Rabu, 11 April 2012

Wall St Hentikan Penurunan 5 Sesi Beruntun


Wall St Hentikan Penurunan 5 Sesi BeruntunSetelah terus mencatat penurunan dalam 5 sesi sebelumnya, mayoritassaham di Wall Street coba kembali beranjak menguat pada perdagangan hari Rabu seiring investor mulai melirik saham-saham murah, dan setelah Alcoa berhasil mengawali musim laporan earnings dengan gemilang.
Dow Jones Industrial Average melesat lebih dari 90 poin sejauh ini, dengan dipimpin Alcoa. Saham-saham perbankan juga menuai sukses setelah Guggenheim meng-upgrade rating raksasa keuangan Bank of America menjadi ‘buy’ dari sebelumnya ‘netral’. Morgan Stanley juga diperdagangkan lebih tinggi setelah Evercore Partners meningkatkan target harga saham perusahaan ini menjadi $20.
S&P 500 dan Nasdaq Composite juga berusaha mengekor performa Dow, dengan masing-masing mencatat kenaikan 0,8% dan 0,95%. Ke-10 sektor kunci S&P diperdagangkan pada teritori positif, dengan sektor keuangan dan material berhasil mengumpulkan kenaikan terbesar.
Sementara data ekonomi yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS hari ini menunjukkan harga impor naik 1,3% pada bulan Maret, yang merupakan kenaikan terkuat dalam hampir setahun. Hasil tersebut mampu melampaui ekspektasi kenaikan 0,8% dari para ekonom.

Permintaan Perhiasan Emas Di China Melonjak 15%


Permintaan Perhiasan Emas Di China Melonjak 15% Permintaan perhiasan emas di China terus memperlihatkan pertumbuhan pada tahun 2011 dengan melonjak hingga 15% ke rekor tertinggi baru, sebuah tren yang nampaknya masih akan berulang pada tahun ini, menurut laporan konsultan logam mulia GFMS Ltd. hari Rabu.
Pertumbuhan sektor perhiasan emas di China sepanjang tahun lalu terlihat kontras dengan permintaan perhiasan di kawasan lain, termasuk India, terutama didorong oleh meningkatnya kekhawatiran inflasi dan berlanjutnya pertumbuhan pendapatan tetap di dalam negeri, berdasarkan hasil survey emas tahun 2012 yang dilakukan GFMS, sebuah unit dari Thomson Reuters Corp.
Produksi perhiasan China tumbuh 14,6% untuk mencetak rekor tertinggi baru pada 496 ton pada tahun 2011, setelah mencatat pertumbuhan hampir 20% pada tahun sebelumnya. Di sisi lain, produksi perhiasan di India, justru turun 3,1% menjadi 701 ton meskipun sempat mencetak rekor tertinggi 723 ton pada tahun 2010. Secara keseluruhan, progduksi perhiasan global merosot sebesar 2,2% pada tahun 2011 menjadi 1.973 ton.
"Tingkat ekspansi permintaan emas di negara raksasa Asia ini luar biasa, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan mencapai 10% dalam satu dekade terakhir," kata GFMS. "Penjualan pada saat menjelang dan pasca Tahun Baru China telah menunjukkan angka yang cukup signifikan."
"Berlanjutnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya minat untuk memiliki emas sebagai aset alternatif cenderung akan mendorong produksi perhiasan China menuju rekor baru tahun ini," tambah GFMS.

GBPUSD Tertahan Di Resisten 1.5935


GBPUSD Tertahan Di Resisten 1.5935Meskipun sentimen di market secara keseluruhan telah membaik, Poundsterlingsejauh ini masih gagal teruskan penguatan diatas area resisten penting 1.5935, dan terpantau sejauh ini terkonsolidasi kebawah.
Di sisi bawahnya, level support penting tampak di area MA200 pada periode time frame H1, di kisaran 1.5885, anjlok dibawah area tersebut berpotensi mengancam outlook bullish pairing GBPUSD di jangka pendek, namun secara keseluruhan selama harga mampu bertahan diatas area support kunci 1.5800, outlook teknikal masih condong bullish.
Perlu diwaspadai jika ketegangan krisis utang Eropa kembali mencuat, dan ditandai dengan penurunan mata uang tunggal Euro secara dramatis, maka tidak tertutup kemungkinan Poundsterling juga ikut terseret-seret.
Resiko atas terjadi pelemahan Euro masih ada mengingat Spanyol masih menghadapi ancaman terkena default, dan berbeda halnya dengan Portugal, Yunani ataupun Irlandia. Spanyol bisa dikatakan terlampau besar untuk diselamatkan meskipun dengan dana bailout Uni Eropa yang telah dimaksimalkan ke 800 milyar Euro.
Oleh sebab itulah, outlook Euro maupun Poundsterling sebenarnya masih menguat terbatas, dan justru berpeluang untuk mengalami reversal kebawah setelah gagal menembus diatas level resisten penting.

