Senin, 19 September 2011

Analisa pekan ini : Valuta Sideways, Komoditi Tunggu Fundamental


USD/JPY
USD/JPY masih belum mengarah ke arah mana pun setelah bergerak lagi dari 77.85 ke support 76.50. saya masih memilih untuk masuk posisi beli baru di sekitar area support ini, dengan menggunakan stop loss ketat. Abaikan proyeksi beli Anda jika USD/JPY bertahan dekat 76.50 akibat data fundamental.
EUR/USD
Nilai tukar euro berkonsolidasi antara 1.3500 dan 1.3950 sesuai prediksi saya. Pekan ini, saya melihat pergerakan sideways masih menaungi EUR/USD untuk menguji 1.3700 (support 1) dan 1.3550 (support 2). Meski demikian, pecah di atas 1.3950, maka EUR/USD kemungkinan mencoba level lebih tinggi yakni kisaran 1.4100.
GBP/USD
GBP/USD sedang berkonsolidasi mengumpulkan tenaga untuk naik lebih tinggi pekan ini. saya melihat peluang beli beli bagus jika poundsterling menguji kembali area 1.5740, karena berpotensi untuk meraih kisaran 1.6000. GBP/USD diperkirakan berada dalam tren sideways dalam beberapa pekan ke depan. Abaikan proyeksi beli Anda jika koreksi pecah sampai ke bawah 1.5740!
MINYAK MENTAH
Minyak mentah WTI pulih sedikit di sesi akhir perdagangan Jumat lalu. Kenaikan terjadi setelah data kepercayaan konsumen Amerika Serikat naik melampaui harapan. Dari sisi teknikal, Saya memperkirakan minyak terus anjlok pekan ini dengan resisten di sekitar 88.30. Pada dasarnya, minyak masih diperdagangkan antara 85.00-90.50 dengan bias rawan aksi jual karena penurunan permintaan global. Abaikan proyeksi jual Anda bila minyak merangsek ke atas 89.50.
EMAS
Harga emas bergerak tajam hari Jumat pasca rilis data kepercayaan konsumen Amerika Serikat yang kuat. Emas ditutup pada 1810.90 setelah naik dari level rendah pekan lalu, 1762.50. Saya melihat tren akan bergerak sideways antara 1760.00 dan 1845.00 dalam jangka pendek. Namun emas masih rentan koreksi jika pelemahan kembali mewarnai pasar. Saya rekomendasikan untuk bertransaksi dengan sabar dan waspada karena harga bisa membentuk double-bottom di area 1700.00 sebelum November.

Sabtu, 17 September 2011

Geithner Ikut Cemas Atas Krisis Utang Eropa


Geithner Ikut Cemas Atas Krisis Utang Eropamenteri keuangan AS Timothy Geithner himbau menteri keuangan Eropa dan ECB untuk bekerjasama memecahkan krisis utang kawasan tersebut dan menambah dana penyelamatan kawasan.
Geithner merupakan menteri keuangan non Eropa pertama yang mengikuti rapat menteri keuangan zona Eropa, suatu langkah yang menggarisbawahi kecemasan internasional atas krisis utang sovereign Eropa serta ketakutan yang berimbas pada krisis keuangan global.
Geithner juga menghimbau untuk menambah kapasitas dana EFSF yang sementara ini sebesar $607 milyar. 

emas melambung dari titik terendah 3-minggu seiring bargain hunting dan ketidakpastian rapat menteri keuangan Uni Eropa memicu para investor mengalihkan investasi ke aset yang relative aman.
Terpantau sejauh ini kontrak Emas untuk bulan Desember terpantau menguat 0.38% ke level $1821.05, setelah mencapai titik terendah hari ini di $1763.15.
Secara teknikal, teknikal rebound masih incar level psikologis $1801 per troy ons, tembus diatas area tersebut berpotensi melanjutkan skenario bullish mengincar target terjauh di 1875.00. Adapun di sisi bawahnya level strong support masih terletak di area 1750.00, anjlok dibawah area tersebut dapat mengancam skenario bullish dan dapat menjadi sinyal awal bearish reversal menguji level support kunci $1718.75. Namun selama harga masih bertahan diatas area $1625, trend long term masih condong mengarah keatas.

Saham AS Lanjutkan Rebound Paska Data Konsumen


Saham AS Lanjutkan Rebound Paska Data Konsumensahamas dibuka menguat, meneruskan penguatan dari progress terkait resolusi isu utang Eropa, serta kejutan langkah terkoordinasi dari 5 bank sentral untuk menyediakan likuiditas bagi system perbankan Eropa.
Katalis positif lainnya, laporan positif consumer sentiment yang dirilis melampaui ekspektasi. Berdasarkan laporan Universitas Michigan, mood konsumen Amerika akhirnya membaik setelah anjlok dalam 3 bulan berturut, survey UMich menunjukkan indeks naik ke 57.8 dari sebelumnya 55.7, memperkuat indeks optimisme konsumen yang laind ari IBD. Hasil ini memberikan kelegaan bagi para investor bahwa AS belum tamat meskipun terkena downgrade peringkat kredit Triple-A dari S&P.  
Dari sisi korporat, emiten saham Research in Motion, produsen Blackberry anjlok 23% setelah dilaporkan penurunan pendapatan triwulanan sementara revenue perusahaan tersebut jatuh dibawah estimasi.

