Senin, 12 September 2011

Euro analysis : Tren Masih Bearish, Uji 1.3568 – 1.3486

EURUSD bertahan pada trend bearish sejak beberapa hari terakhir. Saat ini EURUSD terlihat menguji area support dikisaran 1.3568 dimana pecahnya level support tersebut membuka peluang pergerakan bearish lanjutan menuju area 1.3486. Namun sebaliknya, kondisi CCI dan juga Stochastic yang saat ini berada dalam area oversold memungkinkan terjadinya rebound menuju area resistance dikisaran 1.3655 hingga 1.3751 jika support tersebut mampu bertahan.


EURUSD: Tren Masih Bearish, Uji 1.3568 – 1.3486

Sterling analysis : Cenderung Flat, Uji Support di 1.5828

 Cable dibuka dengan gap down di awal sesi pedagangan minggu ini. Bias Cable saat ini masih cenderung flat dan menguji area support dikisaran 1.5828 dimana pecahnya level support tersebut membuka peluang terjadinya pergerakan bearish lanjutan menuju area 1.5771. Sementara itu, waspadai rebound yang mungkin terjadi membidik area 1.5887 hingga area 1.5948 jika support tersebut mampu bertahan.


GBPUSD: Cenderung Flat, Uji Support di 1.5828

Analisa pekan ini : USD/JPY Optimis, Emas Konsolidasi


USD/JPY
USD/JPY masih berkisar di area netral 77.50. Namun jika mampu naik hingga ke atas 76.50, maka USD/JPY bisa kokoh. Pecah ke bawah level tersebut, sama artinya dengan pergerakan bearish baru. Dari sisi teknikal, Saya memperkirakan pasangan valuta ini kembali naik secara gradual ke 80.00 dalam waktu dekat di tengah ekspektasi stimulus.
EUR/USD
Euro anjlok tajam hari Jumat (09/09) karena bereaksi terhadap kemungkinan default negara Yunani. EUR/USD turun ke bawah support penting 1.4830. Tren bullish hanya bisa terpicu jika EUR mampu naik ke atas level tersebut. Sementara koreksi terpicu bila euro menembus 1.4100. Meski demikian, Saya melihat kemungkinan EUR/USD menguji 1.3550 pekan ini sebelum rebound dimulai!
GBP/USD
Poundsterling jatuh hingga ke bawah 1.5910 Jumat lalu (09/09) dan menyentuh support kuat di area 1.5844. Saya melihat GBP/USD mengalami rebound pekan ini untuk naik hingga target pertama, 1.6100. Penurunan lebih lanjut dapat mencapai support 1.5780 bila kurs sterling tidak bisa terjaga di level 1.5844.
MINYAK MENTAH
Minyak mentah WTI ditutup pada 86.91 Jumat lalu dan membuat sentimen pasar jadi netral. Pekan ini, minyak dapat turun lagi menguji kisaran 84.32 di tengah isu defaultnegara Yunani dan permasalahan Eropa. Secara teknikal, minyak tengah diperdagangkan dalam sideways besar antara 83.00 dan 90.00. Kemungkinan untuk menguji batas bawah tadi sangat terbuka. Abaikan proyeksi jual Anda bila harga merangsek ke atas resisten 90.00.  
EMAS
Harga emas turun tajam hari Jumat dari 1885.90 ke 1822.70 akibat kabar buruk soal hutang negara Yunani. Awal pekan ini, Saya memperkirakan emas berkonsolidasi sideways antara 1840.00-1870.00, namun terbuka peluang penurunan lebih lanjut. Seandainya pelemahan kembali terjadi, emas dapat mencapai target pertama Kami 1770.00. Abaikan proyeksi jual Anda bila emas berbalik dan bertengger di atas 1870.00.

Surplus Perdagangan China Bulan Agustus


Menyusut, Surplus Perdagangan China Bulan AgustusSurplus perdagangan China menyusut tajam di bulan Agustus seiring kenaikan volume impor ke rekor baru. Demikian menurut sebuah laporan mingguan pemerintah negara China.
Total surplus perdagangan China mencapai $17.8 miliar di bulan Agustus. Nilai surplus turun dibanding data bulan Juli, $31.5 miliar. Surplus dirilis di bawah ekspektasi ($23.4 miliar), hasil dari sebuah survei ekonom yang dilakukan oleh Dow Jones Newswire.
Impor mengalami lonjakan 30.2% dari tahun sebelumnya, dan naik sebesar 22.9% di bulan Juli. Ekspot meningkat sebesar 24.5% pada periode sebelumnya, dan naik dari kenaikan sebesar 20.4% pada bulan Juli, dikatakan laporan tersebut.
Kenaikan impor disebutkan karena aksi timbun bahan mentah oleh perusahaan-perusahaan China termasuk minyak yang terbarukan, biji besi dan logam lainnya.

Emas Mulai Terkoreksi


Hari Ini, Emas Mulai TerkoreksiHarga emas terus turun hari Senin. Tetapi hal itu mungkin akan menarik minat beli setelah membukukan kejatuhan penutupan terdalamnya sejak bulan Juni pada sesi terdahulu.  Koreksi dipicu oleh kurs dollar yang rally euro terkait instabilitas ekonomi dan hutang Eropa.
Spot emas merosot sebanyak $4.21 menjadi $1,852.95 per troy ounce, stabil dibawah tingginya selama ini disekitar $1,920 yang terjadi minggu lalu.
Kontrak emas AS turun $3.3 menjadi $1,856.2 per troy ounce. Pada hari Minggu kemarin, Yunanu menerapkan pajak atas properti untuk menutup kebocoran anggaran 2011, menyenangkan bagi sektor kredit internasional dan mengamankan tingkat pinjaman baru seiring kekhawatiran yang mengemuka di Eropa terhadap keanggotaan wilayah zona Eropa.