Wall St Hentikan Penurunan 5 Sesi Beruntun


Wall St Hentikan Penurunan 5 Sesi BeruntunSetelah terus mencatat penurunan dalam 5 sesi sebelumnya, mayoritassaham di Wall Street coba kembali beranjak menguat pada perdagangan hari Rabu seiring investor mulai melirik saham-saham murah, dan setelah Alcoa berhasil mengawali musim laporan earnings dengan gemilang.
Dow Jones Industrial Average melesat lebih dari 90 poin sejauh ini, dengan dipimpin Alcoa. Saham-saham perbankan juga menuai sukses setelah Guggenheim meng-upgrade rating raksasa keuangan Bank of America menjadi ‘buy’ dari sebelumnya ‘netral’. Morgan Stanley juga diperdagangkan lebih tinggi setelah Evercore Partners meningkatkan target harga saham perusahaan ini menjadi $20.
S&P 500 dan Nasdaq Composite juga berusaha mengekor performa Dow, dengan masing-masing mencatat kenaikan 0,8% dan 0,95%. Ke-10 sektor kunci S&P diperdagangkan pada teritori positif, dengan sektor keuangan dan material berhasil mengumpulkan kenaikan terbesar.
Sementara data ekonomi yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS hari ini menunjukkan harga impor naik 1,3% pada bulan Maret, yang merupakan kenaikan terkuat dalam hampir setahun. Hasil tersebut mampu melampaui ekspektasi kenaikan 0,8% dari para ekonom. 

Minyak Merespon Positif Data Persediaan AS

Minyak Merespon Positif Data Persediaan AS
Harga minyak mentah kembali merangkak naik pasca laporan pemerintah pada hari Rabu menunjukkan persediaan minyak mingguan AS bertambah jauh lebih sedikit dibandingkan pekan sebelumnya.
Saat ini minyak mentah untuk kontrak pengiriman bulan Mei ditawarkan sekitar 1% lebih tinggi pada kisaran $102.10 per barel.
Dalam laporannya, Energy Information Administration mengatakan bahwa pasokan minyak mentah meningkat sebanyak 2,8 juta barel pada pekan yang berakhir 6 April. Meskipun lebih baik dari ekspektasi 2,1 juta barel, angka tersebut masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan lonjakan sebanyak 9 juta barel yang tercatat pada pekan sebelumnya. Laporan EIA juga menunjukkan penurunan 4,3 juta barel pada persediaan bensin, sementara persediaan minyak hasil penyulingan juga merosot 4 juta barel. 

Fed’s Lockhart Yakin AS Tidak Butuh Stimulus


Fed’s Lockhart Yakin AS Tidak Butuh StimulusPresiden Federal Reserve of Atlanta, Dennis Lockhart, mengatakan laporan tenaga kerja AS untuk bulan Maret mengecewakan namun tidak cukup untuk mengubah pandangannya akan pertumbuhan ekonomi AS. Fed’s Lockhart yakin AS tidak butuh stimulus tambahan, ataupun Quantitative Easing III.
"Saya tidak yakin, tambahan stimulus moneter akan berikan dampak yang signifikan," ujar Lockhart di Stone Mountain, Georgia. "Saya melihatnya stimulus sebagai kebijakan yang hanya ditempuh jika kondisi berubah drastis; ini tentunya akan terlihat dari naiknya tingkat pengangguran dan perlambatan ekonomi yang signifikan.”
Minutes pertemuan Fed tunjukan bank sentral AS hanya akan melonggarkan kebijakan moneter jika ekspansi ekonomi berhenti atau inflasi tumbuh lebih rendah dari target 2%. Di lain pihak, data non-farm payroll tunjukan AS hanya menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak 120.000 di bulan Maret; ini merupakan penambahan jumlah tenaga kerja yang paling sedikit dalam lima bulan terakhir.
Sementara itu, dollar mulai kurangi pelemahan di sesi New York. Indeks dollar kini diperdagangkan 79.720, coba jauhi level rendah harian 79.510