Menanti Kabar Gembira dari Polandia


Menanti Kabar Gembira dari Polandia Pada hari ini (Jumat 16/09), 17 menteri keuangan anggota Eurozone bertemu di Wroclaw, polandia. Meeting kali ini begitu penting karena akan dihadiri oleh menteri keuangan Amerika Serikat (AS), Timothy Geithner.
Pembahasan utama adalah perkembangan situasi ekonomi terkini di eropa, khususnya di wilayah pengguna euro. "Di tengah krisis beragam antar wilayah, solusi terbaik adalah menciptakan program inovatif," ujar Menkeu Belgia, Didier Reynders. Krisis eurozone turut menarik perhatian kolega terpenting benua biru, yakni Amerika Serikat. Pemerintahan Barack Obama mulai cemas bila isu hutang dapat memicu resesi baru. Treasury Secretary Timothy Geithner diutus untuk memantau jalannya pertemuan antar menteri zona euro.
"Kami wajib bekerjasama dengan negara lain karena semua anggota (euro) mengemban tanggung jawab sama," urai Menkeu Jerman, Wolfgang Schaeuble. Pemimpin Eropa sebelumnya berharap kesepakatan bailout baru sudah bisa dicapai pada Juli lalu, tetapi wacana itu terbentur persetujuan parlemen.
Salah satu agenda yang bisa dicermati oleh pasar adalah gagasan penerbitan euro bonds atau obligasi bersama zona euro. Pembahasan diperkirakan hanya menyentuh bagian kulit dari ide tersebut. Seandainya terjadi perbincangan mendalam, maka perdebatan pasti menjadi alot. Pasalnya Jerman keberatan jika harus menyesuaikan bunga obligasi ke level lebih tinggi karena keterpurukan ekonomi negara lain.
Adapun negara yang tengah menjadi objek cibiran, yunani, harus membuktikan komitmennya untuk mendapat bantuan dana baru. Menkeu Evangelos Venizelos menegaskan bahwa Yunani sudah mengimplementasikan klausul bailout dengan baik. "(Pertemuan) ini adalah peluang bagi Kami untuk membuktikan bahwa pemangkasan berjalan sesuai jalur," ujarnya sesaat setelah mendarat di Wroclaw.
Kini pelaku pasar tinggal menunggu apakah forum hari ini menghasilkan sebuah solusi konkrit bagi Eropa. Demikian pula dengan kehadiran menkeu Geithner, yang diharapkan tidak hanya menjadi pelengkap derita di Polandia.

Emas Berpotensi Terdongkrak Intervensi Valas


Emas Berpotensi Terdongkrak Intervensi ValasIntervensi bank sentral di pasar valas berpotensi mendongkrak harga emas karena para investor biasanya cenderung memilih kondisi pasar yang bergerak natural ketimbang situasi market yang diatur oleh pemerintah atau bank sentral.
Di hari Kamis kemarin, ECB mengatakan akan meminjamkan dollar AS ke bank kawasan Eropa untuk memastikan likuiditas hingga akhir 2011. ECB akan berkoordinasi dengan Federal Reserve dan bank sentral lainnya untuk mengatur operasi penyediaan likuiditas dollar AS dengan jatuh tempo 3 bulan selama bulan Oktober, November dan Desember.
Kebanyakan analis masih melihat penurunan emas bersifat sementara, ditopang oleh permintaan yang cukup tinggi terutama di Asia. Minat beli tampak ketika harga jatuh dibawah 1781, sehingga Emas sejauh ini masih tertopang diatas level tersebut.