Volatility To Continue In Gold

Volatility will likely continue in the gold market next week, with headline news driving price direction, but traders’ biases favor higher prices for the metal.
The outlook for higher gold prices certainly is not unanimous and underscores the why values have likely swung so much lately.
The most-active December gold contract on the Comex division of the New York Mercantile Exchange settled at $1,859.50, up 0.9% on the week. December silver settled at $41.624, down 3.4% on the week.
In the Kitco News Gold Survey, out of 34 participants, 21 responded this week. Of those 21 participants, nine see prices up, while six see prices down, and six see prices sideways or unchanged. Market participants include bullion dealers, investment banks, futures traders and technical chart analysts.
Richard Baker, editor of the Eureka Miner and president of CP Analytics, said the direction for gold prices next week is a “tough call” but he leans toward firmer prices. He said there are several factors that could result in a push-pull on values.
“U.S. dollar dynamics will cloud the movements of gold next week as it strengthens against the euro (six-month high this morning). Falling global markets on growth concerns and Western economy uncertainty may also cause liquidations in the precious metals.
Nonetheless, this is a headline-driven market and gold will continue to benefit on the margin until there is improvement in near-term expectations for Europe and to a lesser extent, the United States. Key gold-referenced commodity ratios (e.g., oil, copper) remain at recession levels,” Baker said.
Those who expect higher prices said the persistent worries over European sovereign debt issues, especially regarding Greece, present strong support for prices. Greece is drawing closer to a default as bond yields there reach record highs. The euro currency fell to a six-month low against the dollar.
In Europe, several media reports said the European Central Bank confirmed the resignation of Governing Council member Juergen Stark. The reports said Stark is leaving due to personal reasons, but the reports said it was well known he was against the resumption of bond purchases last month. Also, Bloomberg News reported that Germany is preparing a way to recapitalize German banks should their Greek debt holdings swamp their balance sheets.
Gijsbert Groenewegen, managing partner of Silver Arrow Capital Management, said the news about Germany seeking to protect its banks shows how murky the European debt situation is, which makes investors seek the transparency of hard assets like gold and silver.
“The problem is the untransparency of the market. We just don’t know what the banks are holding,” he said.
He said the broader markets are also “tired” and could break easily on negative headline news, whether it is related to Europe or dismal U.S. economic news. How gold reacts maybe difficult to judge, though, he said.
If equity markets fall sharply, fund managers may be forced to sell gold holding to raise money to meet margin calls, so gold could fall if stocks do, too. But if that happens, Groenewegen said this would be an opportunity to buy gold.
Barclays Capital technical analysts said while they are bullish on gold prices, they’d rather buy the metal on dips “toward $1,750 against the $1,700 low. Our upside targets are at $1,930 and then $1,970.”
Several market watchers said that gold prices may just end the week little changed from Monday to Friday, but that wide price swings are likely. They noted that gold prices have had trouble staying over $1,900 and have met selling resistance there. Plus, despite the moves to new highs recently, it hasn’t been accompanied by a rise in open interest in the futures or greater buying of the physically backed exchange-traded funds.
In silver, Groenewegen said for that market to rally, it needs to push decisively through $43. Above there it could break out and retest $50. If silver can break through $50, then he expects a big rally that could take it to $100 very quickly.
Barclays Capital analysts said support for December silver is near $39.75, with resistance at $44.23.

Jumat, 09 September 2011

Stimulus Obama = Lelucon Besar


Stimulus Obama = Lelucon BesarPidato Barack Obama hari ini disikapi berbeda oleh para ekonom kawakan. Mohamed El-Irian, CEO Pimco, menilai pidato sang presiden cukup tepat sasaran, khususnya dalam upaya merespon kegelisahan sektor tenaga kerja . Sementara Marc Faber memandang proposal sang presiden sebagai suatu lelucon semata. Berikut ini adalah pendapat kedua pakar keuangan dan ekonomi tersebut:
Mohamed El-Irian, CEO dan Co-CIO Pimco
Program Obama cukup mengena pada permasalahan yang terjadi pada perekonomian dan tenaga kerja. Efektifitasnya tentu masih terkendala oleh restu kongres dalam beberapa hari ke depan. Titik berat proposal tertuju pada insentif kepegawaian, reformasi pasar tenaga kerja, infrastruktur dan perbaikan kinerja pasar perumahan. Sayangnya, Obama tidak menerjemahkan secara gamblang dan kurang ambisius dalam penjelasan detil reformasi struktural.
Untuk mencerna fakta yang terjadi semalam, Kita harus memperhatikan dua faktor terlebih dahulu. Pertama, menunggu sampai pekan depan untuk mengetahui komponen dari program itu. Labih lanjut, bagaimana jumlah stimulus bisa diimbangi oleh reformasi pajak dan belanja anggaran. Ke-dua, masih belum jelas bagaimana proposal ini bisa menyatukan suara kongres. Apalagi konflik kepentingan antara Demokrat dan Republik kian meruncing.
Marc Faber, Penulis dan Pakar Investasi
Proposal Obama adalah 'bentuk kegagalan dari pemahaman makroekonomi dan intervensi yang menyimpang'. Demikian pendapat Faber yang dilontarkan saat wawancara dengan CNBC.
Di saat negara lain berlomba memangkas anggaran, Amerika Serikat (AS) justru menghabiskan dana lagi. Terutama di tengah jeratan defisit, maka rencana pemerintah bisa diartikan sebagai 'lelucon besar'.