ECB Masih Punya Program Pembelian Obligasi


ECB Masih Punya Program Pembelian ObligasiTekanan yang dialami Spanyol tidak dapat dibenarkan mengingat pemerintah komitmen menjalankan reformasi ekonomi. Bank Sentral Eropa masih punya program pembelian obligasi sebagai salah satu kebijakan untuk redakan kecemasan, menurut anggota dewan moneter ECB Benoit Coeure. Komentar ECB’s Coeure tentunya membuka kemungkinan akan diaktifkannya kembali program pembelian obligasi yang sudah lama tidak digunakan bank sentral.
Coeure mengatakan bank sentral masih memiliki Securities Market Program (SMP) yang memungkinkan ECB untuk membeli obligasi pemerintah di zona-euro jika diperlukan. "Kami telah melihat sinyal mulai normalnya kondisi pasar … namun perkembangan terakhir isyaratkan betapa rapuhnya proses normalisasi," ujar Coeure di Paris.
Mengacu kepada Spanyol dimana yield obligasi pemerintah terus meningkat akibat merebaknya kekhawatiran atas kemampuan pemerintah untuk memotong defisit, Coeure mengatakan: "adanya kemauan politik menunjukan apa yang terjadi saat ini tidak mencerminkan kondisi fundamental."
Sementara itu, euro menguat di sesi New York. EUR/USD kini diperdagangkan 1.3127, jauhi level rendah harian 1.3065 

Yunani Siap Menyambut Pemilu

Yunani Siap Menyambut PemiluPerdana Menteri Lucas Papademos hari ini dijadwalkan memberi konfirmasi terkait pemilihan umum pada tanggal 6 Mei mendatang. 

Papademos akan bertemu dengan presiden Yunani, Karolos Papoulias, terlebih dahulu guna berkonsultasi tentang penyelenggaraan pemilu 18 bulan ke depan. Pemerintah koalisi teknokrat akan menghadapi persaingan sengit dengan beberapa partai yang selama ini tidak populer. Namun fraksi-fraksi politik kecil ini sekarang berpotensi merebut kursi pemerintahan karena penyelenggara negara saat ini gagal merebut simpati pemilih. Apalagi kondisi ekonomi makin memburuk di tengah program efisiensi Yunani sebagai syarat bailout Eropa. 

Selama beberapa dekade, bangku politik Yunani didominasi oleh Partai Sosialis Pasok dan Partai Demokratik Baru. Hingga kini belum ada gambaran konkrit tentang kalangan oposisi mana yang berpeluang merusak tradisi itu. Pasar modal Yunani kemarin membukukan rally menyusul hasil lelang obligasi yang sukses. Indeks gabungan ASE meraih penguatan 0,8%. 

Yield Obligasi Italia-Spanyol Terus Menyusut


Yield Obligasi Italia-Spanyol Terus MenyusutKinerja nilai obligasi dua negara pesakitan Eropa terus membaik sepanjang hari ini.

Baik imbal hasil obligasi Italia maupun Spanyol terus menurun pasca lonjakan kemarin. Traders melakukan short-covering di tengah volume pasar yang masih lebih kecil dibanding biasanya.

Yield obligasi Italia 2-tahun turun 4 basis poin ke 3,08% sedangkan untuk obligasi 10-tahunnya terpantau 16 basis poin lebih rendah di 5,51%. Sementara bunga obligasi 10-tahun Spanyol turun 10 basis poin menjadi 5,85%. 

Hati-hati Terjebak "Bear Trap" EURUSD


 EURUSD berhasil stabil diatas 1.3030 dan sejauh ini terkonsolidasi dari 1.3030 ke area 1.3145. meskipun reli dari teknikal support telah membentuk channel bullish minor, namun masih ada resiko bahwa kenaikan harga akan cepat berakhir dan hanya dianggap koreksi keatas secara temporer.
Indikator William %R yang telah meraih level overbought juga menunjukkan bahwa pairing EURUSD masih rentan dalam 48 jam kedepan untuk anjlok lagi kebawah area 1.3000 yang menjadi target wave 5 dari gelombang C pada level 1.2900.
Sebaliknya jika terjadi reli melampaui area 1.3145 maka akan melanjutkan konsolidasi setidaknya menguji Fibonacci retracement 61.8% di level 1.3245.
Namun jika kita perkecil ke time frame yang lebih pendek, terdapat pola head and shoulder yang menunjukkan ada potensi spike harga ke area 1.3060 untuk mengakhiri konsolidasi pada fase ini dan sekaligus mengkonfirmasi peluang sell on reli untuk melakukan sell di area 1.3145, stop loss di 1.3245, dan target objektif di kisaran 1.2900.
Hati-hati Terjebak "Bear Trap" EURUSD