Jumat, 16 September 2011

Alarm Resesi di 3 Benua


Alarm Resesi di 3 BenuaKecemasan resesi baru menghampiri pelaku ekonomi antar kawasan. Negara-negara yang dulu dikenal sebagai aktor penjaga stabilitas, kini beralih fungsi menjadi pembawa bencana global. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa wilayah ekonomi maju sedang terancam bangkrut.
Kebijakan pemerintah pusat, baik di Amerika Serikat (AS), Eropa maupun Jepang, belum efektif dalam upaya stabilisasi ekonomi. Berdasarkan survei Reuters, sebanyak 250 ekonom di Amerika Utara, Eropa dan Jepang sepakat bahwa bank sentral harus menempuh strategi lebih mumpuni guna memperbaiki keadaan. Adapun sebanyak 1 dari 3 responden percaya bahwa resesi segera menghinggapi AS, Eropa, Jepang dan bahkan Inggris. Tanggapan pengamat ekonomi dan analis berikut ini bisa memberi gambaran betapa keseimbangan moneter negara maju sedang dalam bahaya. Monexnews merangkumnya dari berbagai sumber.
1. Aneta Merkowska, Ekonom Societe Generale
"Sedikit guncangan saja bisa langsung melumpuhkan ekonomi."
Perekonomian AS kian dekat ke titik nadir. Pejabat pemerintah dan tokoh politik beramai-ramai memberi pernyataan bahwa negara perekonomian terbesar dunia masih jauh dari ambang resesi. Tetapi pelaku sektor keuangan kadung apatis dengan apa yang dikatakan banyak pakar ilmu ekonomi politik itu. Yang investor sadari adalah bahwa harga saham dan nilai tukar euro anjlok konsisten. Sementara dollar dan obligasi bergerak tak menentu.
2. Joseph Biden, Wakil Presiden AS
"Jika Kita ingin memperbaiki lapangan kerja dan pertumbuhan (ekonomi), harus dipastikan bahwa pemasukan pajak tidak terbuang percuma."
Pemerintah terus mengambil langkah efisiensi anggaran guna mengimbangi stimulus baru Obama. Salah satu caranya adalah dengan merevisi pengeluaran di sektor layanan publik dan kesehatan. Gedung Putih menyiapkan program audit khusus untuk memantau penghematan dalam tunjangan kesehatan. Pos anggaran ini dipandang kerap terlalu boros dalam beberapa tahun terakhir. Sepanjang tahun ini, auditor berhasil menyelamatkan $670 juta dari pembayaran layanan kesehatan yang curang maupun terlalu berlebihan. Meski demikian, hal itu belum cukup karena sektor lain juga masih terpantau boros. Dalam waktu dekat pemerintah juga akan meninjau neraca tunjangan pengangguran. Pasalnya banyak biaya ditengarai terbuang untuk warga yang tidak layak mendapatkannya.
3. Ed Miliband, Pemimpin Serikat Pekerja Terbesar Inggris
"Masyarakat sudah tahu bahwa Perdana Menteri (Inggris) tidak akan memperbaiki keadaan (tenaga kerja)."
Tingkat pengangguran di Inggris sudah mencapai 2,5 juta! Angka yang fantastis bagi negara dengan kontribusi ekonomi cukup besar di Eropa. Lebih jauh, angka pengangguran perempuan bahkan sudah sampai pada rekor tertinggi sejak 23 tahun lalu. David Cameron mengakui bahwa fakta tersebut sebagai hal yang 'mengecewakan'. Tetapi Ia juga berkomitmen untuk terus menjalankan strategi efisiensi anggaran yang sudah berlangsung. Menurut pemerintah, pilihan pemangkasan multi-sektor adalah opsi terbaik saat ini. Dengan mengurangi dana kesejahteraan dan pensiun pegawai negeri, pemerintah berharap bisa menyelamatkan pengeluaran yang sia-sia. Namun fakta di sisi lain menunjukkan bahwa pemerintah juga gagal membuka lapangan kerja lebih banyak dibanding jumlah PHK. Untuk kurtal II saja, sebanyak 111.000 pekerjaan di sektor publik lenyap akibat efisiensi besar otoritas. Pada saat yang sama, hanya 41.000 lapangan kerja baru yang bisa diperebutkan pada sektor swasta.
4. John Lonski, Ekonom Moody's Capital Markets
"Kedaulatan Eropa tengah menghadapi risiko ekonomi makro terbesar."
Blunder besar dilakukan oleh European Central Bank (ECB) dengan menaikkan suku bunga terlalu dini, sebanyak dua kali dalam satu tahun. Padahal perekonomian kawasan dan krisis hutang belum stabil. Sekarang para ekonom meramalkan bahwa ECB akan 'menjilat ludahnya sendiri' dengan menurunkan suku bunga sebelum akhir 2011. Jika tidak, maka pertumbuhan ekonomi kawasan akan mandek dan benar-benar memicu resesi baru.
Sementara itu Jepang masih berupaya pulih dari keterpurukan. Survei menunjukkan bahwa responden tidak percaya kondisi bisa kembali normal pada tahun ini, sebagaimana ditunjukkan oleh beberapa indikator ekonomi penting. Di samping pergeseran tampuk kekuasaan, hambatan bagi perbaikan negara ini adalah penguatan nilai tukar yen. Mata uang Jepang bahkan sudah menyentuh rekor tinggi baru terhadap dollar bulan lalu akibat limpahan minat safe haven. Hal ini tentu tidak baik bagi sektor ekspor dan industri, karena marjin keuntungan para pelakunya jadi tergerus kurs yen yang superior.

Rumor Penjualan Cadangan Emas Libya Berpotensi Tekan Emas


Rumor Penjualan Cadangan Emas Libya Berpotensi Tekan EmasHargaemas melorot di hari Kamis akibat penguatan saham global paska jaminan dari Jerman serta Prancis untuk tetap mendukung Yunani didalam blok Uni Eropa mendongkrak minat atas aset berisiko apalagi harga logam mulia semakin berisiko setelah harga mencapai level rekor.
Kecemasan potensi default utang zona Eropa terutama di Yunani, telah menopang Emas sebelumnya di atas $1800 per troy ons, namun hari ini level support tersebut mulai ditembus terpantau sejauh ini harga Emas diperdagangkan melemah -1.52% ke level $1792.00.
Melihat kedepan para pelaku pasar Emas masih menunggu rapat FOMC pekan depan untuk mendapatkan penggerak harga yang berikutnya.
Dari sisi supply, pejabat bank sentral libya memberikan sinyalemen untuk menjual cadangan emasnya, jika terjadi event ini berpotensi menurunkan harga Emas secara dramatis.

Akhir Tahun, Emas Lampaui $2,000


Akhir Tahun, Emas Lampaui $2,000 Proyeksi pergerakan harga Emas di masa depan memang menarik untuk disimak. Berbagai ramalan dan harapan sejak lama dilontarkan banyak pihak, tetapi butuh waktu untuk membuktikannya.
Seperti apa yang diprediksi oleh beberapa analis Thomson Reuters GFMS. Mereka menyebut harga emas akan berada di atas $2,000 per ons di akhir tahun 2011. Namun tim analis Thomson Reuters mengakui bahwa prediksi tersebut memang terlalu konservatif untuk beberapa investor.
"Investor harus ingat kalau pada awal tahun terlihat beberapa profit taking saat harga jenuh dan saham masih menikmati momen kenaikan," ujar Philip Klapwijk, Analis Thomson Reuters. Masalah hutang eropa dan perlambatan ekonomi menggiring investor ke aset safe haven. Volume kepemilikan emas untuk kepentingan investasi idealnya mencapai 1,000 metric ton di semester II. Jumlah tersebut setara dengan nilai $60 miliar jika rerata harga emas diasumsikan sebesar $1,815 sepanjang periode tersebut.
Lebih lanjut, bank sentral antar negara juga mendukung lonjakan harga. Volume beli otoritas pemerintah sudah tercatat lebih dari 200 metric ton pada semester I, atau lebih dari dua kali lipat dibanding catatan sepanjang tahun 2010. Sementara pembelian emas untuk perhiasan juga masih naik meski harga sedang tinggi. Penjualan emas perhiasan semester I naik 7,5% dibanding tahun lalu. Padahal harga melonjak sampai 25% pada periode tersebut.
Di sisi lain, produksi pertambangan juga tumbuh 4,9% pada paruh tahun dan berpotensi untuk naik lagi. "Kenaikan volume produksi adalah peringatan bahwa kenaikan belum solid di jangka menengah dan panjang," tutup analis Thomson Reuters. Komoditi ini tidak akan kebal dari koreksi-koreksi kecil dari setiap kenaikan baru. 