Waspadai Support Emas 1869.53

Emas kembali dalam bias bullish pasca penembusan ke atas 1869.53 yang menjadi support terdekat saat ini. Jika harga bertahan di atas level ini maka peluang untuk menguji resistance di 1920.90 terbuka kembali. Akan tetapi jika harga kembali jatuh ke bawah 1869.53 maka koreksi akan mungkin terjadi hingga ke 1812.08, apalagi terlihat di grafik 4 jam bahwa stochastic dan CCI memperlihatkan kondisi jenuh beli.


Waspadai Support Emas 1869.53

Apa yang Obama Inginkan?


Apa yang Obama Inginkan? Beberapa jam lalu, Presiden barack obama mengumumkan rencana stimulus perekonomian senilai total $447 miliar. Alokasi dana $253 miliar dipersiapkan sebagai kompensasi pemangkasan pajak, sementara $194 miliar sisanya adalah dana belanja baru.
Kecil kemungkinan kongres (Republikan) akan rela begitu saja merestui proposal multi-dollar Obama. Namun beberapa bagian dari rancangan tersebut bisa disepakati sebagai regulasi baru guna menjauhkan ekonomi amerika serikat (AS) dari jurang resesi. Obama sesungguhnya mafhum benar bahwa rencananya tidak akan berjalan mudah. Namun tentu ada pesan khusus yang Ia sampaikan kepada parlemen. Beberapa komponen proposal ini bisa menjelaskan apa sesungguhnya yang diinginkan oleh Gedung Putih, seperti dilansir dari portal berita CNN:
Pemangkasan Pajak Penghasilan
Dari setiap penerimaan gaji sebesar $106.800, pekerja biasanya membayar 6,2% untuk jaminan sosial. Memang saat ini rasio pungutan tersebut berkurang menjadi 4,2% saja. Namun peraturan pengurangan pajak akan kadaluarsa akhir tahun 2011. Obama ingin memperpanjang masa keringanan pajak para pekerja dan bahkan memangkasnya sampai separuh pungutan normal, 3,1%. Pemerintah juga masih menggodok kemungkinan insentif pajak bagi perusahaan guna menyerap tenaga kerja baru. Estimasi stimulus yang dibutuhkan untuk mewujudkan hal ini sebesar $240 miliar.
Belanja Negara
Bank Infrastruktur: prioritas utama dari program Obama dan Partai Demokrat adalah pembentukan 'bank infrastruktur' nasional. Bank ini nantinya akan menjadi media pemerintah untuk memberi pinjaman dana kepada sektor swasta. Adapun kecukupan modal dan operasional lembaga tersebut akan didapat dari pembayaran bunga dari pihak peminjam. Dalam seleksi pemberian dana, Obama ingin proyek-proyek penting yang memacu denyut ekonomi AS untuk diutamakan.
Peningkatan Transportasi: berdasarkan rekomendasi dari AFL-CIO dan Kamar Dagang AS, Obama mengajukan proposal %50 miliar untuk pembangunan jalan, terminal, rel dan sarana penerbangan.
Modernisasi Sekolah dan Properti Terlantar: presiden menyiapkan $25 miliar untuk memperbarui 35.000 sekolah dan $5 miliar guna memrenovasi perguruan tinggi. Adapun dana $15 miliar ditujukan untuk memperbaiki properti hunian dan bisnis yang terbengkalai.
Memperpanjang Tunjangan Pengangguran: sebanyak 43% pengangguran tidak mengalami perubahan nasib selama lebih dari 6 bulan. Perpanjangan masa tunjangan diprediksi memakan biaya $49 miliar.
Mendorong Penyerapan Tenaga Kerja secara Kesinambungan: Obama menginginkan tax credit baru hingga $4.000 bagi pelaku bisnis yang berkenan menerima pengangguran untuk dipekerjakan sementara waktu. Dengan demikian, kemampuan individu tetap terasah sampai Ia mendapat pekerjaan baru secara permanen.
Subsidi bagi Pelatihan SDM: program job training di Georgia berhasil meningkatkan skill para pengangguran yang masih menunggu pekerjaan permanen. Warga non-pekerja memang tidak mendapat upah, tetapi mereka tetap mendapat tunjangan pengangguran dan uang transport hingga $240.
Alokasi Dana bagi Staf Pengajar dan Kesehatan: Obama meminta $35 miliar untuk dipompa ke dalam komunitas lokal yang mempekerjakan pengajar dan tenaga kesehatan. Dengan stimulus tersebut, para pengajar dan pekerja medis di berbagai komunitas tidak akan kehilangan pekerjaannya.
Menambah Lowongan Pekerjaan Musim Panas: musim panas tahun depan diharapkan bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja, khususnya para remaja. Pasalnya sepanjang musim panas tahun ini, daya serap pekerja usia 16-24 tahun sampai pada level terendah. Padahal setiap pertengahan tahun, sektor bisnis dan wisata AS berdenyut lebih cepat dibanding biasanya. 
Sektor Perumahan
Pemerintah ingin bekerjasama dengan Fannie Mae dan Freddie Mac untuk memperbaiki sektor hunian AS. Obama ingin membantu pemilik rumah untuk membayar kembali cicilannya dengan suku bunga paling rendah dalam sejarah, yakni sekitar 4%.
Demi mewujudkan berbagai rencana tadi, Obama harus benar-benar mampu mengambil hati komisi hutang. Pemerintah sesungguhnya masih harus memenuhi target pengurangan defisit $1,2 triliun sampai $1,5 triliun dalam satu dekade ke depan. Apabila Obama bersikukuh ingin meloloskan proposal American jobs Act-nya, maka target reduksi defisit harus direvisi hingga mendekati $2 triliun! Wajar bila para pengamat skeptis dengan respon kongres dalam beberapa waktu ke depan.