GBPUSD Sideways Di Jangka Pendek


Bias intraday menjadi netral di jangka pendek karena harga secara keseluruhan hanya bergerak sideways sejak awal pekan ini tanpa arah dan momentum yang cukup jelas. Skenario false breakout masih utuh dan membuka peluang downtrend lebih lanjut, namun masih dibutuhkan penembusan konsisten dibawah area support kunci 1.5770 untuk memicu skenario bearish lebih lanjut mengincar area 1.5700.
Di sisi atasnya, resisten terdekat tampak di area 1.5930 yang merupakan level Fibonacci retracement 50%, tembus lagi diatas area tersebut seharusnya dapat menambah tekanan bullish menguji area 1.5995.
GBPUSD Sideways Di Jangka Pendek

Waspadai Reversal USDJPY


Bias intraday berubah menjadi bullish di jangka pendek menguji area 81.85, sebelum akhirnya terjadi reversal ke area resisten kunci 82.55, bagaimanapun masih dibutuhkan penembusan konsisten dan closing daily diatas area 81.20 untuk memicu momentum bullish lebih lanjut.
Di sisi bawahnya, support terdekat tampak di area 80.60, berbalik lagi dibawah area tersebut dapat membawa harga ke zona netral karena arahnya menjadi kurang jelas di jangka pendek kemungkinan menguji area 80.00.
Waspadai Reversal USDJPY

Waspadai Resisten Emas 1662.90

Pergerakan emas pada grafk 1 jam-an terlihat tertahan di area resistan dimana ada kemungkinan emas akan terkoreksi dengan bergerak ke bawah. Secara teknikal indikator stochastic berpotensi berada dalam kondisi bearish. Pecahnya support 1650.93 cenderung akan membawa harga emas bergerak ke bawah menuju support 1637.55. Sebaliknya jika emas menguat terhadap dollar dan menembus resistan 1662.90 maka ada peluang emas akan bergerak ke atas menuju resistan berikutnya di kisaran 1674.24.


Waspadai Resisten Emas 1662.90

Penguatan Euro Masih Rapuh

Euro menguat di sesi London seiring meredanya biaya pinjaman obligasi Spanyol jelang acara dengar pendapat antara Perdana Menteri Mariano Rajoy dengan anggota parlemen untuk menurunkan defisit anggaran pemerintah. "Yield obligasi pemerintah Spanyol bertenor 10 tahun alami penurunan dan ini memberikan efek positif bagi euro," ujar Jeremy Stretch, strategis Canadian Imperial Bank of Commerce.
Meski demikian, penguatan euro masih rapuh dan hanya bersifat jangka pendek seiring pasar tetap cemaskan kondisi Italia, Spanyol, dan Yunani. “Rally euro hanya bersifat sementara. EUR/USD masih akan melemah hingga raih $1.26,” ungkap Stretch.  Pimpinan riset Helaba Landesbank Hessen-Thueringen, Ralf Umlauf, peringatkan kejatuhan euro di bawah 1.3033 dapat membuka penurunan menuju 1.2975.
Yield obligasi pemerintah Spanyol bertenor 10 tahun turun enam basis poin menjadi 5,92% hari ini; lebih baik dari 6,02%, tertinggi sejak 12 Desember. Menteri Ekonomi Luis de Guindos bantah Spanyol membutuhkan dana bantuan keuangan; namun Gubernur Bank Sentral Spanyol, Miguel Angel Fernandez Ordonez, melihat perbankan perlu mendapatkan modal tambahan jika ekonomi memburuk.

