Senin, 13 Juni 2011

Sterling Analisa : Jenuh Jual, Potensi Bullish di Area 1.6242

Saat ini pergerakan pound berada di bawah resistan. Secara teknikal indikator stochastic berada dalam kondisi jenuh jual dimana ada potensi pound akan menguat. Pecahnya resistan 1.6242 akan membawa pound menguat ke area 1.6300. Waspadai jika pound tidak berhasil menembus resistan dimana ada potensi pound melemah menuju ke area 1.6171.



Euro Analysis : Potensial Bullish, Bila Pecah 1.4377 Uji 1.4444

Pergerakan Euro terlihat berada di atas support dimana ada potensi harga akan menguat. Secara teknikal indikator stochastic berada dalam kondisi jenuh jual. Pecahnya resistan 1.4377 cenderung akan membawa Euro bergerak ke atas dengan menguji 1.4444. Sebaliknya jika support 1.4326 ditembus maka support 1.4253 akan menjadi target pergerakan Euro berikutnya.



Pekan ini : Sterling Suram, Komoditi Optimis


USD/JPY


Pasangan valuta USD/JPY sempat pecah di dekat 80.00 pekan lalu, namun pulih dengan cepat ke atas level tersebut. USD/JPY bergerak lambat dan minim sentimen meski tren coba memicu penurunan lebih dalam. Saya melihat support kuat di kisaran 79.50. Sementara pemulihan bisa mencapai kisaran atas 81.00 pekan ini.   

EUR/USD

EUR/USD anjlok hingga ke level rendah 1.4322 pada hari Jumat lalu. Kami memperkirakan adanya aksi jual di awal pekan ini jika tren merangsek sampai ke bawah support 1.4320 dan menyentuh area 1.4200. Saya sarankan para traders untuk mengambil posisi beli hanya dari tengah pekan, saat level tadi sudah tercapai. Menurut pandangan saya, konsolidasi hanya akan terjadi jika level bawah ini sudah terpenuhi.

GBP/USD

Poundsterling sudah memulai tren pelemahan dan siap terkoreksi untuk waktu lebih panjang. Pada pekan ini, saya melihat GBP/USD bisa sampai di area 1.6100 sebelum kenaikan terjadi. Kami juga memperkirakan konsolidasi akan menyusul saat GBP/USD berada di bawah target bawah. Resisten atas akan terbentuk pada kisaran 1.6320.

EMAS
Harga emas diperdagangkan sideways sepanjang pekan lalu. Namun akhirnya turun pada hari Jumat, searah dengan pelemahan minyak mentah. Emas memang anjlok seperti saya perkirakan sebelumnya, tetapi terlihat peluang beli di kisaran 1525.00. Pekan ini, Saya melihat emas melemah ke area 1512, dengan resisten berada di 1537.00. Abaikan proyeksi jual Anda bila harga berbalik dan bertahan di atas level tersebut.  

MINYAK MENTAH

Minyak mentah WTI menemukan pijakan sangat kuat di area 98.00, hingga menembus 102.44 pada Jumat lalu. Minyak melemah kembali ketika Arab Saudi berencana menambah suplai sehingga mempengaruhi kepercayaan buyers. Saya memperkirakan minyak berkonsolidasi dan bergerak sideways dengan resisten di 100.50. Secara teknikal, pemecahan ke atas 102.50 akan memicu tren kenaikan baru.

Kamis, 09 Juni 2011

Antara Minyak, Inflasi dan Pangan


Ancaman inflasi seakan menjadi musuh bersama bagi seluruh negara industri. Otoritas di berbagai kawasan terus berupaya menangkal lonjakan harga-harga agar tidak berlebihan. Namun tidak banyak yang menyadari bahwa resiko inflasi terkini jauh lebih menakutkan dibanding proyeksi banyak pihak. Cepat atau lambat, lonjakan harga minyak akan menggerus keseimbangan neraca.
 
Pada laporan risetnya, Citibank memperingatkan potensi inflasi besar di emerging markets. Pemerintah negara berkembang harus mampu merancang keseimbangan antara keuangan serta apresiasi valuta supaya kendala ini bisa dijinakkan. 
 
Kenaikan inflasi akibat harga energi bisa berdampak langsung maupun tidak langsung. Efek secara langsung lebih terlihat pada detil Consumer Price Index (CPI) negara emerging dibanding Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Sedangkan pengaruh tidak langsung dapat ditilik pada kenaikan harga susulan pada komoditi dan bahan pangan lain. Pasalnya, lonjakan harga minyak selalu memicu dua akibat; kenaikan biaya produksi pangan dan permintaan global pada biofuels. 
 
