Selain dua raksasa elektronik itu, harga
saham Sharp juga terkoreksi ke titik terendah dalam satu dasawarsa
terakhir pada level 390 yen (minus 5,10%). Perseroan juga mencatat
kerugian tahunan $4,7 miliar sehingga memicu aksi jual sahamnya.
Sony masih berjuang memulihkan lini
operasional dari limpahan efek negatif satu tahun terakhir. Sepinya
penjualan televisi serta penguatan kurs yen kian memperburuk kinerja
perseroan, yang baru saja terimbas bencana gempa dan tsunami. Penurunan
daya jual divisi inti televisi juga menerpa Panasonic. Faktor palung
berpengaruh adalah penguatan kurs yen satu tahun belakangan sehingga
harga jualnya di luar negeri menjadi lebih mahal dibanding produk negara
lain.
Sony, Panasonic dan Sharp belum mampu
bersaing lagi dengan produsen elektronik asal Korea, Samsung dan raksasa
gadget Amerika, Apple Inc. Analis pasar bahkan menilai Sony harus
melepas bisnis televisinya agar bisa selamat di masa depan. Bulan lalu,
perseroan berencana memangkas 10.000 karyawan dan melakukan reformasi
operasional senilai $1 miliar. Dampak dari kebijakan efisiensi tersebut
kemungkinan baru bisa dilihat tahun depan.