Kejatuhan Euro di tengah kecemasan masalah hutang Eropa telah menyeret Poundsterling bergerak melemah terhadap Dollar AS pada hari Jumat, dengan pasar terlihat berhati-hati menjelang mosi tidak percaya di parlemen Yunani. Beberapa analis teknikal juga berpendapat jika prospek mata uang Inggris ini masih tetap bearish, menyusul kegagalan Pound baru-baru ini untuk bertahan di atas MA 200-hari telah menempatkannya rentan terhadap koreksi turun lebih lanjut. Meski begitu, Pound masih mampu melanjutkan dominasinya terhadap Euro yang melemah secara luas."Berita internasional tetap menjadi penggerak utama Sterling yang masih rentan terhadap Greenback, meskipun mampu bergerak lebih tinggi terhadap Euro," kata Audrey Childe-Freeman, kepala strategi mata uang pada JP Morgan Private Bank.
Sementara sebagian analis lainnya memperkirakan Poundsterling masih berpotensi melanjutkan apresiasinya versus Euro seiring berkurangnya selisih antara tingkat suku bunga Inggris dan zona Euro. Tingkat suku bunga zona Euro yang lebih tinggi telah menjadi faktor pendukung utama Euro terhadap Pound dalam beberapa bulan terakhir, ditambah Bank of England yang telah memulai program pelonggaran kuantitatif. Pada saat yang sama, kekhawatiran atas ekonomi Inggris diperkirakan masih akan terus membebani Pound terhadap Dollar menyusul lemahnya hasil survey pada aktivitas manufaktur dan jasa Inggris dalam pekan ini.