Penjualan Ritel Inggris Legakan Sterling

Sterling menguat di sesi London, ditopang oleh naiknya penjualan ritel yang berikan harapan akan pemulihan ekonomi Inggris. Penjualan ritel meningkat 1,3% di bulan Maret, lebih baik dari penurunan 0,3% yang terjadi di bulan Februari, menurut data yang dirilis oleh Konsorsium Retailer Inggris. Penjualan makanan tidak banyak berubah namun penjualan non-makanan alami peningkatan. Hangatnya cuaca di bulan Maret membuat konsumen lebih bergairah untuk membeli produk pakaian, alas kaki, dan perlengkapan outdoor. "Hangatnya cuaca pada bulan Maret memberikan cahaya kepada retailer non-makanan. Menjelang musim panas, konsumen tertarik untuk membeli pakaian dan sepatu. Penjualan peralatan berkebun dan perlengkapan outdoor juga alami peningkatan.”

Keperkasaan Dollar Menjadi Momok Bagi Euro

Ekonomi Spanyol dan mata uang tunggal Euro kini tengah dililit resiko yang jauh lebih tinggi dibanding dua minggu yang lalu.
Seiring dengan prospek pertumbuhan Spanyol yang telah berada di ujung tanduk, terutama juga dibarengi dengan adanya pelambatan ekonomi negara Eurozone lainnya, Madrid kemungkinan akan mengalami kemerosotan pendapatan dari pajak, diakibatkan langkah penghematan defisit yang harus diterapkan pemerintah. Oleh sebab itulah kemampuan pemerintah untuk memenuhi kewajiban obligasi semakin diragukan oleh para investor.
Hal ini berarti juga resiko atas terjadinya default surat utang sovereign Spanyol akan semakin tinggi. Lihat saja kondisi market terakhir setelah memasuki hari perdagangan yang mulai aktif setelah masa libur paskah di Eropa, terjadi kenaikan yield obligasi pada tenor 10-tahun di berbagai kawasan Eropa. Yield obligasi Italia meroket ke 5.563%, sementara Portugal melonjak ke 12.061%, sedangkan yield Spanyol naik menjadi 5.91%, dan Prancis naik tipis ke 2.877%.
Gejolak di bursa obligasi Eropa ini turut memicu kenaikan volatilitas di berbagai aset lainnya, secara keseluruhan di bursa hari ini (10/4), tidak hanya mata uang Euro yang sempat tertekan, namun Sterling juga turut anjlok tajam terhadap mata uang Dollar, sementara Aussie masih tertekan akibat antisipasi permintaan China yang lebih lemah dibanding ekspektasi sebelumnya.
Perdana Menteri Mariano Rajoy beberapa waktu lalu berhasil memenangkan suara untuk mendapatkan persetujuan Parlemen terkait program penghematan anggaran tambahan sebesar 27 milyar Euro yang terdiri dari pemangkasan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak demi mereduksi defisit anggaran Spanyol menjadi 5.3% dari GDP tahun 2012, dari sebelumnya 8.5% pada 2011.
Sayangnya pemangkasan pengeluaran Rajoy masih sangat diragukan bisa berdampak positif pada perekonomian Spanyol, bahkan level angka pengangguran yang terakhir masih melejit ke level 24%, sedangkan indeks PMI Spanyol selama bulan Maret jatuh ke 44.5 dari 45.0 di bulan February mengindikasikan kontraksi perekonomian.
Langkah preventif dari para pemangku kebijakan Eropa menghadapi ini adalah dengan menyetujui perubahan fasilitas dana talangan EFSF dengan ESM, yang akhirnya menambah kapasitas bailout menjadi 700 milyar Euro untuk membantu negara Euro zone lainnya yang terancam terkena default.
Bagaimanapun, penambahan kapasitas dana talangan tersebut dianggap tidak mumpuni untuk mengatasi krisis utang secara keseluruhan, selain itu juga negara BRIC (Brazil, Russia, India dan China) masih kurang tertarik untuk berkontribusi pada penambahan dana bailout untuk menyelamatkan Euro.
Secara ringkasnya berbagai kondisi yang telah dijabarkan tadi, telah merubah kondisi fundamental mata uang Euro untuk berada dalam posisi lebih rentan dibanding sebelumnya. Faktanya, Euro masih berpotensi tertekan dibawah 1.3000 dan bahkan masih potensial menuju level 1.2800 dengan catatan harga tidak naik lebih dari  1.3485. Peluang downtrend EURUSD ini terbuka lebar karena laju pelambatan ekonomi yang dialami Spanyol akan semakin cepat sehingga dana-dana bailout yang diharapkan dapat membendung Spanyol dari penyebaran krisis utang pada akhirnya dapat jebol dengan mudah.
Belum lagi ditambah faktor penguatan Dollar yang berpotensi membebani pairing EURUSD lebih lanjut. Komentar Bernanke beberapa waktu lalu merupakan salah satu bukti bahwa The Fed mengupayakan transparansi kebijakan untuk membimbing pergerakan market sesuai dengan pandangan The Fed.
Maka cukup jelas setelah dirilis risalah (minutes) rapat kebijakan moneter The Fed yang terakhir lebih pada posisi hawkish, dan tidak mempertimbangkan adanya stimulus (QE) lebih lanjut kecuali jika ada bukti pelambatan ekonomi secara signifikan dan laju inflasi kembali jatuh dibawah 2%.
Berdasarkan data statistik yang terakhir laju inflasi AS selama bulan February masih naik ke 2.9%. Jadi meskipun data nonfarm payrolls turun diluar perkiraan, namun laju inflasi yang masih tinggi tetap belum merubah arah kebijakan moneter The Fed yang pada intinya meniadakan kebijakan easing (QE) kedepannya. Efeknya dari minutes FOMC ini tidak bisa diremehkan, karena perubahan arah kebijakan ini adalah mengurangi minat para investor global terhadap aset berisiko.
Setelah sebelumnya berbagai aset menikmati keuntungan dengan adanya stimulus dan QE1, QE2. Kemungkinan besar investor AS akan merepatriasi dana nya dari luar untuk kembali ke mata uang domestik, selain itu berbagai manajer investasi akan mengurangi eksposur mereka terhadap aset berisiko. Dengan kata lain, mata uang Dollar AS berpotensi untuk terus menguat setelah stimulus The Fed yang terakhir berupa Operation Twist berakhir di bulan Juni nanti.