Kamis, 15 September 2011

Gold: Potensial Bullish, Uji Resistance di 1837.76


Secara umum, emas masih berada di dalam tren naik meskipun koreksi yang terjadi Jumat lalu cukup dalam. Namun terlihat bahwa koreksi tersebut terhenti di support 1812.08 yang merupakan level Fibonacci retracement 50%. Rebound yang terjadi tertahan di resistance 1869.53 yang menyebabkan bias menjadi netral untuk jangka pendek.
Saat ini emas terlihat menguji resistance dikisaran 1837.76, jika level tersebut pecah ada peluang penguatan menuju area 1869.53 bahkan peluang menuju area 1920.90 terbuka lebar. Hal tersebut juga diperkuat oleh adanya sinyak bullish berdasarkan pergerakan CCI dan juga Stochastic yang saat ini cenderung bergerak naik menjauhi area oversold.  Sebaliknya, waspadai tembusnya support di 1812.08 karena hal tersebut berpotensi memperdalam koreksi hingga ke support selanjutnya di 1786.39 hingga 1754.62.
Gold: Potensial Bullish, Uji Resistance di 1837.76

Selasa, 13 September 2011

BoA Akan Pangkas 30,000 Jobs


BoA Akan Pangkas 30,000 JobsBank of America, bank pemberi pinjaman terbesar AS berdasarkan aset, akan melakukan pemangkasan pegawai dalam beberapa tahun kedepan sebagai bagian dari rencana dari CEO Brian T. Moynihan untuk mengangkat keuntungan dan saham perusahaan.
Pemangkasan tersebut akan sama dengan sekitar 10% pegawai, sebagai bagian dari perbaikan yang bertujuan untuk menyingkirkan beban tahuan sebesar $5 miliar pada akhir 2013. Rencana Moynihan tersebut akan menyentuh perubahan dari manajemen yang mengangkat Thomas K. Montag dan David Darnell menjadi co-chief operating officers dan meninggalkan Sallie Krawcheck dan Joe Price tanpa pekerjaan.
“Kami tidak harus menjadi perusahaan terbesar, kami hanya harus menjadi yang terbaik”, dikatakan Moynihan hari ini dalam sebuah konferensi investor di New York. “Kami dapat melepas hal-hal yang tidak perlu, merampingkan perusahaan, semakin maju, semakin terkendali”.

Buy back’ Saat Emas Koreksi ke $1800 dan $1700


‘Buy back’ Saat Emas Koreksi ke $1800 dan $1700  HargaEmas dunia berangsur pulih pada sesi perdagangan Asia di hari Selasa dan bercokol cukup sideways di area $1830-am per troy ons setelah sebelumnya melemah tajam.
Harga emas kemarin melemah untuk kali pertama dalam tiga sesi setelah investor menjual komoditi emas untuk menutupi kerugian di pasar saham.
Emas tercatat melorot sebanyak US$46,20 atau sekitar 2,5% hingga kisaran US$1.800. Emas menyentuh level tertinggi pada 6 September 2011 lalu di level US$1.923,70 per ons, berdasarkan platform Bloomberg.
Untuk sementara dalam jangka pendek, emas masih akan konsolidasi dahulu seiring penguatan dollar AS akibat merosotnya major currencies.
Dan patut diperhatikan bila emas terkoreksi, secara teknikal kini emas memiliki dua tahanan support kuat yaitu di level area $1800 dan $1700. Dua tahanan tersebut oleh pelaku pasar di anggap sebagai area beli atau buy back di saat harga emas terkoreksi.
Namun demikian untuk jangka panjang tren emas masih bullish karena terus mendapat dukungan dari faktor risiko seperti kekhawatiran penyebaran krisis di Eropa dan default Yunani yang telah menyeret beberapa bank besar.

Emas dan Perak Rebound di Perdagangan Elektronik


Emas dan Perak Rebound di Perdagangan Elektronik Kontrak emas pulih di perdagangan elektronik hari Selasa, seiring adanya laporan dari Cina yang mempertimbangkan akan membeli obligasi Italia yang memberikan kecerahan terhadap krisis hutang Eropa, dan memberikan sedikit dukungan untuk sentimen investor.
Kontrak untuk emas bulan Desember bertambah $16.40, menjadi $1,829.70 per troy ounce di COMEX, bagian dari NYMEX selama perdagangan di Asia.

Italia Beralih pada CIna untuk bantuan krisis hutang

Italia Beralih pada CIna untuk bantuan krisis hutang Pemerintah poros kanan Italia sedang beralih pada negara kaya Cinadalam harapan bahwa Beijing akan membantu menyelamatkan Italia dari Krisiskeuangan dengan melakukan pembelian yang "signifikan" terhadap obligasi Italia dan berinvestasi pada perusahaan yang strategis. Menurut pejabat Italia, Lou Jiwei, kepala China Investment Corp, memimpin delegasi menuju Roma pekan lalu untuk berdiskusi dengan Giulio Tremonti, menteri keuangan Italia dan Cassa Depositi e Prestiti. 