Wacana Baru Obama Meragukan


Wacana Baru Obama MeragukanSituasi perekonomian Amerika Serikat (AS) saat ini sudah terlampau suram utuk digambarkan. Pertumbuhan melambat dan sektor perumahan masih tertekan. Lebih parah, angka pengangguran enggan bergeser dari level tinggi di kisaran 9%.
Presiden Barack Obama diprediksi kuat mengumumkan paket stimulus $300 miliar dan pemangkasan pajak pada pidatonya hari ini. Namun tidak ada yang cukup yakin kalau langkah kepala negara bisa mendorong roda perekonomian secara instan. Setidaknya para ekonom sudah bersikap skeptis jelang momen penting tersebut.
1. Nigel Gault, Chief U.S Economist di IHS Global Insight
"Dampaknya akan sangat kecil, mungkin hanya menambah kontribusi kurang dari 1% untuk pertumbuhan GDP 2012."
Pada kuartal II, perekonomian AS hanya tumbuh 1%. Tidak heran jika banyak ekonom dan analis giat memangkas proyeksi ekonomi mereka dari hari ke hari. Obama membutuhkan stimulus besar dan strategi ampuh untuk benar-benar memperbaiki kondisi perekonomian, khususnya sektor tenaga kerja.
2. Gary Burtless, Pengamat Tenaga Kerja Brookings Institution
"Berbicara soal jumlah stimulus, mungkin hasilnya tidak akan menemui sasaran."
Proposal Obama diperkirakan meliputi belanja infrastruktur, pemangkasan pajak dan penyesuaian pembayaran ke pemerintah daerah dan pusat. Meski belum ada detil pasti, angka stimulus kemungkinan besar berkisar di $300 miliar. Berdasarkan draft proposal, $120 miliar akan dialokasikan untuk memperpanjang pemangkasan pajak penghasilan. Sementara $50 miliar dihabiskan untuk tunjangan pengangguran. Dengan demikian, alokasi dana untuk pembangunan infrastruktur, jalan dan bantuan ke negara bagian hanya sebesar $130 miliar. Angka tersebutu terlalu kecil untuk menggenjot perekonomian.
3. Mitch McConnell, Senator Partai Republik
"Meski akan terdengar bagus, program Obama tetap tidak akan menghasilkan apa-apa."
Pejabat legislatif Republikan sudah membuat surat desakan bagi Obama. Mereka meminta sang presiden menghentikan aturan yang tidak mendukung penyerapan tenaga kerja. Termasuk di antaranya adalah reformasi sistem kepegawaian dan kesepakatan perdagangan bebas.

Wall St Kecewa Dengan Komentar Bernanke


Wall St Kecewa Dengan Komentar Bernanke Perdagangansaham di wall street ditutup sekitar 1% lebih rendah pada hari Kamis setelah Ketua federal Reserve Ben Bernanke dalam pidatonya mengatakan bahwa bank sentral masih memiliki opsi yang dapat digunakan untuk mengangkat perekonomian, tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai langkah-langkah kebijakan yang akan diambil.
Indeks-indeks utama sempat bergerak mixed sebelum akhirnya komentar Bernanke menekan pergerakan hingga ke level rendah sesi, di tengah perdagangan yang volatile dan tipis. Sektor perbankan kembali harus menderita penurunan terbesar setelah naik tajam pada hari sebelumnya.
"Fed masih belum menunjukkan adanya pilihan atau langkah yang lebih konkrit seperti yang diharapkan pasar," kata Tim Ghriskey, kepala investasi pada Solaris Asset Management di Bedford Hills, New York. "Hal itu memicu kekecewaan pasar."
Pidato Bernanke hari Kamis digelar kurang dari 2 minggu menjelang pertemuan kebijakan Fed berikutnya, yang dijadwalkan pada 20-21 September.
Selain itu, pasar juga terlihat berhati-hati menjelang pidato Presiden AS Barackobama pada Jumat pagi yang diperkirakan akan menyerukan rencana stimulus sektor pekerjaan senilai $300 milyar yang mencakup pemotongan pajak untuk kelas menengah dan bisnis, serta belanja infrastruktur baru. 

Bernanke: Fed Akan Bahas Stimulus Pada Meeting Berikutnya


Bernanke: Fed Akan Bahas Stimulus Pada Meeting Berikutnya  Ketuafederal Reserve, Ben S. Bernanke, pada hari Kamis mengatakan bahwa para pembuat kebijakan akan membahAS mengenai langkah-langkah untuk mendorong pemulihan ekonomi dalam pertemuan berikutnya pada bulan ini dan siap untuk menggunakannya jika memang diperlukan.
Bernanke juga kembali menegaskan komitmen bank sentral untuk memberikanstimulus bagi perekonomian AS yang goyah, meskipun tidak memberikan janji-janji tertentu atau rincian tentang tindakan yang akan diambil.
Sementara spekulasi yang beredar menyebutkan jika Fed akan menerapkan versi revisi dari Operation Twist, yang pertama kali digunakan pada tahun 1961 untuk menekan suku bunga dengan menjual obligasi jangka pendek dan membeli obligasi jangka panjang. Bernanke sendiri tidak berkomentar secara spesifik mengenai kemungkinan itu.
Di samping itu, Bernanke juga kembali mendesak Kongres dan Gedung Putih untuk segera menerapkan langkah-langkah fiskal yang tepat guna mengendalikan hutang dan defisit anggaran negara.

