah besar terhadap perekonomian China. Namun imbasnya akan sangat besar ke Eropa, salah satu mitra dagang dan rekan investasi terbesar raksasa Asia itu. Kepergian Yunani dapat menganggu stabilitas pasar modal dan nilai tukar yuan serta merusak tatanan kontrak perdagangan China di masa depan. Padahal Beijing sedang giat menggenjot kembali perekonomian supaya tidak mengalami hard landing.

Jika demikian adanya, maka status China sebagai negara yang kebal guncangan finansial luntur sudah. Bank-bank Eropa yang sudah mengoleksi obligasi Yunani akan sangat terpukul oleh disintegrasi euro. Mereka akan mengurangi akses permodalan dan kredit yang mengarah ke negara-negara berkembang, termasuk China. Eksposur perbankan China ke aset-aset berbasis Eropa memang tidak besar namun likuiditas yang tadinya diparkir di negara itu bisa terbang sewaktu-waktu. Pasar aset berisiko bisa sangat sepi karena selama ini roda pasar modal selalu dimotori pemodal dari negara barat. Jika mereka pesimis untuk menempatkan dana di bursa saham dan sektor riil, maka kekuatan ekonomi China pasti tergerus.

Di saat bersamaan, pemerintah Beijing masih dicemaskan oleh beberapa isu dalam negeri. Di antaranya adalah ekspektasi peluncuran stimulus baru, booming pasar properti serta risiko di pasar kredit. Otoritas juga tengah mencurigai aksi spekulasi di pasar properti dan saham, yang dilakukan oleh perusahaan baja nasional. Regulator menyelidiki bagaimana perusahaan manufaktur bisa meminjam begitu banyak dana ke bank untuk ditanamkan pada aset-aset di luar inti bisnisnya.

100%, Peluang Peluncuran Quantitative Easing Jilid 3

Hasil data non-farm payrolls pekan lalu kembali membuka peluang pelonggaran moneter dari Ben S. Bernanke dan kolega. Data tenaga kerja bulan April dirilis mengecewakan dengan kenaikan hanya sebesar 69.000 atau di bawah harapan pelaku pasar. Menurut Dennis Gartman, Editor dan Penerbit the Gartman Letter, laporan makroekonomi Amerika tersebut 'sangat mengecewakan'. "Jelas sudah bahwa the Fed tengah mempertimbangkan quantitative easing 3 (QE3)," urai Gartman kepada CNBC. Menurutnya, QE3 bisa muncul dalam waktu cepat yakni saat the Fed menggelar pertemuan pada 19 dan 20 Juni atau selambatnya pada meeting 31 Juli-1 Agustus mendatang. 

Pertimbangan terbesar tentu menyangkut popularitas pemerintah jelang pemilu November nanti. Administrasi Barack Obama pasti menginginkan bank sentral bergerak agresif menggenjot perekonomian dalam negeri supaya popularitas pemerintah tidak turun mendekati pilpres. Namun skenario pelonggaran kuantitatif dan peluncuran Long-term refinancing Operation (LTRO) dianggap Gartman tidak akan mampu memperbaiki sentimen secara signifikan. "Tetapi itu lebih baik daripada otoritas tidak melakukan apapun," imbuhnya.

Khusus untuk Eropa, Gartman menilai tidak seharusnya pemangku kepentingan di sana hanya fokus pada program pemangkasan anggaran. Uni Eropa dan lembaga terkait harus mampu menggenjot perekonomian dengan terlebih dahulu memulihkan kinerja perbankan. "Saya ingin optimis, tetapi Eropa justru belum melakukan rekapitalisasi bank dan memperbaiki sentimen konsumen," ujarnya lagi. Baik pemerintah maupun pengusaha seharusnya diberikan akses serta kemudahan untuk bernapas kembali, terutama di tengah efisiensi massal yang diwajibkan oleh otoritas Eropa.

"Di tengah ketidakpastian, investor sebaiknya memegang dana tunai ketimbang lari ke emas," rekomendasi Gartman. Pasalnya, emas sekarang tidak lagi memegang status safe-haven sehingga pelaku pasar sebaiknya menahan diri terlebih dahulu. "Tunggu dulu dua bulan sampai badai berlalu kemudian baru memikirkan strategi selanjutnya," tutup sang analis.