Senin, 12 September 2011

Eropa Dapat Tingkatkan Dana ESFS


Eropa Dapat Tingkatkan Dana ESFS Eropaakan lakukan apapun yang dibutuhkan untuk pertahankan Euro, termasuk penambahan dana bailout esfs jika diperlukan, menurut pimpinan Eurogroup Jean-Claude Juncker. "Kami akan lakukan segala sesuatu yang akan diperlukan demi pertahankan euro," ujar Juncker kepada Market News International seraya utarakan kemungkinan meningkatkan ukuran EFSF.
Juncker juga utarakan zona-euro akan berikan solusi tepat dalam beberapa hari mendatang atas permintaan Finlandia untuk dapatkan jaminan atas imbalan kontribusi bantuan kepada Yunani. Sementara itu, Euro kurangi pelemahan di awal sesi New York, diperdagangkan 1.3666, jauhi level rendah harian 1.3494.

G7 Hanya Berikan Janji


G7 Hanya Berikan JanjiKetidak jelasan janji dan kurangnya tindakan oleh negara G7 tegaskan perbedaan antara Eropa dan AS serta kurangnya ruang manuver untuk kembalikan kepercayaan pasar yang merosot seiring memburuknya krisis kredit.
Menteri keuangan dan Gubernur bank sentral dari G7 janjikan respon terkoordinasi atas perlambatan aktivitas ekonomi global, namun tidak berikan langkah spesifik dan tunjukkan perbedaan persepsi solusi untuk selesaikan krisis utang Eropa. AS serukan negara-negara besar di Eropa untuk berikan dukungan bagi anggota zona-euro yang bermasalah, namun Jerman tetap tegaskan pemangkasan defisit sebagai prioritas.
"G7 sepertinya kehilangan arah, tidak ada kesepakatan akan kebijakan fiskal antara AS dan Eropa, apalagi kebijakan moneter," ujar Gilles Moec, ekonom Deutsche Bank. Ada spekulasi yang sempat beredar bahwa bank sentral G7 mungkin akan lakukan stimulus moneter terkoordinasi, namun nara sumber Reuters utarakan kemungkinan tersebut tidak dibahas. "Tidak realistis jika pasar harapkan bank sentral untuk berikan stimulus ratusan miliar setiap kali G7 bertemu," ujar nara sumber tersebut yang enggan publikasi namanya.
Sementara itu, bursa saham dunia anjlok pada perdagangan Senin seiring memburuknya krisis utang zona-euro. Indeks saham Inggris (FTSE) melemah 1,7% sedangkan Jerman (DAX) dan Perancis (CAC) masing-masing terpuruk 2,6% dan 3,7%. Di lain pihak, Dow futures kini diperdagangkan 10841, dekat level rendah harian 10810.

Yunani, Duri dalam Daging Eurozone


Yunani, Duri dalam Daging Eurozone Kabar spekulasi default negara Yunani berdampak buruk bagi kinerja pasar investasi regional. Tidak hanya Wall Street yang bereaksi cepat merespon kabar tersebut, bursa Asia hari ini terjerembab di zona merah. Lebih lanjut, situasi bahkan rawan memburuk jika rumor kehancuran Yunani terbukti pekan ini. Indeks ekuitas antar kawasan bisa jatuh ke titik nadirnya.
Beberapa analis membaca gejala ekonomi kali ini sebagai sebuah kemunduran. Limpahan berbagai sentimen negatif bisa merusak iklim bisnis dan investasi yang baru saja terbangun pasca krisis Lehman 3 tahun silam.
1. Sam Ginzburg, Kepala Pasar Modal, First New York
"Jika Senin ini tidak ada kabar buruk dari Yunani, maka saham Amerika Serikat (AS) bisa rally."
Investor melepas saham hari Jumat lalu karena kabar ketidakmampuan bayar hutang Yunani. Pekan ini pelaku pasar akan mencari konfirmasi dari rumor tersebut. Sikap Uni Eropa (EU), Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Sentral Eropa (ECB) bisa menjadi petunjuk apakah Athena sudah melakukan tugasnya dengan baik. Situasi pasar saat ini bias, antara membaik atau justru tambah buruk. Faktor psikologis dan ekonomi makro adalah yang terpenting, jauh lebih penting dibanding kinerja perusahaan manapun.
2. Carl Weinberg, Kepala Ekonom High Frequency Economics
"Bank Jerman tidak aman, meski dikenal besar dan berdiri di dalam negara dengan stabilitas ekonomi."
Kecemasan krisis hutang merembet hingga ke lini perbankan. Beredar ketakutan bahwa situasi saat ini adalah awal dari permasalahan kredit, seperti yang terjadi pada 2008 silam. Perusahaan mapan seperti Deutsche Bank tidak kebal dari guncangan, setidaknya jika krisis Eropa benar-benar tambah kronis. Sudah tampak gejala kecil dari Eropa, yakni kesulitan perbankan memperoleh pinjaman dollar jangka pendek. Namun indikator kerusakan sistem perbankan masih cukup belum menyala. Kegagalan 8 bank dalam uji stress tidak cukup mewakili apa yang sesungguhnya terjadi di dalam sistem.
3. Brian Dolan, Analis Forex.com
"Pasar terombang-ambing dan tidak jelas mengarah ke mana."
Kombinasi antara default Yunani dan pengunduran diri Juergen Stark sudah membius pasar. Pasar kemungkinan bisa pulih dalam hitungan hari. Tetapi selanjutnya kondisi akan tetap dibayangi kekhawatiran. Kepergian Stark menunjukkan bahwa otoritas sudah tidak solid dalam upaya penyelesaian krisis.