Tiga Negara Tentukan Arah Ekonomi Dunia

Tiga negara ekonomi akan menjadi motor penentu laju ekonomi dunia dalam beberapa tahun ke depan. Peta industri dan pangsa pasar masih didominasi oleh Amerika Serikat (AS), Jepang dan China.

Menurut Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), ekonomi Eropa sedang stagnan sementara negara berkembang justru mencatat pertumbuhan pesat. Dalam indeks indikator ekonomi global, OECD melihat perekonomian AS tumbuh secara stabil dalam lima bulan terakhir hingga Februari. Sedangkan ekonomi negara Jepang menguat untuk bulan ke-empat.

Indeks pertumbuhan dunia OECD juga memperlihatkan pertumbuhan ekonomi China selama empat bulan beruntun. OECD menyebut China sedang menikmati momentum pertumbuhan ekonominya. Pelaku ekonomi tengah mengamati kemajuan China tahun ini dan sedang menghitung apakah negara ini akan mengalami penurunan ekonomi secara tiba-tiba (hard landing) atau melemah perlaha. Apalagi China baru saja menapaki periode peningkatan kinerja yang pesat di sektor manufaktur dan konsumsi. GDP negara ini meroket 9,2% tahun lalu. Nantinya, pertumbuhan ekonomi global akan ditentukan oleh konsistensi pertumbuhan di tiga negara tersebut. Segala kebijakan dan isu percepatan/perlambatan di AS, Jepang dan China akan berimbas pada sektor produksi konsumsi di negara lainnya.

OECD menyebut China sedang 'memanfaatkan momentum' dari perlambatan ekonomi di Eropa. Negara ekonomi besar seperti Italia dan Prancis ters mengalami penurunan performa industri dalam beberapa bulan terakhir. Sementara situasi di Jerman dan Inggris lebih baik, karena kedua negara hanya mencatat penurunan kinerja produksi yang tidak terlalu besar. OECD meramalkan Jerman dan Inggris akan memperbaiki kinerja ekonominya tahun ini sehingga dominasi China akan berkurang. Untuk negara berkembang, Rusia, India dan Brazil memperlihatkan rapor pertumbuhan cukup baik.