Kamis, 08 September 2011

Emas Konsolidasi Jelang Pidato Obama


Emas Konsolidasi Jelang Pidato Obama HargaEmas rebound sekitar 1% di hari Kamis ditopang aksi bargain hunter setelah penurunan tajam sesi sebelumnya lebih dari 3%, menjelang pidato Presiden Obama yang berpotensi menepis ketakutan resesi.
Obama diekspektasi mengeluarkan paket penciptaan lapangan kerja senilai lebih dari $300 milyar, setelah data terakhir menunjukkan ekonomi tidak mendapatkan tambahan tenaga kerja selama bulan Agustus.
Setelah Emas anjlok dibawah $1800 kemarin, terpicu gelombang pemeblian emas selama sesi Asia, terpantau sejauh ini Emas berhasil menguat ke area $1828.68 per troy ons, dengan titik tertinggi di level $1846.30 per troy ons, sementara titik terendahnya di $1814.30 per troy ons.
Penguatan Emas ditopang ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global setelah 2 data ekonomi dari eksportir papan atas dunia Jerman dan Jepang turun dibawah estimasi mengindikasikan pelambatan pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Berdasarkan studi teknikal, bias intraday masih netral dengan perkiraan range trading terletak di $1812 - $1843.75, dan dibutuhkan penembusan konsisten disalah satu arah untuk mendapatkan trend yang lebih clear di jangka pendek. Anjlok dibawah $1812 akan memicu sinyal jual menguji area support kunci $1781.25, sebaliknya jika harga malah tembus diatas $1843.75, dapat memicu momentum bullish lebih lanjut mengincar target $1875.00 per troy ons.

Klaim Pengangguran AS Meningkat


Klaim Pengangguran AS Meningkat Klaim pengangguran AS naik menjadi 414.750 lebih tinggi dari perkiraan 405.000 dan revisi publikasi sebelumnya 411.000. Wall Street masih bertahan di teritori negatif setelah data dirilis.
Naiknya klaim pengangguran tentu sinyalkan pasar tenaga kerja AS masih berjuang untuk pulih meski resesi telah berakhir 2 tahun silam. Perusahaan terus lakukan pemecatan karyawan; ini tentunya akan perlambat belanja konsumen. Data minggu lalu bahkan tunjukan non-farm payroll tidak catatkan pertumbuhan dan tingkat pengangguran stabil di level tinggi 9,1%.  persen.
"Meningkatnya resiko resesi double-dip membuat perusahaan kurangi beban tenaga kerja," ujar Jeffrey Roach, ekonom Horizon Investments. "Perusahaan belum siap untuk tingkatkan produksi dan ciptakan lapangan pekerjaan yang diperlukan bagi ekonomi AS."
Lambatnya pertumbuhan lapangan pekerjaan tentu akan mendorong Pimpinan Federal Reserve, Ben S. Bernanke, dan Presiden Barack Obama untuk lakukan sesuatu demi gairahkan pemulihan ekonomi yang rapuh. Presiden Obama bahkan telah ajukan stimulus senilai $300 miliar dalam bentuk pemotongan pajak, belanja infrastruktur, dan bantuan langsung kepada pemerintah negara bagian. 

Emas Berpotensi Rebound ke 1869.53


Koreksi harga emas tertahan oleh support di 1812.08 yang juga merupakan level Fibonacci retracement 50%. Rebound berpotensi terjadi hingga ke resistance di 1869.53, namun stochastic 4 jam yang mulai mengindikasikan kondisi jenuh beli sepertinya akan diikuti oleh menurunnya momentum bullish. Oleh sebab itu, untuk jangka pendek rebound kemungkinan akan terhambat di area resistance 1869.53. Namun jika resistance tersebut pecah maka rebound diperkirakan akan berlanjut menguji resistance kunci di 1920.90.
Waspadai tembusnya support di 1812.08 karena hal tersebut sangat mungkin akan diikuti oleh koreksi yang lebih dalam lagi hingga ke area support selanjutnya di 1754.62.
Emas Berpotensi Rebound ke 1869.53

Emas Tergerus Minat Resiko


Emas Tergerus Minat Resiko Harga emas dapat terkoreksi ke arah level $1,750/ons, menurut analisa teknikal Barclays Capital. Jika harga emas merosot ke level $1,700/ons maka emas dapat kembali rebound ke level $1,930/ons dan terus bergerak ke level $1,970/ons.
Spot emas yang sempat menyentuh rekor tinggi di $1,920.94/ons pada 06 September, anjlok lebih dari $100 pada 07 September tergerus oleh minat resiko yang meningkat sehingga mendorong saham global. Logam mulia bergerak volatile selama beberapa pekan terakhir dan terkoreksi $200 dalam waktu 48 jam setelah pada 23 Agustus menyentuh level puncak di $1,920.29/ons. Analis memprediksi harga emas dapat kembali rebound karena krisis hutang Eropa yang berlum terselesaikan. Sementara untuk perak, BarCap memperkirakan harga akan bergerak menuju level $38.75/ons kemudian $44.23/ons.  Spot emas di $1,835.30/ons, naik $18 dan perak $41.59/ons, naik 4 sen dari level penutupan.

Rabu, 07 September 2011

Emas Lanjutkan Pelemahan Mengincar Moving Average 18 Day


Emas Lanjutkan Pelemahan Mengincar Moving Average 18 DayHargaemas melemah dari level rekor tertinggi sejalan dengan aksi jual para speculator di level harga tinggi dipicu oleh kenaikan pasar saham Eropa & Asia ditengah negosiasi yang berlangsung untuk mengatasi krisis utang Uni Eropa.
Disaat bersamaan Presiden Obama kemungkinan akan berikan detail program penciptaan lapangan kerja senilai 300 milyar dollar mulai tahun depan untuk mendongkrak perekonomian. Hal ini telah memicu risk appetite / minat atas aset berisiko para investor dan berimbas pada berkurangnya permintaan safe haven seperti Emas.
Secara teknikal, indicator MACD dan RSI pada emas mulai membentuk divergensi, mengindikasikan tekanan bearish, jika terjadi koreksi jangka pendek, target penurunan berpotensi menuju area MA-18 day yang terletak di area 1800. Momentum secara keseluruhan masih naik, sehingga jika terjadi penurunan masih berpotensi terjadi teknikal rebound kembali menguji resisten 1850 - 1861.90 - 1890.