Yang paling memprihatinkan dari fenomena ini adalah ikut melambungnya biaya produksi pangan dari pos transportasi, pupuk dan vitamin pertanian. Analis dari Citi memaparkan bahwa sudah terjadi 2 periode, dimana harga minyak berdampak besar terhadap pangan, yakni pada 2007/2008 dan awal 1970-an. Jika pada 3-4 tahun lalu harga meroket karena kelebihan demand, maka pada 1972-1975 kenaikan minyak dipicu oleh keterbatasan stok. Apapun penyebabnya, situasi seperti ini hanya membawa dampak buruk bagi rakyat, sebelum berujung pada kinerja korporasi. Penurunan daya beli akan mempersulit penjualan produk apapun ke pasar sehingga nilai-nilai aset dan ekuitas ikut surut. Jika begini adanya, tidak akan ada lagi sektor yang steril dari guncangan inflasi.

Sterling Analysis : Tren Bullish, Potensial Menguat ke 1.6493

Terlihat pergerakan pound berpotensi masih berada dalam tren bullish dimana pergerakan harga masih di atas garis tren. Secara teknikal indikator stochastic berpotensi berada dalam kondisi bullish. Pecahnya resistan 1.6429 berpeluang membawa pound menguat kembali dengan menguji area resistan 1.6493. Sebaliknya jika support 1.6357 ditembus maka pound akan jatuh semakin dalam menuju area 1.6300.



Minat Safe Haven Tinggi, Emas Rebound


Harga emas tampaknya akan rebound menjadi $1,550 per troy ons dalam dua hari ke depan terkait kekhawatiran atas kondisi ekonomi AS dan Eropa sehingga meningkatkan minat terhadap aset safe-haven diantaranya logam mulia, menurut laporan MF Global.
Logam mulia mendapat dukungan dari beberapa faktor di antaranya data perekonomian yang lemah dan tingginya harga energi. Keputusan Bank Sentral Eropa untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan di hari Kamis "dapat merugikan dollar dan positif bagi logam,". Disarankan untuk membeli emas saat berada di level 1,528/ons.
Spot emas dipardagangkan di kisaran $1,536.90/ons, turun $1.20 dari level penutupan New York. 

Senin, 06 Juni 2011

Gold Today : Rebound, Potensi suppot di 1536

Pergerakan emas terlihat berada di bawah area resistan dari Andrew Pitchfrok dimana ada peluang emas akan bergerak ke bawah dengan menguji support 1536.60. Secara teknikal indikator stochastic berada dalam kondisi jenuh jual. Waspadai jika emas berhasil menembus resistan 1549.80 dimana emas cenderung menguat ke resistan 1558.80.



Analisa Mingguan : Komoditi Kuat, GBP Bearish


USD/JPY

USD/JPY bergerak sempit dari kisaran atas 81.77 hingga turun ke 80.05. Pasangan mata uang ini jatuh pada hari Jumat (03/06) akibat data tenaga kerja Amerika Serikat yang buruk, sehingga anjlok ke level support yang Saya perkirakan pekan lalu. Saya melihat bahwa USD/JPY masih kelelahan meski petunjuk belum jelas. Support terdekat yang bisa tersentuh adalah 79.50, kecuali tren berbalik ke atas 81.77.

EUR/USD 

Valuta euro berhasil mencapai target harga di atas 1.4600 yang Kami tetapkan pekan lalu. Saya memprediksi EUR/USD pekan ini bergerak pelan dan mulai berkonsolidasi, support bawah yang bisa diuji adalah 1.4450. Kisaran tinggi 1.4650 yang terpantau saat ini harus dijaga agar tren kenaikan bertahan. Minat jual bisa terjadi di awal pekan ini. Abaikan proyeksi awal Anda jika EUR/USD merangsek ke atas 1.4700!

GBP/USD

GBP/USD akan bearish pekan ini, walaupun dapat menguji resisten atas di area 1.6500. Traders disarankan mengambil short-entry dari kisaran atas di awal pekan, kemudian menunggu level bawah sekitar 1.6280. Kami perkirakan tren jangka menengah lemah dalam beberapa bulan ke depan, kecuali tren naik bisa memecah resisten 1.6550.
  