Volatility Emas Akan Berlanjut Pekan ini


Volatility Emas Akan Berlanjut Pekan ini emasanjlok lagi di hari Senin namun dapat saja memicu bargain hunter setelah membukukan pelemahan cukup besar minggu lalu akibat penguatan dollar AS terhadap Euro terkait keraguan atas kemampuan Eropa untuk menangani krisis utang.
Permintaan terhadap safe haven Emas mulai berkurang di hari Senin setelah Yunani mengumumkan program pajak baru di perumahan untuk menutupi lubang anggaran 2011, dan mengamankan pinjaman baru.
Namun permintaan terhadap Emas diperkirakan masih meningkat hingga akhir 2011, ditopang oleh pesatnya pembelian perhiasan di India dan China serta pemulihan permintaan investasi.
Fluktuasi lebar diprediksikan masih terjadi di pasar Emas pekan ini, dengan kecendrungan menguat berdasarkan asumsi penurunan pasar saham global lebih lanjut terkait kecemasan pertumbuhan. Biasanya jika terjadi penurunan pasar saham dengan tajam, fund manager terpaksa menjual kepemilikan emasnya untuj mendapatkan uang karena margin calls, sehingga emas pun berpeluang turun, namun jika hal tersebut terjadi justru membuka peluang untuk membeli Emas di harga rendah.
Analis teknikal dari Barclays Capital mengatakan mereka masih bullish di harga emas dan cenderung membeli Emas jika terjadi penurunan di sekitar area $1750 dan $1700, untuk mengincar target atasnya di $1930 dan $1970.

Anjloknya Saham Akibat Krisis, Ciutkan Emas


Anjloknya Saham Akibat Krisis, Ciutkan Emas  Pada sesi Senin petang (12/9) harga Emas dunia kembali terkoreksi khususnya pada perdagangan elektronik seiring dengan penguatan dolar AS dan melemahnya sektor komoditas serta saham dunia.
Selain itu pelemahan emas terjadi karena indeks saham di Asia merosot cukup tajam terutama akibat kekhawatiran baru terhadap krisis utang Eropa, dan turunnya harga minyak mentah dunia.
Harga Emas tercatat merosot sekitar US$ 7,50, atau lebih dari 0,5%, ke area US$ 1.835-an per ons berdasarkan platform Reuters, mengacu dari Comex New York Mercantile Exchange.
Sementara harga logam lainnya juga ikut melemah. Perak turun 85 sen, atau 0,4% ke angka US$ 41,27 per ons. Tembaga anjlok 3 sen, atau 0,7% menuju US$ 3,97 per pon.

Gold : Netral Saat Rebound Tertahan di 1869.53


Secara umum, emas masih berada di dalam tren naik meskipun koreksi yang terjadi Jumat lalu cukup dalam. Namun terlihat bahwa koreksi tersebut terhenti di support 1812.08 yang merupakan level Fibonacci retracement 50%. Rebound yang terjadi tertahan di resistance 1869.53 yang menyebabkan bias menjadi netral untuk jangka pendek.
Ada kemungkinan emas akan menguji kembali support di 1812.08 karena stochastic masih mempertahankan indikasi bearish.  Jika support tersebut bertahan dan diikuti oleh kemunculan sinyal bullish dari stochastic dan CCI, khususnya di grafik 4 jam-an, maka kemungkinan rebound akan terjadi menuju 1869.53. Akselerasi ke atas 1869.53 diperkirakan akan memperbesar momentum bullish bagi pergerakan ke 1920.90.
Waspadai tembusnya support di 1812.08 karena hal tersebut berpotensi memperdalam koreksi hingga ke support selanjutnya di 1754.62.

EMAS/GOLD: Netral Saat Rebound Tertahan di 1869.53

Wall Street Pekan Ini: Cemaskan Yunani, Berharap ke Inflasi


Wall Street Pekan Ini: Cemaskan Yunani, Berharap ke Inflasi Pasar saham Amerika Serikat (AS) Jumat lalu terkoreksi tajam akibat rumor 'default' negara yunani. Tidak ada yang tahu pasti kapan spekulasi tersebut bisa terkonfirmasi. Namun pekan ini bursa ekuitas harus tetap menerima kenyataan bahwa krisis hutang sudah menggerogoti indeks utama.
Dow Jones anjlok lebih dari 2% Jumat lalu. Begitu pula dengan S&P dan Nasdaq yang masing-masing kehilangan 1,7% dan 0,5% di akhir pekan. Untuk Dow dan S&P, kinerja tersebut menandai 6 koreksi mingguan dalam 7 pekan terakhir.
Pekan ini investor harus mewaspadai volatilitas. Situasi sekarang sangat sulit diprediksi, sehingga setiap kabar kecil akan memicu respon pasar. Makroekonomi akan tetap menjadi pedoman utama bagi investor, khususnya perkembangan isu hutang Eropa. Sedangkan dari dalam negeri, rilis angka inflasi AS dapat menjadi motor penggerak utama. Pada Kamis mendatang, Departemen Perdagangan melepas indeks harga konsumen terbaru. CPI menjadi sangat penting karena bisa mempengaruhi hasil pertemuan bank sentral medio September ini. Jika terdapat bukti adanya deflasi, maka the Fed diyakini segera pro-aktif menggenjot ekonomi AS.
Berikut adalah agenda ekonomi AS pekan ini:
Senin
- CEO Bank of America, Brian Moynihan, berbicara pada konferensi investor Barclays di New York. Pelaku ekonomi akan mencari petunjuk tentang strategi terbaru perseroan guna memulihkan kinerja operasional.
Selasa
- Data ekspor-impor bulan Agustus dirilis pagi hari.
- Peritel Best Buy (NYSE:BBY) akan merilis laporan earnings-nya sebelum bel pembukaan.
- Indeks Harga Produsen (PPI), indikator inflasi, dipublikasikan oleh Departemen Perdagangan. Indeks bulan Agustus diprediksi tetap sama dengan data bulan Juli lalu, +0,2%. Adapun PPI inti (tanpa perhitungan pangan dan energi)diperkirakan naik 0,2% setelah bulan sebelumnya juga naik 0,4%.
Rabu
- Departemen Perdagangan juga merilis data retail sales yang diperkirakan naik 0,2% pada bulan Agustus (survei briefing.com). Satu bulan sebelumnya, data ini melonjak 0,5%. Sementara penjualan tanpa menyertai sektor otomotif diyakini naik 0,3%.
- Data inventaris bisnis dirilis pagi hari dengan estimasi kenaikan 0,5%.
Kamis
- Consumer Price Index diperkirakan naik 0,2% pada bulan Agustus. Satu bulan sebelumnya, data ini naik 0,5%. Ekonom memperkirakan CPI inti naik 0,2% atau same dengan catatan bulan sebelumnya.
- Data tunjangan pengangguran antar pekan diperkirakan turun menjadi 410.000 dibanding catatan pekan sebelumnya, 414.000.
- Empire Manufacturing Survey dirilis jelang bel pembukaan. Data manufaktur regional diperkirakan naik menjadi -4 pada bulan September, dibanding angka bulan Agustus (-7.7).
- Data industrial output dan capacity utilitization Agustus juga dirilis. Menyusul Philadelphia Fed Index bulan September dan regional reading on manufacturing.
- Research In Motion (RIMM) mempublikasikan laporan earnings pasca penutupan pasar.
Jumat
- Data awal sentimen konsumen bulan September dirilis oleh University of Michigan. Ekonom memperkirakan data ini naik menjadi 56.3 dari 55.7.

