
"Slovenia telah terpukul keras oleh siklus ekonomi yang terlalu
drastis, yang diperparah oleh macetnya reformasi dan krisis hutang zona
Euro," kata OECD dalam sebuah laporan pada hari Selasa, sembari
menambahkan jika upaya pemerintah untuk mereformasi sektor perbankan dan
mengurangi hutang negara yang tertumpuk justru telah membebani
pertumbuhan. "Penurunan hutang sektor publik dan swasta secara
signifikan telah membebani pertumbuhan di tengah kondisi keuangan yang
ketat, meningkatnya pengangguran dan melambatnya kinerja ekspor."
"Meskipun reformasi penting telah diadopsi pada tahun 2012 dan awal
2013, reformasi tambahan dan jauh diperlukan sesegera mungkin untuk
memulihkan kepercayaan dan kepala off risiko penurunan yang
berkepanjangan dan akses terbatas ke pasar keuangan," dia melanjutkan.
Kendati dihadapkan pada resiko krisis pendanaan dalam jangka pendek, pemerintah Slovenia telah menampik jika mereka membutuhkan bailout. Padahal mantan PM Slovenia, Janez Jansa,
pada bulan lalu mengatakan jika pemerintah harus menerbitkan obligasi
selambat-lambatnya pada 6 Juni mendatang guna memenuhi kewajiban
keuangannya.
Para analis berharap kementerian keuangan Slovenia akan menerbitkan
obligasi senilai minimal €1 milyar pada bulan-bulan untuk membayar
hutang-hutang negara yang jatuh tempo di tahun 2013, yang diperkirakan
mencapai setidaknya €2 milyar.