GOLD

Secara umum, emas diperdagangkan turun pekan lalu, sebelum berbalik kuat hari Jumat akibat rilis jobs yang negatif. Saya prediksi harga emas kuat di 1546.00 di tengah limpahan minat jual. Level support teridentifikasi di 1512.00 bila emas terjatuh pekan ini. Selalu amati tren USDX, yang pergerakannya selalu berlawanan dengan emas.
  
OIL

Minyak mentah WTI berputar di sekitar 100.00 pekan lalu seraya menghimpun kekuatan baru untuk naik. Pada dasarnya, minyak terpengaruh oleh kebijakan valuta dollar serta kekhawatiran terhadap suplai dari negara-negara Arab. Saya melihat tren akan kokoh di atas area 98.25 untuk kemudian konsolidasi lagi di kisaran 103.00. Banyak kemungkinan tercapainya level harga tinggi dalam waktu dekat, terutama bila tren terus naik melampaui resisten 103.00. Abaikan proyeksi beli bila minyak melewati dan bertahan di bawah kisaran 98.25.

Kamis, 02 Juni 2011

Waspada! Besok Rilis “Non-farm Payrolls”


Akhir pekan ini, Jumat (3/6) pelaku pasar dunia kembali akan disuguhi data Non-farm payrolls AS (tenaga kerja diluar sektor pertanian) dengan prediksi peningkatan hanya sebesar 150 ribu tenaga kerja dibanding periode sebelumnya sebesar 244 ribu.
Perkiraan tersebut merupakan angka prediksi terakhir setelah dipangkas oleh para ekonom dari prediksi sebelumnya sebesar 180 ribu. Pemangkasan pekiraan ini terpaksa dilakukan akibat data-data ekonomi A.S yang dirilis belakangan ini tidak memberikan performa terbaiknya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
 
Hari Rabu kemarin survei swasta (ADP National Employment) menunjukkan perusahaan-perusahaan di AS hanya menambah 38.000 pekerja di bulan lalu, kenaikan terkecil sejak bulan September. Sementara indeks manufaktur bulan Mei juga melorot melampaui perkiraan di angka 53.5 dari sebelumnya 60.4 (Ekspektasi analis 57.7).
 
Alhasil buruknya angka-angka ekonomi ini turut menambah kecemasan atas melambatnya pemulihan ekonomi di Amerika dan sudah pasti akan memperburuk pelemahan dollar selanjutnya.

Rabu, 01 Juni 2011

Sterling Akan Terbebani Data Manufaktur

Sterling masih berkeliaran di sekitar area koreksinya di hari Rabu setelah menjauh dari posisi tertinggi 1-bulan terhadap Dollar AS kemarin terutama dipicu oleh aksi jual Pound terhadap Euro dari sejumlah investor guna memenuhi kebutuhan akhir bulan.
Prospek pemulihan ekonomi Inggris yang belum merata juga turut membebani Sterling. Beberapa analis memperkirakan data PMI manufaktur yang akan dirilis hari Rabu ini akan melemah, dan kejutan negatif akan menekan Sterling seiring terus menurunnya ekspektasi pasar atas kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
"Beberapa minggu terakhir Cable menguat kendati ekspektasi suku bunga melemah, sehingga kami harus sedikit menyesuaikan," kata Paul Robson, analis mata uang senior pada RBS Global Banking. "Dan di akhir bulan banyak orang mungkin harus melakukan rebalancing disaat data Inggris yang masih lebih lemah dibandingkan negara lain.

Sterling today

Sterling melemah terhadap USD hingga 1.6422 kemarin. Pullback terjadi diperkirakan menuju resistance di 1.6483, lalu kemungkinan akan bergerak turun lagi menguji support di 1.6451 atau bahkan 1.6422. Waspadai pergerakan ke atas 1.6483 karena berpotensi diikuti oleh pergerakan lanjutan menuju 1.6516.

Gold today

Emas terlihat mondar-mandir dikisaran level $1,530-an di hari Rabu setelah kemarin sempat memangkas gain menyusul laporan negara Jerman akan menyetujui bailout untuk Yunani, sehingga kondisi ini kontan memicu kembali minat resiko investor.
Pihak Wall Street Journal melaporkan Jerman kini tengah mempertimbangkan untuk tidak bersikeras mendesak melakukan penjadwalan ulang obligasi Yunani, namun mendukung paket bantuan baru guna mencegah kebangkrutan Athena dari kegagalan bayar hutang.
 