Euro Menaruh Harap Pada Wacana ‘never Greece exit’

Hingga sesi tengah pekan (Rabu, 30/5), kinerja mata uang tunggal Euro semakin memburuk dengan mencatatkan keterpurukan hingga ke bawah level $1.2500 yang merupakan kisaran terendah dalam dua tahun terakhir terhadap dollar (USD).

Terpuruknya Euro kali ini terutama akibat pasar di gegerkan kembali oleh penurunan peringkat utang negara Spanyol oleh lembaga pemeringkat Egan-Jones Ratings. Peringkat kredit Spanyol diturunkan menjadi level ‘B’ dari sebelumnya ‘BB-minus‘ dan pemangkasan ini merupakan kali ke tiga dalam kurun waktu kurang dari satu bulan.

Sinyal bakal terkikisnya Euro sebenarnya sudah mulai santer tercium sejak pekan lalu yang di awali dengan merebaknya kecemasan terhadap rencana keluarnya Yunani dari zona Euro serta meluasnya ketidakpuasan pasar terhadap hasil pertemuan puncak Eropa yang digelar pada Rabu (23/5) minggu lalu. Pasar merasa belum puas dengan hasil pertemuan (meeting) informal para pemimpin Uni Eropa tersebut lantaran mereka dalam pertemuannya belum mampu membuat langkah konkrit guna mencegah krisis utang yang semakin dalam di kawasan.  

Bahkan kesepakatan yang tercapai dalam pertemuan kelompok G-8 akhir pekan silam (19-20 Mei) belum juga meredakan sikap apatis pasar terhadap upaya pencegahan meluasnya krisis utang Eropa. Padahal kelompok delapan (G-8) yang terdiri dari Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Kanada, Prancis, Inggris, Rusia dan Italia telah sepakat untuk mengambil langkah guna mengatasi krisis keuangan. Mereka mendukung langkah penghematan anggaran untuk mengurangi beban utang di Eropa khususnya memberikan jaminan atas penyelesaian masalah Yunani.

Upaya pencegahan krisis sempat pula ‘dikotori’ oleh perselisihan pendapat antara negara Jerman dan Prancis mengenai obligasi zona eropa. Negara Jerman mentah-mentah menolak usulan dari PM Perancis Holande untuk menerbitkan obligasi bersama zona Eropa, dimana usulan tersebut merupakan skema yang dinilai para ekonom dapat menjadi salah satu cara paling efektif untuk mengembalikan optimisme pasar. Hollande juga mengusulkan untuk fokus pada pertumbuhan daripada pengetatan.

Alhasil, semua kecemasan dan kekhawatiran tersebut langsung menurunkan minat pasar terhadap aset-aset beresiko. Euro terkoreksi tajam hingga pecah ke bawah level terendah sepanjang tahun 2012 pada $1.2624 yang tercatat di bulan Januari silam. Kini Euro telah ambruk hingga menorehkan angka di $1.2431.

Dan minggu ini begitu kabar downgrade Spanyol mencuat, imbal hasil obligasi (yield) Spanyol bertenor 10-tahun ikut melonjak hingga ke kisaran 6,5%. Melonjaknya imbal hasil obligasi Spanyol tersebut mensinyalkan bahwa investor semakin khawatir dengan prospek ekonomi di negara terbesar ke-4 Eropa tersebut. Bahkan banyak kalangan kini memperkirakan Euro masih akan terus melemah oleh ketakutan tentang masalah perbankan Spanyol.

Namun kali ini kekhawatiran terhadap negara Yunani sedikit mereda lantaran suasana politik di negara tersebut juga mulai kondusif setelah Partai Demokrat Baru di Yunani mendukung kebijakan pengetatan yang dilakukan pemerintah. Selain itu sentimen pasar sedikit terangkat karena didorong oleh adanya sinyal bahwa Yunani tidak akan keluar dari Eropa atau never Greece exit. Laporan terakhir turut mengindikasikan bahwa partai konservatif Yunani adalah partai yang akan memegang kekuasaan pada pemilu bulan depan, sehingga hal tersebut juga telah memberikan sinyal kemajuan stabilitas bagi krisis hutang kawasan.