Aksi Beli Lesatkan Emas


Aksi Beli Lesatkan Emas Emas terdorong aksi beli besar-besaran di pasar, menurut dealer logam mulia yang bermarkas di London, Ross Norman yang merupakan CEO Sharps Pixley dalam komentarnya di Kitco.com. "Sulit untuk menjelaskan dimana aksi itu terjadi namun kami tidak terkejut jika China menjadi pembeli emas."
Norman menambahkan, cadangan emas China mencapai 600 ton tahun 2003 dan hal ini mengejutkan pasar saat China kembali mengumumkan cadangan emas nyaris mencapai dua kali lipat menjadi 1,054 ton tahun 2008. Jika China ingin mengkonversikan 5% dari cadangan devisa resmi senilai $3 triliun ke dalam emas, maka China harus membeli sekitar 2,460 ton. Spot emas di $1,875.30/ons, naik $1.70 dari level penutupan.

GBPUSD Tertekan, Incar Target 1.5900?


 Bias intraday masih bearish di jangka pendek mengincar area support 1.5900, tembus secara konsisten dibawah area 1.5900 dapat memicu skenario bearish lebih lanjut mengincar level terendah bulan Juli di kisaran 1.5780.
Resisten terdekat tampak di area 1.6000, berbalik lagi diatas area tersebut dapat membawa harga ke zona netral karena arahnya menjadi tidak jelas di jangka pendek menguji area 1.6110 - 1.6150, namun selama harga bertahan dibawah area 1.6250 skenario bearish secara keseluruhan masih lebih dominan. 
GBPUSD Tertekan, Incar Target 1.5900?

Berdasarkan Data CFTC, Spekulator Pangkas Posisi Beli Emas


Berdasarkan Data CFTC, Spekulator Pangkas Posisi Beli EmasSpekulator telah reduksi posisi beli logam mulia di bursa, berdasarkan data pemerintah AS. Figur laporan posisi CFTC menunjukkan speculator telah kurangi posisi di emas berjangka maupun options comex di bursa.
Dalam laporan tersebut terindikasi pengelola dana mengurangi 11,622 posisi beli secara keseluruhan, sementara non-commercial juga kurang posisi beli emas sebanyak 21,761 kontrak menjadi 232,638 kontrak.
Menurut analis logam mulia dari Agricole CIB swing harga secara ekstrim dan aksi profit taking telah memicu likuidasi posisi beli sehingga emas tidak lagi bergerak satu arah, penurunan dapat memicu minat beli emas, namun di satu sisi jika harga naik terlampau tinggi pasar dengan mudah melakukan aksi profit taking.

Selasa, 06 September 2011

Dunia Tidak Akan Alami Resesi Kembali


Dunia Tidak Akan Alami Resesi KembaliEkonomi global tidak mungkin jatuh kembali ke dalam jurang resesi, tutur Presiden World Bank Robert Zoellick. "Saya tidak percaya AS atau dunia akan alami resesi double dip meski tingkat ketidakpastian cukup tinggi," ujar Zoellick. “AS lebih cenderung alami pertumbuhan lambat dengan tingkat pengangguran yang tinggi.”
Komentar ini muncul setelah Menteri Keuangan Singapura, Tharman Shanmugaratnam, katakan dunia lebih mungkin alami resesi akibat terhambatnya pertumbuhan ekonomi AS dan Eropa. Mengenai Eropa, Zoellick utarakan Uni Eropa harus pertimbangkan kerjasama fiskal demi atasi perbedaan. "Satu satu solusi adalah perdalam serikat fiskal," kata Zoellick. “Penciptaan Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa dan pembelian obligasi ECB hanya bisa berikan waktu sementara bagi Eropa untuk atasi masalah yang dihadapi.”
Sementara itu, bursa saham dunia mencoba untuk pulih di sesi London. Indeks saham Inggris (FTSE) menguat 1,4% sedangkan bursa saham Jerman (DAX) dan Perancis (CAC) masing-masing naik 1% dan 0,9%. Namun, Dow futures masih terpuruk di teritori negatif meski berhasil kurangi pelemahan. 

Gold


Emas Mencoba Untuk Pulih emasmelemah di sesi London akibat maraknya aksi profit-taking setelah snb umumkan kebijakan intervensi untuk redam penguatan franc. Meski demikian, logam mulia mencoba bangkit dari level rendah harian 1858 seiring masih tingginya minat beli aset safe-haven di tengah memburuknya krisis utang Eropa dan ancaman resesi global.
Analis optimis reli dapat berlanjut akibat belum ditemukannya solusi atas krisis zona-euro dan bertambahnya bukti akan ancaman resesi global. Investor waspadai serangkaian event politik pekan ini di Eropa untuk melihat apakah dapat ditemukan upaya penyelesaian krisis setelah kreditur internasional tunjukkan kekecewaan atas lambatnya tindakan Athena untuk kendalikan defisit. "Emas telah menembus $1900, target berikutnya adalah $2000," ujar Peter Fung, pimpinan di Wing Fung Precious Metals.
Investor kini nantikan indeks non-manufaktur AS yang akan dirilis nanti malam. "Jika datanya negatif, maka ini tentunya menambah bukti akan kekhawatiran investor terhadap resesi global sehingga dapat dorong Fed berikan stimulus," tutur Ong Yi Ling, analis Phillip Futures. “Selama emas bertahan di atas $1700, tren bullish masih terjaga dan harga dapat mencapai $2000 pada akhir tahun.”