Setelah mengalami rally akhir-akhir ini, harga spot emas (XAU=>) sudah mulai terlihat overbought dan diperkirakan dapat retrace ke area $1,513 per ons terkait rebound gelombang "c" telah berakhir. 
 
Sebagai bagian dari siklus gelombang korektif "a-b-c" yang dimulai pada $1,461.57, gelombang "c" saat ini telah menempuh perjalanan yang sama panjang dengan gelombang "a", sebagaimana terindikasi oleh analisa proyeksi dari Fibonacci. Koreksi harga emas akan menggiring turun ke area $1,513, yang merupakan 38.2% dari Fibonacci setelah menguat dari $1,471.50 s/d $1,538.10.
 
Namun penguatan ke level $1,540 secara signifikan dapat meningkatkan peluang untuk mendapat gain selanjutnya menuju $1,561, level proyeksi 138.2 Fibonacci yang saat ini berada pada gelombang "c", berdasarkan panjang dari gelombang "a".
 
 

Perkembangan Yunani Redupkan Emas

Spot emas bergerak turun hari Rabu (01/06) 0,1% ke level $1,533.1 per ons. Koreksi dipicu oleh harapan mengenai dana bantuan baru Yunani. Namun pelemahan dollar AS diperkirakan membatasi kejatuhan emas. 
Kontrak emas AS turun 0.2% ke level $1.532.80. Spot emas menyentuh level tertinggi 4 pekan pada level $1,540.50 hari Selasa. Penguatan saat itu dipicu oleh data harga rumah negatif, pesimisme konsumen serta perlambatan sektor manufaktur regional di AS. Hal ini meningkatkan kekhawatiran terhadap pemulihan di AS.
 
Spot perak turun 0.6% ke level $38.22. Komoditi logam turun 19.6% bulan lalu, kejatuhan terbesar ke 2 di komoditi setelah perak AS, tetapi masih lebih tinggi 24% sampai tahun ini. Harga perak AS bergerak melemah 0.2% ke level $38.22.

Dapatkah Reli Emas Berlanjut?

Emas berjangka merangkak naik lagi dekati $1540 seiring dengan pelemahan dollar tapi harapan atas solusi kekacauan utang sovereign Yunani memudarkan daya tarik Emas.
 
Emas untuk pengantaran bulan Agustus terpantau diperdagangkan naik tipis 0.14% ke level $1539.30 per troy ons. Kontrak emas berjangka ini hanya bolak balik di teritori negatif dan positif sejak pembukaan bursa NYSE.
 
Pelemahan dollar tampak memicu pembelian komoditas untuk sementara ini, apalagi ekspektasi data makro ekonomi AS di pekan ini masih buruk, berdasarkan asumsi tersebut reli emas masih terbuka peluang setidaknya incar area $1548 - $1550 di jangka pendek. Namun waspadai koreksi teknikal jika Emas meraih level tersebut seiring dengan kondisi jenuh beli / overbought.

Selasa, 31 Mei 2011

Buruknya Angka Ekonomi AS Terus Gerogoti Dollar


Dollar AS masih terjerembab terhadap mayoritas rival-rival utamanya di hari Selasa terkait data-data ekonomi A.S yang dirilis belakangan ini tidak memberikan performa yang baik bagi para pelaku pasar.
Data-data ekonomi AS akhir-akhir ini telah memperburuk pelemahan dollar. Contohnya minggu lalu, belanja konsumen AS hanya tumbuh 0,4% di bulan April dari bulan sebelumnya yang direvisi naik ke 0,5%, lebih rendah dibandingkan estimasi pertumbuhan 0,5%, menurut laporan Departemen Perdagangan di Washington.
 
Dari pihak National Association of Realtors merilis data penjualan rumah yang tertunda di AS anjlok hampir 12% pada bulan April dari kenaikan sebesar 3,5% pada bulan Maret. Sementara penurunan juga terjadi pada data durable goods orders sebesar 3,6%, data GDP pun meleset dari prediksi analis yang +2,2% menjadi 1,8% dan ditambah dengan data klaim pengangguran yang malah bertambah dibandingkan pekan sebelumnya.
 
Secara umum angka-angka yang bermunculan negatif tersebut menambah spekulasi bahwa Federal Reserve akan tertinggal oleh bank-bank sentral lain dalam hal menaikkan suku bunga dan kondisi ini bakal sulit terutama bagi momentum penguatan dollar AS selanjutnya.