Maka terkait wacana pemulihan nilai valuta, kini Euro tidak bisa berharap banyak kecuali terciptanya sebuah langkah konkrit guna mencegah meluasnya krisis utang di kawasan. Namun setidaknya faktor kondusif Yunani untuk tetap bertahan di zona euro dengan slogan ‘never Greece exit’ serta upaya terhadap negara Spanyol agar tidak ‘keburu’ minta bailout, dapat membatasi keterpurukan Euro lebih lanjut.

Sementara kondisi teknikal Euro terlihat masih melanjutkan pola teknis seperti pada sesi-sesi sebelumnya dimana beberapa indikator utama masih menunjukkan pola bearish. Indikator Stochastic harian yang sebelumnya mulai nampak reversal ke atas, akhirnya kembali bermanuver turun sehingga kondisi ini bisa memicu penurunan Euro lebih lanjut.

Demikian pula dengan indikator MACD dan Moving Average yang masih menunjukkan pola downtrend. Maka dengan sejumlah indikator yang terpola bearish tersebut, penguatan EUR kembali akan terbatas namun setidaknya masih bisa membawa mata uang ini ke beberapa resisten seperti tahanan 1.2470 kemudian 1.2540 hingga 1.2600 atau bahkan 1.2700. Sementara koreksi akan berpotensi kembali menuju level support 1.2400 guna melanjutkan ke level 1.2350 hingga ke support 1.2300.

ECB Mungkin Akan Pangkas Suku Bunga Bila Krisis Memburuk

Bank sentral Eropa atau ECB mungkin semakin dekat dengan pemangkasan tingkat suku bunga ke rendahnya selama ini saat semakin kuatnya tekanan krisis hutang Eropa yang semakin memperburuk perekonomian disana dan mengancam pertumbuhan ekonomi global.

Sementara para petinggi ECB sedang melakukan pertemuan di Frankfurt mungkin masih tidak akan melakukan pemangkasan dengan masih menahan tingkat suku bunga di angka 1% hari ini, sebagaimana menurut sekitar 32 dari 44 ekonomi yang disurvei Bloomberg News, 11 responden lainnya memperkirakan adanya pemangkasan sekitar 25 bps dan 1 orang memperkirakan adanya pemangkasan sekitar 50 bps.

Dengan para pemerintah Eropa yang berjuang untuk mengatasi krisis hutang yang terjadi saat ini yang menggelayuti Spanyol dan mungkin akan memaksa Yunani meninggalkan Eropa, tekanan untuk ECB untuk segera memangkas tingkat suku bunga dan desakan untuk dukungan likuiditas perbankan semakin mengemuka.

Selasa, 05 Juni 2012

Fundamental Analysis, June 5th, 2012

Gold falls after data-inspired rally; Europe in focus

Gold fell on Monday as bullion investors cashed in some of the previous session's sharp gains to cover losses in U.S. equities, which came under pressure from signs of a U.S. economic slowdown and Europe's debt crisis.  

The metal, which rallied 4.3 percent on Friday, took a hit from renewed selling on Wall Street as financial markets focused on Tuesday's emergency talks among Group of Seven finance chiefs to discuss the euro zone's woes.

Bullion broke its trend of trading in sync with riskier assets last week with a 3.5 percent rise, after Friday's surprisingly weak U.S. payrolls report stoked talk that further stimulus measures may be necessary to reignite growth. But the metal has so far this year failed to draw sustained safe-haven bids despite the turmoil in Europe and signs of economic slowdown in the United States and China.  

Spot gold <XAU=> was down 0.7 percent at $1,614.89 an ounce by 2:21 p.m. EDT (1821 GMT).  U.S. COMEX gold futures for August delivery <GCQ2> settled down $8.20 at $1,613.90 an ounce, with volume sharply below its 30-day average and the previous session's turnover.

Euro rises as investors pare bearish bets on euro zone hopes

The euro rebounded from last week's record lows against the dollar and yen on Monday as investors pared bearish bets on hopes that European authorities will seek greater fiscal integration within the euro zone. The euro, which was ripe for a bounce given a recent record high in net speculative short positioning, was buoyed by news that France and the European Commission signaled their support for an ambitious plan to use the euro zone's permanent bailout fund to rescue the bloc's stricken banks.

In a sign of heightened global alarm about strains within the 17-member euro currency area, finance chiefs of the Group of Seven leading industrialized powers will hold emergency talks on the euro zone debt crisis on Tuesday. While European officials are trying to reassure investors they can contain an escalating crisis, many market participants remain bearish on the single currency and believe the euro's strength should prove temporary, especially if yields on Spanish and Italian bonds hover near unsustainable levels. 