Emas Masih Jadi Pilihan Investasi


Emas Masih Jadi Pilihan InvestasiEmas mengukuhnya posisi sebagai aset paling aman di tengah gejolak ekonomi dan volatilitas pasar mata uang yang ekstrim, menurut goldCore. "Emas kembali menegaskan posisi sebagai mata uang safe haven dan aset dengan nilai sempurna," menurut GoldCore.
Mengutip dari pergerakan tajam CHF pekan lalu yang kembali menempatkan emas sebagai alat safe-haven. CHF juga dapat dipertimbangkan sebagai aset safe-haven dan pelemahan mata uang pekan lalu menegaskan resiko berinvestasi dalam pasar mata uang saat kondisi makro ekonomi bergejolak. Pergerakan tajam pasar mata uang masih akan terjadi untuk jangka pendek, membuat investasi dalam emas menjadi pilihan yang bijaksana. Spot emas turun 0.6% menjadi $1,848.20 per troy ons, terbebani oleh penguatan USD.

Euro analysis : Tren Masih Bearish, Uji 1.3568 – 1.3486

EURUSD bertahan pada trend bearish sejak beberapa hari terakhir. Saat ini EURUSD terlihat menguji area support dikisaran 1.3568 dimana pecahnya level support tersebut membuka peluang pergerakan bearish lanjutan menuju area 1.3486. Namun sebaliknya, kondisi CCI dan juga Stochastic yang saat ini berada dalam area oversold memungkinkan terjadinya rebound menuju area resistance dikisaran 1.3655 hingga 1.3751 jika support tersebut mampu bertahan.


EURUSD: Tren Masih Bearish, Uji 1.3568 – 1.3486

Sterling analysis : Cenderung Flat, Uji Support di 1.5828

 Cable dibuka dengan gap down di awal sesi pedagangan minggu ini. Bias Cable saat ini masih cenderung flat dan menguji area support dikisaran 1.5828 dimana pecahnya level support tersebut membuka peluang terjadinya pergerakan bearish lanjutan menuju area 1.5771. Sementara itu, waspadai rebound yang mungkin terjadi membidik area 1.5887 hingga area 1.5948 jika support tersebut mampu bertahan.


GBPUSD: Cenderung Flat, Uji Support di 1.5828

Analisa pekan ini : USD/JPY Optimis, Emas Konsolidasi


USD/JPY
USD/JPY masih berkisar di area netral 77.50. Namun jika mampu naik hingga ke atas 76.50, maka USD/JPY bisa kokoh. Pecah ke bawah level tersebut, sama artinya dengan pergerakan bearish baru. Dari sisi teknikal, Saya memperkirakan pasangan valuta ini kembali naik secara gradual ke 80.00 dalam waktu dekat di tengah ekspektasi stimulus.
EUR/USD
Euro anjlok tajam hari Jumat (09/09) karena bereaksi terhadap kemungkinan default negara Yunani. EUR/USD turun ke bawah support penting 1.4830. Tren bullish hanya bisa terpicu jika EUR mampu naik ke atas level tersebut. Sementara koreksi terpicu bila euro menembus 1.4100. Meski demikian, Saya melihat kemungkinan EUR/USD menguji 1.3550 pekan ini sebelum rebound dimulai!
GBP/USD
Poundsterling jatuh hingga ke bawah 1.5910 Jumat lalu (09/09) dan menyentuh support kuat di area 1.5844. Saya melihat GBP/USD mengalami rebound pekan ini untuk naik hingga target pertama, 1.6100. Penurunan lebih lanjut dapat mencapai support 1.5780 bila kurs sterling tidak bisa terjaga di level 1.5844.
MINYAK MENTAH
Minyak mentah WTI ditutup pada 86.91 Jumat lalu dan membuat sentimen pasar jadi netral. Pekan ini, minyak dapat turun lagi menguji kisaran 84.32 di tengah isu defaultnegara Yunani dan permasalahan Eropa. Secara teknikal, minyak tengah diperdagangkan dalam sideways besar antara 83.00 dan 90.00. Kemungkinan untuk menguji batas bawah tadi sangat terbuka. Abaikan proyeksi jual Anda bila harga merangsek ke atas resisten 90.00.  
EMAS
Harga emas turun tajam hari Jumat dari 1885.90 ke 1822.70 akibat kabar buruk soal hutang negara Yunani. Awal pekan ini, Saya memperkirakan emas berkonsolidasi sideways antara 1840.00-1870.00, namun terbuka peluang penurunan lebih lanjut. Seandainya pelemahan kembali terjadi, emas dapat mencapai target pertama Kami 1770.00. Abaikan proyeksi jual Anda bila emas berbalik dan bertengger di atas 1870.00.