Krisis Eropa Kembali Hantui Asia

Hari ini bursa regional bergerak melemah dikarenakan kecemasan mengenai krisis hutang Eropa. Nikkei -0.8%, S&P/ASX -1.0%, HSI -1.2%, Taiex +0.2%, Sensex -0.6%, Shanghai Composite bergerak flat dan STI -1.2%. Pasar di Korea Selatan dan Malaysia tutup untuk hari libur. 
Sementara dari pasar forex dilaporkan bahwa USD menguat terhadap JPY. Pasar bereaksi terhadap pemberitaan di Reuters yang dikutip dari sumber yang dekat dengan BoJ. Dikatakan bahwa BoJ kemungkinan akan mempertimbangkan langkah pelonggaran pada pertemuan selanjutnya pada tanggal 27 April. USD/JPY di 80.81 dari 80.67 hari Selasa malam di New York, EUR/JPY di 105.88 dari 105.54 dan EUR/USD di 1.3105 dari 1.3082. Core machinery orders Jepang meningkat 4.8% per bulan di bulan Februari, melampaui ekspektasi dari ekonom yang disurvey Dow Jones dan Nikkei, yang memperkirakan pesanan akan turun 0.5%. Indeks sentimen konsumen dari Westpac-Melbourne Australia turun 1.6% di bulan April menjadi 94.5 vs 96.1 di bulan Maret, level terendah sejak Agustus dan termasuk angka terendah dalam dekade terakhir. Jumlah persetujuan kredit perumahan di Australia turun menjadi 2.5% di bulan Februari dari bulan Januari. Indikator awal jumlah pekerja Australia -0.167 di bulan April dibandingkan dengan -0.135 di bulan Maret.
Harga emas di $1,656.80, sementara minyak Nymex kontrak Mei naik 23 sen menjadi $101.45/barrel.

Mereda, Tekanan terhadap Obligasi Italia-Spanyol

Hari ini rapor obligasi dua negara bermasalah Eropa tampak membaik. Namun imbal hasil surat hutang Italia dan Spanyol masih dekat dengan level tinggi yang tercatat kemarin.

Investor sedikit mengatur langkah pasca aksi jual besar satu sesi sebelumnya. Bunga obligasi Italia 10-tahun terpantau turun 6 basis poin di 5,61%. Sementara imbal hasil obligasi Spanyol turun 5 basis poin ke 5,92% atau mulai menjauh dari level acuan tinggi 6%.

Review: Hari Terburuk Wall Street Sejak November 2011

Ketakutan klasik soal krisis keuangan di Eropa kembali merebak kemarin di Wall Street. Ketiga indeks utama harus merelakan 1,5% akibat kelesuan investor.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup minus selama lima hari beruntun. Kabar kenaikan imbal hasil obligasi Spanyol dan Italia kemarin memicu kecemasan baru terkait iklim keuangan di wilayah Eropa. Hal itu membuat aksi jual melanda pasar modal New York. Alasan lain yang membebani adalah perlambatan ekonomi China.

Dow Jones Industrial Average (INDU) ditutup minus 214 poin atau 1.7%, sekaligus menandai hari terburuk sejak November 2011. Sementara S&P 500 (SPX) merugi 24 poin atau 1.7% dan Nasdaq (COMP) anjlok 56 poin (1.8%). Indeks S&P juga mencatat kinerja paling negatif sejak NOvember 2011 silam. Sementara indeks gabungan Eropa juga merosot hingga 2%.

Bunga obligasi 10-tahun Spanyol berputar di dekat level 6%, level tertingginya sejak lebih dari 3 bulan terakhir. Imbal hasil kian tinggi seiring upaya pemerintah untuk memangkas anggaran. Sedangkan di Italia, bunga obligasinya terpantau di angka 5,7%. Sebagai konsekuensinya, investor beralih ke safa haven obligasi AS hingga membuat besaran bunganya turun sampai ke bawah 2% untuk kali pertama dala lebih dari satu bulan.

Sebanyak 29 komponen indeks Dow tersungkur di zona merah, dipimpin oleh Bank of America (BAC). Sektor energi dan industri juga mencetak koreksi besar. GE (GE), Caterpillar (CAT) dan Exxon (XOM) membukukan kerugian di atas 1%. Namun rilis data pendapatan Alcoa berhasil menghibur pasar di akhir sesi karena muncul di atas ekspektasi.

Membuka musim earnings, analis pasar memprediksi penurunan pendapatan pada emiten anggota S&P 500 sebesar 0,1% dibanding tahun sebelumnya. Meski tidak besar, namun jika proyeksi itu terbukti maka akan menjadi penurunan pertama pasca kenaikan pendapatan 9 kuartal beruntun. DOW dan S&P 500, yang baru saja mencetak kinerja triwulan terbaik sejak satu dekade lalu, bisa saja mengalami penurunan di kuartal II tahun ini.