The euro last traded 0.5 percent higher at $1.2498 <EUR=>, up from $1.2286 on Friday - its lowest since July 2010. Monday's peak of $1.2509 was a four-day high.
Against the yen, the euro <EURJPY=> traded up 0.9 percent at 97.86 yen, well above Friday's 11-1/2-year low of 95.57 yen, according to Reuters data.

S&P 500 ends flat but Europe, U.S. worries weigh

The S&P 500 ended flat on Monday after recent sharp losses, though worries about the European debt crisis and weaker U.S. data kept investors wary of equities. Signs of economic weakness around the globe and Europe's intensifying debt crisis have rattled investors, who have been dumping riskier investments like commodities and equities for the safety of government bonds.  

The flat session follows Friday's slide of more than 2 percent that erased the Dow industrial average's gains for the year. The S&P 500 is now up just 1.6 percent for 2012 and is approaching correction territory, which would be a decline of at least 10 percent from its most recent high in April. On Monday, U.S. data showed orders for manufactured goods dropped 0.6 percent in April, its third decline in four months and confounding expectations calling for a 0.2 percent gain.

In a potential boost to markets looking for measures to end the debt crisis, German Chancellor Angela Merkel is pressing for much more ambitious measures, including a central authority to manage euro-area finances and major new powers for the European Commission, European Parliament and European Court of Justice. The S&P financial sector <.GSPF>, seen as most exposed to Europe's debt crisis, was down 1 percent. The S&P's economically sensitive industrial sector <.GSPI> was also down 1 percent, leading the day's declines. 

The Nasdaq ended higher, helped by gains in Amazon <AMZN.O>, up 3.1 percent at $214.57.
The Dow Jones industrial average <.DJI> slipped 17.11 points, or 0.14 percent, to 12,101.46 at the close. The Standard & Poor's 500 Index <.SPX> inched up just 0.14 of a point, or 0.01 percent, to 1,278.18. The Nasdaq Composite Index <.IXIC> rose 12.53 points, or 0.46 percent, to close at 2,760.01.

US crude ends higher on euro, bargain hunting

U.S. crude futures rebounded on Monday after four days of losses and last week's slide of 8.4 percent, as the euro rallied on hopes that European authorities can contain the euro zone debt crisis.  
Bargain hunting also encouraged some buyers to step back in, after the recent sell-off had dragged prices to near eight-month lows and, according to a technical indicator, put the market in a sharply oversold condition. 
 
Ahead of weekly inventory reports, domestic crude stockpiles were forecast to have fallen by 900,000 barrels in the week to June 1. That would snap 10 straight weeks of builds in government stocks data, with analysts citing lower imports.

On the New York Mercantile Exchange, crude for July delivery <CLN2> settled at $83.98 a barrel, gaining 75 cents, or 0.9 percent. It earlier dropped to a session low of $81.21, the lowest since Oct. 6. In London, ICE Brent crude for July delivery <LCON2> settled at $98.85 a barrel, rising 42 cents, or 0.43 percent. It dropped early to a session trough of $95.63, its lowest since Jan. 26, 2011.

Nikkei set to rebound ahead of emergency G7 talks

Japanese shares are expected to rebound on Tuesday after the Topix <.TOPX> index plumbed a near 30-year low the session before, with investors looking to cut bearish bets ahead of emergency talks by the Group of Seven leading indistrialized powers.  

The Nikkei share average <.N225> is likely to trade between 8,300 and 8,400 after shedding 1.7 percent to a six-month closing low at 8,295.63 on Monday, strategists said. The broader Topix fell 1.9 percent to 695.51 on Monday, its lowest in more than 28 years. Nikkei futures in Chicago <0#NIY:> closed at 8,335 on Monday, up 0.5 percent from the Osaka <JNIc1> close of 8,290.
  
"The Nikkei is at a critical level. Its November low of 8,134 is extremely important," said Eiji Kinouchi, chief technical analyst at Daiwa Securities. "I think that support level will likely hold. It's interesting to see what the G7 will discuss ahead of the ECB (European Central Bank) meeting tomorrow. They may put pressure on the ECB to do something and such expectations will help support stocks."     