Gold : Waspadai Resisten Emas 1920

 Emas mencapai rekor tertinggi baru di 1920.90. Resistance kunci emas saat ini berada di 1920.90. Jika pecah ke atas level tersebut maka ada kemungkinan harga emas akan naik lagi hingga ke 1946.22. Support terdekat berada di 1895.58, kemungkinan rebound akan terjadi setelah pullback ke level tersebut. Tetapi jika tembus ke bawah 1895.58, maka koreksi bisa berlanjut hingga ke kisaran di 1879.91 - 1867.25. Lebih dalam lagi, koreksi bisa berlanjut ke 1854.59 jika harga jatuh ke bawah 1879.91.


Waspadai Resisten Emas 1920

Siap-siap! Resisten Emas Berikutnya $1930/oz


Siap-siap! Resisten Emas Berikutnya $1930/ozSetelah berhasil mencatat rekor baru pada $1920.30 di hari Selasa,komoditi emas kemungkinan bisa meraih resisten berikutnya di $1930 atau bahkan kemudian ke $1970 berdasarkan analisa teknikal menurut Barclays Capital.
Sementara menurut penjelasan Morgan Stanley, emas telah pulih banyak dari pelemahannya baru-baru ini, namun tingginya minat terhadap aset-aset safe-haven, seperti emas, akan terus diuntungkan dari ketidakpastian dari dua benua.
Mengecewakannya Payrolls AS hari Jumat silam, disusul oleh lemahnya angka aktivitas bisnis Eropa, turut menambah kekhawatiran dan ketakutan terhadap resesi double-dip.
Dan suramnya prospek ekonomi kemungkinan akan membuat emas tetap tertopang baik karena dianggap sebagai lindung nilai terutama selama sektor finansial bergerjolak.

EURUSD Mengantisipasi Keputusan Suku Bunga ECB


EURUSD Mengantisipasi Keputusan Suku Bunga ECB euro/dollarsejauh ini belum keluar dari range trading nya namun mengakhiri pekan kemarin dengan anjlok 300 poin. Melihat kedepan akankah range terbawahnya ditembus?
Pekan ini akan dipenuhi dengan kalender ekonomi yang cukup sibuk terdiri dari beberapa keputusan suku bunga, Krisis utang Yunani kembali menjadi tema di market, setelah Yunani gagal memenuhi kewajiban Uni Eropa serta IMF. Ekonom senior IMF juga mengatakan default akan terjadi dalam waktu dekat, selain itu di AS gambaran sektor tenaga kerja semakin suram setelah laporan non payroll dirilis di angka nol.
Berikut ini outlook beberapa event yang bakal mempengaruhi Eur/usd :
  1. Final Services PMI: para pelaku pasar akan memperhatikan downgrade laporan manufaktur PMI, laporan dibawah 50.0 mengindikasikan kontraksi.
  2. Sentix Investor Confidence: Setelah setahun angka ini dirilis di teritori positif, indikator ekonomi ini terakhir anjlok -13.5 point, angka yang negatif mencerminkan pesimisme analis dan investor yang dijajaki.
  3. Retail Sales: Laporan ini diekspektasikan masih positif, dimotori oleh kenaikan volume penjualan Jerman, sedangkan anak untuk kawasan keseluruhan diperkirakan menunjukkan pertumbuhan untuk dua bulan berturut.
  4. Revised GDP: Berdasarkan laporan estimasi awal, pertumbuhan ekonomi zona Eropa hanya tumbuh 0.2% di Q2. Namun setelah terindikasi laporan pertumbuhan Jerman melambat ke 0.1%, kemungkinan laporan zona Eropa juga tidak mengalami perubahan.
  5. Germany Factory Orders: Cukup kontras dengan laporan indikator lainnya, produksi industri bulan lalu dirilis mengecewakan dengan penurunan sekitar 1.1%, namun laporan pekan ini diekspektasi mengalami sedikit kenaikan.
  6. German Trade Balance: Meskipun trade balance zona Eropa mengalami defisit, namun Jerman menikmati surplus yang cukup besar.
  7. Rate Decision: Diperkirakan belum ada perubahan tingkat suku bunga pada 1.50%, seiring dengan pelambatan yang cukup signifikan begitu juga halnya penurunan laju inflasi, terutama core inflation. Trichet juga menyebutkan ekspektasi inflasi masih dipelajari, para pelaku pasar memprediksi Trichet sedikit melonggarkan ekspektasi inflasi dimana resiko masih seimbang dan ketidakpastian cukup tinggi. Estimasi CPI flash yang terakhir menunjukkan laju inflasi tahunan berada di level 2.5%, meskipun cukup tinggi untuk rate cut namun sudah cukup untuk mempertahankan level suku bunga ECB. Mata uang euro kemungkinan anjlok duluan mengantisipasi event ini.
  8. French Industrial Production: Ekonomi terbesar kedua di Eropa mengalami fluktuasi produksi industri, bulan lalju anjlok 1.6%, namun pekan ini diperkirakan naik lagi.
Kesimpulan secara keseluruhan EURUSD masih bearish akibat system perbankan yang masih rapuh terutama di Yunani, imbasnya euro/dollar masih memiliki ruang untuk jatuh tergantung pada hasil konferensi pers Trichet nanti, jika beliau masih agresif dalam hal suku bunga, maka choppy trading masih dapat berlanjut, dimana harga akan sulit anjlok dibawah range terbawahnya.