Surplus Perdagangan China Bulan Agustus


Menyusut, Surplus Perdagangan China Bulan AgustusSurplus perdagangan China menyusut tajam di bulan Agustus seiring kenaikan volume impor ke rekor baru. Demikian menurut sebuah laporan mingguan pemerintah negara China.
Total surplus perdagangan China mencapai $17.8 miliar di bulan Agustus. Nilai surplus turun dibanding data bulan Juli, $31.5 miliar. Surplus dirilis di bawah ekspektasi ($23.4 miliar), hasil dari sebuah survei ekonom yang dilakukan oleh Dow Jones Newswire.
Impor mengalami lonjakan 30.2% dari tahun sebelumnya, dan naik sebesar 22.9% di bulan Juli. Ekspot meningkat sebesar 24.5% pada periode sebelumnya, dan naik dari kenaikan sebesar 20.4% pada bulan Juli, dikatakan laporan tersebut.
Kenaikan impor disebutkan karena aksi timbun bahan mentah oleh perusahaan-perusahaan China termasuk minyak yang terbarukan, biji besi dan logam lainnya.

Emas Mulai Terkoreksi


Hari Ini, Emas Mulai TerkoreksiHarga emas terus turun hari Senin. Tetapi hal itu mungkin akan menarik minat beli setelah membukukan kejatuhan penutupan terdalamnya sejak bulan Juni pada sesi terdahulu.  Koreksi dipicu oleh kurs dollar yang rally euro terkait instabilitas ekonomi dan hutang Eropa.
Spot emas merosot sebanyak $4.21 menjadi $1,852.95 per troy ounce, stabil dibawah tingginya selama ini disekitar $1,920 yang terjadi minggu lalu.
Kontrak emas AS turun $3.3 menjadi $1,856.2 per troy ounce. Pada hari Minggu kemarin, Yunanu menerapkan pajak atas properti untuk menutup kebocoran anggaran 2011, menyenangkan bagi sektor kredit internasional dan mengamankan tingkat pinjaman baru seiring kekhawatiran yang mengemuka di Eropa terhadap keanggotaan wilayah zona Eropa.

Volatility To Continue In Gold

Volatility will likely continue in the gold market next week, with headline news driving price direction, but traders’ biases favor higher prices for the metal.
The outlook for higher gold prices certainly is not unanimous and underscores the why values have likely swung so much lately.
The most-active December gold contract on the Comex division of the New York Mercantile Exchange settled at $1,859.50, up 0.9% on the week. December silver settled at $41.624, down 3.4% on the week.
In the Kitco News Gold Survey, out of 34 participants, 21 responded this week. Of those 21 participants, nine see prices up, while six see prices down, and six see prices sideways or unchanged. Market participants include bullion dealers, investment banks, futures traders and technical chart analysts.
Richard Baker, editor of the Eureka Miner and president of CP Analytics, said the direction for gold prices next week is a “tough call” but he leans toward firmer prices. He said there are several factors that could result in a push-pull on values.
“U.S. dollar dynamics will cloud the movements of gold next week as it strengthens against the euro (six-month high this morning). Falling global markets on growth concerns and Western economy uncertainty may also cause liquidations in the precious metals.
Nonetheless, this is a headline-driven market and gold will continue to benefit on the margin until there is improvement in near-term expectations for Europe and to a lesser extent, the United States. Key gold-referenced commodity ratios (e.g., oil, copper) remain at recession levels,” Baker said.
Those who expect higher prices said the persistent worries over European sovereign debt issues, especially regarding Greece, present strong support for prices. Greece is drawing closer to a default as bond yields there reach record highs. The euro currency fell to a six-month low against the dollar.
In Europe, several media reports said the European Central Bank confirmed the resignation of Governing Council member Juergen Stark. The reports said Stark is leaving due to personal reasons, but the reports said it was well known he was against the resumption of bond purchases last month. Also, Bloomberg News reported that Germany is preparing a way to recapitalize German banks should their Greek debt holdings swamp their balance sheets.
Gijsbert Groenewegen, managing partner of Silver Arrow Capital Management, said the news about Germany seeking to protect its banks shows how murky the European debt situation is, which makes investors seek the transparency of hard assets like gold and silver.
“The problem is the untransparency of the market. We just don’t know what the banks are holding,” he said.
He said the broader markets are also “tired” and could break easily on negative headline news, whether it is related to Europe or dismal U.S. economic news. How gold reacts maybe difficult to judge, though, he said.
If equity markets fall sharply, fund managers may be forced to sell gold holding to raise money to meet margin calls, so gold could fall if stocks do, too. But if that happens, Groenewegen said this would be an opportunity to buy gold.
Barclays Capital technical analysts said while they are bullish on gold prices, they’d rather buy the metal on dips “toward $1,750 against the $1,700 low. Our upside targets are at $1,930 and then $1,970.”
Several market watchers said that gold prices may just end the week little changed from Monday to Friday, but that wide price swings are likely. They noted that gold prices have had trouble staying over $1,900 and have met selling resistance there. Plus, despite the moves to new highs recently, it hasn’t been accompanied by a rise in open interest in the futures or greater buying of the physically backed exchange-traded funds.
In silver, Groenewegen said for that market to rally, it needs to push decisively through $43. Above there it could break out and retest $50. If silver can break through $50, then he expects a big rally that could take it to $100 very quickly.
Barclays Capital analysts said support for December silver is near $39.75, with resistance at $44.23.