The emergency talks by the G7 finance chiefs on Tuesday come as alarm is intensifying over strains in the 17-nation European currency area. The benchmark Nikkei has fallen 19.1 percent since hitting a one-year peak on March 27 on concerns over the deepening euro zone debt crisis and slowing global growth.

Seoul shares seen rangebound, eyes on G7 meeting

Seoul shares are seen rangebound on Monday as investors look to emergency talks by the Group of Seven leading industrialised nations, and technical support cushions a beaten-down market hovering just above its annual low. "The corrections on (Monday) were a little too exaggerated so the pace of decline may brake significantly today, although another poor data showing from the United States could pressure the market," said Lee Eun-taek, an analyst at Dongbu Securities.  

Adding more fuel to worries about an uncertain global growth outlook, U.S. data released on Monday showed orders for manufactured goods fell in April, missing expectations for a rise. Battered investor confidence could receive a much needed boost when the chiefs of the G7 countries meet to discuss the euro zone debt crisis on Tuesday amidst heightened global alarm about strains in the single currency bloc. 

    The Korea Composite Stock Price Index (KOSPI) <.KS11> fell 2.8 percent to close at 1,783.13 points on Monday. South Korea's financial markets will be closed on Wednesday for a public holiday.

Hong Kong stocks set to rise 1 percent at open

Battered Hong Kong shares are set to open firmer on Tuesday, partly on short-covering ahead of emergency G7 talks on the euro zone debt crisis, though investors remain reluctant to take on fresh positions amid an increasingly gloomy global outlook. The Hang Seng index <.HSI> was set to open up just over 1 percent at 18,373.22. The China Enterprises index <.HSCE> of top locally listed mainland firms was indicated to open up 0.8 percent.

Technical Analysis, June 5th , 2012

CURRENCY
RANGE
TREND
RESISTANCE
SUPPORT
BUY
SELL
OBJ
CUT
EUR/USD
1.2380-1.2590
Up
1.2520
1.2380
1.2450

1.2590
1.2380
1.2590
1.2310
USD/JPY
77.60-79.40
Up
78.80
77.60
78.20

79.40
77.60
79.40
77.00
GBP/USD
1.5310-1.5480
Up
1.5410
1.5310
1.5340

1.5480
1.5310
1.5480
1.5240
USD/CHF
0.9510-0.9720
Down
0.9720
0.9580

0.9650
0.9510
0.9720
0.9790
0.9510
AUD/USD
0.9610-0.9820
Up
0.9750
0.9610
0.9680

0.9820
0.9610
0.9820
0.9540
NIKKEI
8220-8460
Up
8380
8220
8300

8460
8220
8460
8140
HANGSENG
17760-18120
Up
18000
17760
17880

18120
17760
18120
17640
KOSPI
235.00-238.30
Up
237.20
235.00
236.10

238.30
235.00
238.30
233.90
GOLD
1603.70-1628.50
Down
1628.50
1611.90

1620.20
1603.70
1628.50
1636.70
1603.70

Senin, 04 Juni 2012

Technical Analysis, June 4th , 2012

CURRENCY
RANGE
TREND
RESISTANCE
SUPPORT
BUY
SELL
OBJ
CUT
EUR/USD
1.2315-1.2495
Up
1.2495
1.2315
1.2375

1.2495
1.2315
1.2435
1.2255
USD/JPY
77.30-78.80
Down
79.30
77.80

78.30
77.30
78.80
78.80
77.30
GBP/USD
1.5280-1.5460
Up
1.5460
1.5280
1.5340

1.5460
1.5280
1.5400
1.5220
USD/CHF
0.9590-0.9770
Down
0.9830
0.9650

0.9710
0.9590
0.9770
0.9770
0.9590
AUD/USD
0.9590-0.9770
Up
0.9770
0.9590
0.9650

0.9770
0.9590
0.9710
0.9530
NIKKEI
8250-8430
Down
8490
8310

8370
8250
8430
8430
8250
HANGSENG
18380-18560
Down
18620
18440

18500
18380
18560
18560
18380
KOSPI
243.00-244.80
Down
245.40
243.60

244.20
243.00
244.80
244.80
243.00
GOLD
1609.00-1633.00
Down
1641.00
1617.00

1625.00
1609.00
1633.00
1633.00
1609.00