Gold : pekan ini koreksi


Setelah mengalami rally akhir-akhir ini, harga spot emas (XAU=>) sudah mulai terlihat overbought dan diperkirakan dapat retrace ke area $1,513 per ons terkait rebound gelombang "c" telah berakhir.
Sebagai bagian dari siklus gelombang korektif "a-b-c" yang dimulai pada $1,461.57, gelombang "c" saat ini telah menempuh perjalanan yang sama panjang dengan gelombang "a", sebagaimana terindikasi oleh analisa proyeksi dari Fibonacci. 
 
Koreksi harga emas akan menggiring turun ke area $1,513, yang merupakan 38.2% dari Fibonacci setelah menguat dari $1,471.50 s/d $1,538.10. 
 
Namun penguatan ke level $1,540 secara signifikan dapat meningkatkan peluang untuk mendapat gain selanjutnya menuju $1,561, level proyeksi 138.2 Fibonacci yang saat ini berada pada gelombang "c", berdasarkan panjang dari gelombang "a".
 
(Analisa teknikal oleh Wang Tao, analis pasar komoditi dan energi pada Thomson Reuters)


Rebound Sterling Dihantui Kerapuhan Ekonomi


Sterling kembali bertengger kokoh di kisaran tinggi 2-pekan terhadap Dollar AS terkait para pelaku pasar banyak melepas posisi long dollar akibat data-data ekonomi AS yang lemah memicu kekhawatiran terhadap lesunya pertumbuhan ekonomi di Amerika.
Namun penguatan sterling sendiri secara umum juga masih dibatasi oleh ekspektasi pemulihan ekonomi yang belum merata di Inggris dan tingkat suku bunga yang masih stabil.
 
Sementara BoE (Bank Sentral Inggris) terlihat belum akan segera menaikkan suku bunga, mengingat kecemasan bank sentral lebih besar terutama terhadap melambatnya aktivitas.
 
"Secara keseluruhan outlook Cable masih tetap negatif," ungkap Kit Jukes, analis mata uang Societe Generale. "Bank of England akan terus memantau data aktivitas minggu ini terutama angka manufaktur dan industri (PMI) yang akan menunjukkan level penurunan." imbuh Kit.

Sterling Analysis : Bias Bullish Masih Ada, Potensi Koreksi ke 1.6501

Bias bullish masih terlihat pada pergerakan GBPUSD. Kondisi overbought yang diperlihatkan stochastic dan CCI kemungkinan akan diikuti oleh koreksi ke area 1.6501 sebelum kembali melanjutkan pergerakan bullish. Pecah di atas 1.6544 berpotensi melanjutkan pergerakan bullish hingga ke area 1.6567 – 1.6580. Waspadai tembusnya support di 1.6501, karena kemungkinan koreksi akan berlanjut hingga 1.6449.



Gold 'Buy on Dips'


Emas bergerak stabil dan kokoh dikisaran tinggi dalam 3 minggu terakhir di sesi hari Selasa terutama akibat masih besarnya ekspektasi krisis hutang zona Eropa yang berkepanjangan.
Fokus saat ini terus tertuju kepada Eropa, dimana kecemasan mengenai hutang Yunani telah kembali memicu rally emas pasca penurunan tajam pasar komoditas awal Mei lalu.
Menurut Dennis Gartman, berkenaan masalah politik dan ekonomi di Eropa saat ini, tidak ada alasan bagi investor untuk tidak meninggalkan euro dan beralih kepada emas.
Mengingat kedua fundamental dan sinyal teknikal telah mendorongnya untuk buy on the dips, sehingga kondisi ini menambah jumlah kepemilikan emasnya bukan dalam dollar.

Emas Kokoh Dekat High 3-pekan


Emas stabil hari Selasa (31/05) setelah naik ke level tertinggi selama lebih dari 3 pekan pada sesi sebelumnya. Investor masih fokus pada ketidakpastian hutang Yunani.
Spot emas nyaris tidak bergerak dari level $1,538.34 per ons. Sepanjang Mei, emas sudah turun 1.6%. Adapun perak naik 19 sen ke level $38.24 per ons. Bulan ini perak sudah membukukan koreksi sebesar 20% (koreksi bulanan terbesar sejak 2008). Silver menyentuh rekor $49.51 per ons di bulan April.