Krisis Hutang Zona Euro Kian Mencemaskan


Krisis Hutang Zona Euro Kian Mencemaskan  EURO anjlok ke level rendah 1-bulan versus Dollar AS di seluruh bursa pada hari Senin seiring meningkatnya kecemasan krisis hutang zona Euro yang dipicu memburuknya kondisi fiskal Yunani dan Italia, ditambah kekalahan telak partai berkuasa Jerman dalam pemilu regional hari Minggu.
Yield obligasi pemerintah Italia melonjak hingga mendekati level puncak 1-bulan seiring kian bertambahnya tekanan terhadap ekonomi terbesar ke-3 zona Euro tersebut untuk segera membenahi kondisi fiskalnya. Ketidakmampuan Italia untuk memenuhi komitmen anggaran sejauh ini terus menyakiti pasar obligasi negara ini.
Penundaan perundingan antara Uni Eropa/IMF dengan Yunani pada minggu lalu juga telah menimbulkan keraguan investor mengenai kemampuan Athena dalam mencapai target pemangkasan defisit anggaran yang diperlukan untuk mengamankan penyaluran bailout.
Sementara kekalahan telak partai Christian Democrats pimpinan Angela merkel dalam pemilu di wilayah Mecklenburg-Vorpommern turut menambah beban Euro mengingat hasil pemungutan suara tersebut mengindikasikan turunnya popularitas kanselir Jerman dan meningkatnya ketidakpuasan masyarakat Jerman yang harus berkontribusi dalam dana talangan zona Euro.
"Bias negatif Euro masih domiman akibat berita-berita negatif yang muncul, namun belum ada cukup katalis untuk menekannya hingga di bawah $1.4000," kata Geoffrey Yu, analis mata uang UBS.
Sejumlah analis teknikal menilai penembusan di bawah retracement 61,8% dari rally Juli-Agustus di $1.4110 telah menambah tekanan negatif, sementara MA 200-hari di sekitar $1.4010 akan bertindak sebagai support kunci bagi Euro.

Emas Incar Posisi Puncak


Emas Incar Posisi Puncak Emas berpotensi menuju kisaran $ 1.930/ons lalu $ 1.970/ons, menurut analisis teknis Barclays Capital. Logam mulia menembus level resistensi psikologis di $ 1.900/ons, di sekitar level $ 1,912.29/ons pada 23 Agustus.
"Emas pulih dari level rendah, namun aset safe haven diantaranya emas masih mendapat keuntungan dari ketidakpastian global," menurut catatan Morgan Stanley. Data payrolls AS hari Jumat yang mengecewakan, diikuti oleh kondisi ekonomi Eropa yang lemah menambah kekhawatiran mengenai pertumbuhan ekonomi dan juga resesi. Prospek ekonomi yang suram turut mendukung emas yang dianggap sebagai alat penyimpan nilai terutama selama kondisi keuangan yang bergejolak. Spot emas di $ 1,897.80/ons, turun $ 2,50 dari penutupan lalu.
Barclays Capital mengharapkan perak akan mengikuti emas dan menguji level puncak di $ 44.23/ons. Target selanjutnya di $ 46/ons. Spot perak di    $ 42.87/ons, sama dengan level penutupan. 

Kecemasan Global Lambungkan Emas


Kecemasan Global Lambungkan Emas Hargaemas kembali melambung ke atas ,900 per ons hari Senin seiring berkembangnya eskpektasi AS akan mengimplementasikan QE3 pasca data payrolls yang buruk hari Jumat lalu, sementara kecemasan krisis hutang Eropa kembali mencuat.
Analis Standard Bank Walter de Wet mengatakan penentuan hari Rabu yang dapat mengurangi kebebasan pemeirntah Jerman untuk membiayai bantuan terhadap negara terserang krisis seperti Yunani meningkatkan minat terhadap safe-haven seperti emas, sementara pertemuan European Central Bank hari Kamis akan terus menjadi fokus. "Ada ekspektasi berkembang di pasar bahwa ada respon kebijakan dari ECB pada tahapan tertentu."

BOK Akan Tahan Bunga

BOK Akan Tahan Bunga BOK diperkirakan akan manahan suku bunga untuk bulan ketiga pada hari Kamis terkait ketidakpastian eksternal yang meningkat lebih besar dibandingkan dengan kekhawatiran mengenai inflasi. Lima belas dari 18 analis yang disurvei oleh Dow Jones mengatakan BOK  akan menahan bunga di kisaran 3,25%, tiga analis memperkirakan suku bunga naik 25bp menjadi 3,50%, di lihat dari inflasi yang tinggi yang berada di level tinggi tiga tahun di 5,3% untuk bulan Agustus. "Tingkat inflasi yang kuat dan pertumbuhan produksi industri yang lemah menimbulkan merupakan tantangan besar bagi BOK. Keputusan suku bunga dijadwalkan akan dirilis hari Kamis pukul 08.00 WIB. 

G7 Berusaha Dorong Pertumbuhan


G7 Berusaha Dorong Pertumbuhan Menteri Keuangan Grup G7, yang cemas mengenai resiko terhadappertumbuhan global, nampaknya pekan ini akan setuju untuk menahan agar kebjakan moneter tetap akomodatif, memperlambat konsolidasi fiskal di negara-negara yang memungkinkan dan mengimplementasikan reformasi struktural, menurut sumber G7. Menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Jerman, Perancis, Italia, dan Inggris (G7) akan bertemu pada hari Jumat pada pelabuhan Marseilles di Perancis untuk mendiskusikan tindakan apa yang akan diambil untuk mendorong pertumbuhan global yang sedang melambat.
"Permasalahan utamanya adalah perlambatan pada perekonomian global dan cara terbaik untuk menangani itu," menurut seorang sumber yang terkait denganpertemuan. Ia juga mengatakan bahwa ada pemikiran diantara negara-negara G7 bahwa perekonomian global telah memasuki masa paling sulit sejak runtuhnya Lehman Brothers dan ada resiko resesi – baik secara teknikal, yang terlihat dari kontraksi selama 2 kuartal, atau dengan pertumbuhan yang positif namun output yang melebar.